Harga Emas Siap Cetak Rekor Tertinggi, Nyesel Kemarin Tak Beli?

Dalam iklim ketidakpastian ini, emas dengan imbal hasil nol terus menjadi pilihan investasi sebagai instrumen lindung nilai yang andal terhadap inflasi dan ketidakstabilan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Jan 2025, 09:04 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 08:55 WIB
Ilustrasi harga emas hari ini
Harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi USD 2.773,02 per ons. Harga emas telah naik 2,9% sepanjang pekan ini. Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia naik lebih dari 1% pada perdagangan hari Jumat, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa yang dicetak pada Oktober 2024. kenaikan harga emas ini terjadi karena melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) Setelah Presiden AS Donald Trump mendesak Bank Sentral AS untuk menurunkan suku bunga acuan.

Harga emas menuju kenaikan minggu keempat berturut-turut.

Mengutip CNBC, Sabtu (25/1/2025), harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi USD 2.773,02 per ons. Harga emas telah naik 2,9% sepanjang pekan ini. Harga emas spot hanya berjarak USD 5,63 dari rekor tertinggi di USD 2.790,15 per ons yang dicapai pada tanggal 31 Oktober 2024.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,5% menjadi USD 2.779,7 per ons.

"Salah satu faktor yang tampaknya menjadi pendorong kenaikan harga emas dunia adalah penurunan dolar AS. Beberapa faktor terbesar yang mendorongnya terkait dengan pembicaraan (Presiden Trump) tentang tarif," kata analis komoditas TD Securities Bart Melek.

″(Trump) berisiko menaikkan tarif dan saya pikir pasar emas mungkin merasakan inflasi yang lebih tinggi dan mungkin bank sentral yang lebih akomodatif.” tambah dia.

Dalam iklim ketidakpastian ini, emas dengan imbal hasil nol terus menjadi pilihan investasi sebagai instrumen lindung nilai yang andal terhadap inflasi dan ketidakstabilan. Sementara itu, emas juga tetap sangat menarik di tengah suku bunga rendah.

Pidato Trump

Pada Forum Ekonomi Dunia pada hari Kamis, Donald Trump menyerukan penurunan suku bunga segera. Dolar AS mencapai titik terendah dalam lebih dari satu bulan, membuat emas batangan lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang di luar dolar AS.

“Fokus sekarang telah bergeser ke 1 Februari dalam hal pengumuman tarif atau kebijakan perdagangan, dengan lebih sedikit fokus pada pertemuan Fed 29 Januari,” tulis analis Standard Chartered dalam sebuah catatan.

Trump mengatakan tarif pada Meksiko, Kanada, Tiongkok, dan Uni Eropa dapat diumumkan pada 1 Februari 2025.

Para pedagang memperkirakan Fed tidak akan mengubah suku bunga pada pertemuan minggu depan.

 

Ancaman Tarif Trump Beri Tenaga Harga Emas

Ilustrasi harga emas hari ini
Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)... Selengkapnya

Pada perdagangan kemarin, harga emas dunia bergerak di kisaran USD 2.739 per ons pada Jumat lagi ini. Angka ini turun karena adanya aksi profit-taking setelah tiga hari berturut-turut mengalami kenaikan lebih dari 2%.

Aksi ambil untung ini membuat para pelaku pasar mengurangi eksposur mereka terhadap emas, terutama menjelang data Klaim Pengangguran AS yang diproyeksikan melonjak ke level tertinggi dalam enam minggu terakhir.

Selain itu, perhatian pasar juga tertuju pada pidato Presiden AS Donald Trump di Davos World Economic Forum (WEF), yang berpotensi memengaruhi sentimen global.

Analis Dupoin Andy Nugraha menjelaskan, berdasarkan analisis teknikal, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tren bullish masih mendominasi pergerakan harga emas

"Harga emas berpotensi melanjutkan kenaikan hingga mencapai USD 2.780. Namun, apabila terjadi reversal, level support terdekat berada di USD 2.736, yang menjadi batas bawah proyeksi penurunan pada perdagangan hari ini," jelas dia dalam keterangan tertulis, Jumat (24/1/2025).

Faktor pendukung lainnya datang dari kekhawatiran terhadap rencana tarif Presiden Trump yang mendorong permintaan emas sebagai aset safe-haven. Harga emas telah menunjukkan kenaikan signifikan ke level USD 2.764 pada Jumat ini, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar.

Meskipun demikian, pemulihan dolar AS untuk hari kedua berturut-turut memberikan tekanan terhadap emas. Dolar yang lebih kuat didukung oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS yang moderat, serta sentimen risk-on di pasar ekuitas, yang mengurangi daya tarik emas sebagai instrumen investasi non-imbal hasil.

Kebijakan Perdagangan Trump

Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP... Selengkapnya

Namun, ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga dua kali tahun ini menjadi katalis yang membatasi penurunan harga emas. Proyeksi tersebut membuat imbal hasil obligasi AS tetap tertekan, sehingga menahan penguatan lebih lanjut pada dolar AS.

Ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan Trump, yang berpotensi memicu volatilitas pasar, juga memberikan dukungan tambahan bagi emas. Dalam skenario ini, harga emas berpeluang tetap berada dalam tren bullish jangka menengah.

Selain itu, kurangnya detail mengenai rencana tarif Presiden Trump serta meredanya ketegangan geopolitik menjadi faktor yang mendukung sentimen risk-on, meski inflasi yang mungkin muncul dari kebijakan Trump dapat memengaruhi keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi.

Bagaimanapun, para investor masih mengantisipasi potensi pemangkasan suku bunga Fed sebanyak dua kali pada tahun ini, yang dapat membatasi kenaikan dolar dan mendukung harga emas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya