Maksimalkan Potensi, Menkop Teten Minta Hotel-Kantor Pakai Furnitur dari Bambu

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta penggunaan barang-barang yang dibuat dari bambu diperluas. Termasuk pemanfaatan di sektor pariwisata seperti hotel, restoran, hingga perkantoran.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Nov 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2023, 21:00 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta penggunaan barang-barang yang dibuat dari bambu diperluas. Termasuk pemanfaatan di sektor pariwisata seperti hotel, restoran, hingga perkantoran.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta penggunaan barang-barang yang dibuat dari bambu diperluas. Termasuk pemanfaatan di sektor pariwisata seperti hotel, restoran, hingga perkantoran. (dok: Kemenkop)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta penggunaan barang-barang yang dibuat dari bambu diperluas. Termasuk pemanfaatan di sektor pariwisata seperti hotel, restoran, hingga perkantoran.

Terutama, kata dia, pemanfaatan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki potensi produksi bambu yang cukup besar. Jika hal itu dilakukan, diharapkan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat NTT.

"Hal itu akan menghidupkan ekonomi masyarakat di NTT, karena kebutuhan bambu akan meningkat. Bagi NTT ini menjadi bentuk konsep ekonomi restoratif, seiring potensi bambu di wilayah ini yang luar biasa," ujar Teten Masduki dalam keterangannya, Sabtu (18/11/2023).

Teten menyebut, salah satu upaya mendorong pemanfaatan bambu untuk meningkatkan nilai tambah adalah dengan mendirikan Rumah Produksi Bersama. Melalui ini, Kemenkop UKM membidik ada penamfaatan lebih luas dari beragam jenis bambu.

"Meski bambu mempunyai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi aneka produk turunan, kita perlu fokus terlebih dahulu pada bambu untuk pengganti kayu. Yaitu, bambu betung sebagai laminasi pengganti kayu keperluan kontruksi," kata Teten.

Diberi Pelatihan

Selain itu, kata Menteri Teten, Mama-Mama Bambu nantinya akan diajarkan (pelatihan) membuat suvenir dari bambu. Misalnya, seperti produk mebel hingga furnitur. Dia mengatakan, dengan mengembangkan kerajinan bambu, sama artinya dengan menjalan program ekonomi restoratif.

"Dalam ekonomi restoratif, salah satu wuiudnya adalah memulihkan sumber daya yang rusak atau meregenerasinya sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal. Di sini ada 40 ribu hektare kebun bambu, cara memanennya dengan menjaga regenerasi produksinya. Ini luar biasa," ucap MenKopUKM.

Selain bambu, Teten juga mendorong rumput laut di NTT bisa dikembangkan menjadi produk unggulan daerah. "Harus ada sekolah vokasi karena rumput laut ini ada sekitat 500 turunan produknya, seperti tepung, makanan farmasi, pengganti plastik, pupuk, dan lainnya," kata Menteri Teten.

 

Hilirisasi Produk

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai financial technology (fintech) atau pinjaman online (pinjol) bisa membantu pengusaha UMKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menilai financial technology (fintech) atau pinjaman online (pinjol) bisa membantu pengusaha UMKM

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa proses hilirisasi sumber daya alam harus melibatkan UMKM. Dengan hilirisasi produk diharapkan bisa menaikkan kualitas lapangan kerja di Indonesia.

“Hilirisasi sekarang ini bukan lagi di sektor tambang mineral tetapi juga Presiden sudah perintahkan ke saya untuk menghilirisasi seluruh sumber daya alam yang kita miliki,” kata Teten saat menjadi pembicara di Road to Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023 di Solo Technopark, Jumat (11/8/2023).

Menurut Menkop UKM dengan hilirisasi barang maka tidak lagi menjual produk mentah ke luar negeri tetapi akan terlebih dahulu diolah di dalam negeri. Dengan cara seperti itu makan diharapkan dapat menarik investor dari luar negeri untuk investasi di Indonesia.

“Misalnya bahan baku fragrance industry itu 95 persen dari Indonesia. Mestinya itu di kita. Kenapa kita masih jual minyak nilam-nya ke Prancis. Kan ada minyak cengkeh, minyak sereh wangi, minyak pala dan lain sebagainya. Justru harusnya di sini,” ujarnya.

Bambu Termasuk

Ia pun berharap seperti industri parfum juga berkembang di Indonesia. Kemudian, Teten menyebutkan saat ini terdapat tujuh brand parfum Indonesia yang sudah menguasai pasar di dalam negeri.

“Ini kan mestinya banyak ya,. Selain bahan baku parfum, kita juga punya rumput laut, sawit, ikan, bambu dan banyak yang bisa kita hilirisasi,” harapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya