USD 5,2 Triliun Kebutuhan Pembiayaan UMKM di Negara Berkembang Belum Terpenuhi

Menurut studi terbaru World Bank, akses keuangan adalah hambatan kedua yang paling sering disebut oleh usaha kecil untuk mengembangkan bisnis mereka di negara-negara berkembang.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Nov 2023, 20:50 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2023, 20:50 WIB
Rupiah Menguat 12 Poin atas Dolar
Menurut studi terbaru World Bank, akses keuangan adalah hambatan kedua yang paling sering disebut oleh usaha kecil untuk mengembangkan bisnis mereka di negara-negara berkembang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menurut studi terbaru World Bank, akses keuangan adalah hambatan kedua yang paling sering disebut oleh usaha kecil untuk mengembangkan bisnis mereka di negara-negara berkembang.

UMKM di kawasan ini memiliki kebutuhan pembiayaan yang tidak terpenuhi sebesar USD 5,2 triliun setiap tahun, yang setara dengan 1,4 kali lipat dari tingkat pembiayaan UMKM global saat ini.

"KoinWorks membuka jalan bagi para pengusaha untuk mengakses sumber daya keuangan lebih besar melalui proses yang lebih sederhana, tanpa jaminan, dengan pencairan dana yang cepat, dan fleksibilitas yang diberikan oleh KoinWorks sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka," kata Co-Founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono dikutip Selasa (28/11/2023).

KoinWorks juga telah menunjukkan komitmennya yang sejalan dengan inisiatif OJK dalam memajukan prinsip-prinsip ESG dalam sektor keuangan. Komitmen ini terlihat dalam meningkatnya keterlibatan kerangka kerja ataupun prinsip keberlanjutan ke dalam produk dan layanan keuangan yang ditawarkan oleh KoinWorks.

Industri UMKM

Selain itu, KoinWorks telah merancang rencana inisiatif yang akan efektif diimplementasikan pada tahun 2024 untuk mencapai target pertumbuhan dampak dan kontribusi ESG KoinWorks. Rencana ini mencakup layanan kepada berbagai industri UMKM yang sedang berkembang pesat.

"Rencana aksi kami untuk tahun mendatang akan memungkinkan kami meningkatkan dampak secara eksponensial. Kami sedang bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan, yang akan kami paparkan di awal tahun mendatang," tambah Angelique Timmer.

Sebagai neobank pertama untuk UMKM di Indonesia, KoinWorks pun berhasil meraih penghargaan kategori ESG Thematic pada acara tahunan SFF Global Fintech Awards yang diselenggarakan oleh Singapore FinTech Festival 2023. KoinWorks berhasil bersaing dengan lima perusahaan teknologi lain dalam kategori ini, dan mendapat pengakuan atas solusinya dalam pembiayaan UMKM pada tingkat ekosistem di Indonesia.

"Komitmen kami adalah mengatasi kesenjangan keuangan yang ada dalam ekosistem dengan menyediakan layanan keuangan bagi UMKM dalam rantai nilai mereka, hingga menghasilkan peningkatan produktivitas dan lapangan kerja, untuk berkontribusi pada pengembangan UMKM di Indonesia secara jangka panjang," tutup Chief of Impact and ESG KoinWorks Angelique Timmer.

 

Jadikan Kampus Pabrik Wirausaha, Program Enterpreneur Hub Hasilkan 500 Startup

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam pembukaan Cerita Nusantara, di Jakarta Convention Center, Selasa (28/11/2023).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam pembukaan Cerita Nusantara, di Jakarta Convention Center, Selasa (28/11/2023).

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) saat ini sedang menyiapkan program Enterpreneur Hub. Program tersebut merupakan kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia bertujuan untuk menjadikan kampus sebagai pabrik wirausaha.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki mengatakan saat ini tercatat sudah ada 500 startup yang digagas oleh kawula muda.

"Dimana sekarang sudah ada 500 startup digital yang sudah docking di Enterpreneur Hub ini yang kita inkubasi terutama kita akan dorong agar mereka masuk ke sektor produksi," kata Teten saat ditemui di JCC, Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Menurut Teten, orang Indonesia memiliki pondasi yang sangat kuat lantaran terdiri dari para pelaku, para agregator, hingga event-event yang cukup lengkap untuk menunjang industri kriya dan wastra.

"Kita lihat lagi kita tidak mau terus terbenam, terperangkap didalam produk-produk yang itu-itu saja," ujarnya,

Lebih lanjut, KemenkopUKM ingin mengarahkan 500 startup itu ke sektor produksi sehingga menciptakan peluang ekonomi baru, agar menciptakan lapangan kerja dan produk baru.

Disamping itu, Kemenkop UKM juga akan memfokuskan pengembangkan startup di sektor budi daya perairan (aquaculture) dan budi daya pangan (agriculture).

"Terutama kita akan fokus nanti di aquaculture dan agriculture dan sudah ada beberapa apliaksi digital yang agrotech yang sudah masuk di aquaculture dan agriculture sudah mulai tumbuh dan besar," pungkasnya.

Menteri Teten: Aturan HPP di E-commerce Bakal Diterapkan di Indonesia

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki saat ditemui di JCC Jakarta, Selasa (28/11/2023). (Tira/Liputan6.com)
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki saat ditemui di JCC Jakarta, Selasa (28/11/2023). (Tira/Liputan6.com)

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, aturan harga pokok produksi (HPP) di e-commerce telah disetujui untuk masuk dalam revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

"Di rapat Menko ya prinsipnya sudah disetujui," kaga Teten saat ditemui di JCC, Jakarta, Selasa (28/11/2023).

Lebih lanjut, pihaknha akan mencontoh aturan yang diterapkan China terkait pengaturan pasar digital atau e-commerce.

Diketahui, China menerapkan kebijakan pelarangan penjualan barang di e-commerce dengan harga di bawah harga pokok produksi (HPP) sebagai upaya  mencegah aksi dumping dan predatory pricing.

Kendati begitu, Teten mengungkapkan, pembahasan mengenai aturan HPP tersebut akan ditindaklanjuti setelah masa evaluasi Permendag Nomor 31 tahun 2023 selesai.

"Jadi, kita tunggu 2 bulan lagi, tapi itu harus. Kalau kita melihat bagaimana China menjaga jangan sampai pasar digital mereka didominasi sama satu platform, mereka menerapkan aturannya," katanya.

Di sisi lain, MenkopUKM belum bisa memastikan apakah aturan HPP akan berlaku untuk semua barang di e-commerce atau justru hanya sebagian produk tertentu.

Untuk membahas hal itu, KemenkopUKM akan melakukan pertemuan dengan para asosiasi pelaku usaha, misalnya asosiasi pengusaha tekstil, garmen, hingga elektronik.

"Saya akan bicara dengan asosiasi, misalnya tekstil, garmen, elektronik, mereka harus punya HPP," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya