Liputan6.com, Jakarta Nickel Industries (NIC), satu dari 10 produsen nikel terbesar dunia, menegaskan kembali komitmennya mengurangi emisi karbon sebesar 50 persen pada 2035. Untuk kemudian merealisasikan target net zero emission pada 2050.
Perusahaan menyampaikan hal ini dalam World Climate Action Summit di Uni Emirat Arab pada akhir pekan, yang hanya dihadiri oleh dua perusahaan pertambangan dari Indonesia.
Baca Juga
Managing Director Nickel Industries Justin Werner mengatakan, komitmen ini disampaikan dalam World Climate Action Summit di Uni Emirat Arab. Ikrar itu juga selaras dengan upaya memajukan keberlanjutan industri nikel di Indonesia.
Advertisement
"Nickel Industries berkomitmen untuk mengurangi jejak karbonnya dan mengembangkan produk-produk yang berperan penting dalam transisi energi global dan keberlanjutan pada lingkup operasi kami," ujar Werner, Rabu (6/12/2023).
Sejak melantai di bursa, Nickel Industries telah mengukuhkan diri sebagai produsen nickel pig iron (NPI) global yang signifikan dan baru-baru ini melakukan diversifikasi bisnis, dengan memproduksi olahan nikel Kelas 1 yang merupakan bagian dari rantai pasok baterai kendaraan listrik.
Diversifikasi ini dilakukan dengan mengonversi sebagian produksinya menjadi nickel matte dan mengakuisisi saham dalam proyek high pressure acid leech (HPAL) milk Huayue Nickel Cobalt (HNC).
"Semakin tinggi jumlah nikel yang diproduksi dengan metode HPAL berkontribusi pada pengurangan intensitas karbon yang dihasilkan oleh Nickel Industries. Selain itu, kami juga menerapkan praktik pengolahan limbah terbaik dengan memanfaatkan penyimpanan tumpukan kering (dry-stack storage) pada seluruh operasional HPAL kami," terang Werner.
"Kami memanfaatkan HPAL generasi ketiga yang paling canggih dengan konsumsi listrik 70 persen lebih hemat dibandingkan pabrik-pabrik lain yang mengunakan teknologi HPAL. Serta emisi karbon yang jauh lebih rendah, hingga sepersepuluh dibandingkan pabrik pirometalurgi sejenis lainnya," paparnya.
Â
Gas Rumah Kaca
Komitmen untuk mengurangi gas rumah kaca secara signifikan juga diperkuat lewat penandatanganan perjanjian dengan perusahaan energi terbarukan PT Sumber Energi Surya Nusantara (SESNA) untuk pengembangan, pemasangan, pengoperasian, dan perawatan proyek energi surya berkapasitas 200 MWp + 20 MWh di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Proyek ini akan menyuplai listrik untuk pabrik pengolahan nikel Hengjaya, Ranger, dan Oracle milik NIC.
"Pemulihan panas guna mengurangi pemanfaatan batu bara dan transisi menuju pemanfaatan bahan bakar hayati (biofuel) merupakan sejumlah langkah lain yang dilakukan oleh Nickel Industries guna mengurangi jejak karbon perusahaan," pungkas Werner.
Advertisement
Hijaukan Ibu Kota Nusantara, Otorita IKN Kebut Reforestasi di Lahan Bekas Tambang
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bertekad untuk mempercepat reforestasi area terdegradasi semisal bekas lahan tambang, untuk memastikan 65 persen wilayahnya menjadi hutan tropis.
"Kami harus bekerja keras dalam area ini. Tidak hanya menanam pohon, tapi juga membangun hutan yang asri dengan biodiversitas yang lebih baik," ujar Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN, Myrna Asnawati Safitri, Rabu (6/12/2023).
Melalui ajang COP28 Dubai, Uni Emirat Arab, Otorita IKN juga meluncurkan Nusantara Regionally and Locally Determined Contribution (RLDC), dokumen peta jalan yang menjabarkan langkah-langkah Nusantara menjadi kota nol emisi atau bahkan negatif karbon pada 2045.
Myrna mengatakan, pihaknya akan meluncurkan Nature Positive Plan sebagai dokumen yang akan melengkapi RLDC.
"Untuk melakukan reforestasi dan mengontrol deforestasi, kami juga mengimplementasikan kebijakan moratorium perizinan sawit dan tambang. Di saat bersamaan penegakan hukum terhadap aktivitas tambang ilegal dilakukan bersama dengan kementerian dan lembaga lain melalui satuan tugas khusus terkait penambangan ilegal," jelasnya.
Hutan IKN
Upaya ini dilakukan mengingat beberapa wilayah hutan IKN berada dalam kondisi terdegradasi. Sebelumnya itu merupakan industri ekstraktif dan mengonversi hutan alami menjadi hutan monokultur, perkebunan sawit, dan area pertambangan.
Untuk itu upaya reforestasi terus dipercepat, mengingat komitmen IKN bahwa 65 persen dari luas wilayah IKN sekitar 252 ribu hektare merupakan hutan tropis.
Di sisi lain, Otorita IKN juga hendak mengandalkan solusi berbasis alam mengatasi isu air yang berpotensi terjadi di wilayahnya. "Kami tidak hanya ingin mengurangi emisi, tapi kami ingin juga membuat Nusantara menjadi kota yang resiliensi iklim," kata Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air OIKN, Pungky Widiaryanto.
Â
Isu Air
Salah satu fokusnya mengatasi isu air yang kerap terjadi di wilayah Kalimantan Timur. Saat musim hujan, beberapa wilayah rentan banjir sementara ketika musim kemarau terdapat potensi kekeringan.
Jadi untuk mengatasinya, kata Pungky, akan mengandalkan solusi berbasis alam untuk manajemen air. Sebagai contoh Otorita IKN akan membangun di area inti, waduk untuk menampung air yang akan digunakan di Nusantara.
"IKN juga dirancang menjadi kota spons yang yang mampu menyerap air hujan ke dalam tanah guna mencegah banjir untuk mengembalikan sirkulasi alami air. Langkah itu dilakukan bersamaan dengan peningkatan biodiversitas di kawasan IKN," tuturnya.
Advertisement