Regenerasi Petani hingga Kemiskinan Jadi Tantangan Sektor Pertanian Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi sektor pertanian di Indonesia.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Des 2023, 13:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 13:30 WIB
Serangan Hama dan Cuaca Buruk, Hasil Panen Padi Turun di Bekasi
Petani menyemprotkan obat pembasmi hama padi jenis Jarong (unggulan) di Kawasan Bekasi-Jakarta, Selasa (2/7/2019). Hasil panen padi kali ini para petani kurang memuaskan akibat cuaca yang tidak menentu dan serangan hama. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi sektor pertanian di Indonesia.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, tantangan ini salah satunya adalah tren usia petani yang menua, dan minimnya regenerasi di tengah pentingnya peran sektor tersebut dalam perekonomian nasional.

“Ada tren pekerja di sektor pertanian cenderung menua dan ini merupakan perhatian kita bersama,” kata Amalia dalam acara Diseminasi Hasil Sensus Pertanian 2023 Tahap 1 di Ritz Carlton Jakarta, Senin (4/11/2023).

Maka dari itu, BPS menyampaikan bahwa regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian merupakan langkah yang penting untuk dilakukan.

Data BPS menunjukkan, pada Februari 2023 sekitar 58 persen tenaga kerja pertanian berumur 45 tahun ke atas.

Selain itu, sebagian besar (74,89 persen) tenaga kerja pertanian hanya menamatkan pendidikan paling tinggi Sekolah Dasar.

Hasil Sensus Pertanian

Hasil Sensus Pertanian BPS T2023 Tahap 1 menunjukkan, terjadi peningkatan proporsi pengelola Usaha Pertanian Perorangan (UTP) berumur di atas 55 tahun dan penurunan proporsi petani berumur di bawah 44 tahun dibandingkan survei pertanian pada 2013.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tantangan Lain

Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani menggiling saat musim panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mulai dari menyabit padi hingga sudah menjadi bulir gabah itu semua mengunakan tenaga manusia. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Tantangan lainnya di sektor pertanian adalah produktivitas.

Amalia menyebut, meski pertanian memainkan peran sebagai penggerak ekonomi, tetapi produktivitas masih lebih rendah dibandingkan sektor industri pengolahan.

“Produktivitas sektor pertanian kira-kira hanya seperenam dari produktivitas sektor pengolahan,” bebernya.

Ditemukan juga, rendahnya produktivitas di sektor pertanian juga memiliki korelasi dengan penduduk yang bekerja dengan status informal sebesar 88,42 persen.

Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2013 yang tercatat di kisaran 88 persen.

“Rendahnya produktivitas di sektor pertanian salah satunya juga dikontribusikan karena tenaga kerja pertanian atau mayoritas hanya menamatkan pendidikan sekolah dasar atau sekitar 75 persen tenaga kerja pertanian hanya mengalami pendidikan paling tinggi di sekolah dasar,” imbuh Amalia.

 


Kemiskinan

20160704-Pupuk Padi-Karawang- Gempur M Surya
Petani memupuk tanaman padi di Karawang, Jawa Barat, Senin (4/7). Untuk mencapai target swasembada pangan 2016, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 triliun. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Kemudian ada isu kemiskinan yang menjadi tantangan lain di sektor pertanian.

Catatan BPS menunjukkan, 48,86 persen rumah tangga miskin memiliki sumber penghasilan utama dari sektor pertanian.

Sedangkan sisanya berasal dari sektor industri sebanyak 17,96 persen, tidak bekerja 12,07 persen dan 21,11 persen merupakan faktor lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya