Bukan Kaleng-Kaleng, Ini Alasan Taylor Swift Masuk 5 Besar Daftar Wanita Paling Berpengaruh Dunia

Ini dampak sosial ekonomi yang disebabkan Taylor Swift Effect, bikin dia naik peringkat di Forbes

oleh Vatrischa Putri Nur Sutrisno diperbarui 10 Des 2023, 21:05 WIB
Diterbitkan 10 Des 2023, 21:05 WIB
Taylor Swift
Konser ini dihadiri ribuan Swifties, atau sebutan untuk para fans Taylor Swift. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Liputan6.com, Jakarta - "Kalian membuat saya merasa fenomenal,"

Taylor Swift sering mengatakan kepada para penggemar yang memadati stadion yang penuh sesak di setiap The Eras Tour, tepat sebelum ia membawakan lagu The Man.

Sambil menikmati tepuk tangan, bintang pop berusia 33 tahun ini kemudian melenturkan bisepnya dan mencium ototnya, yang membuat para penonton semakin bersemangat.

"Kamu membuat saya merasa sangat kuat." tutur Taylor Swift sambil tersenyum.

Ini adalah drama yang cerdas. Namun Swifties yang merupakan kelompok penggemar Taylor Swift memahami bahwa dia adalah sumber kekuatannya sendiri.

Selama 17 tahun meniti karier yang luar biasa, Taylor Swift memiliki banyak pengaruh terhadap ekonomi, budaya, dan politik. Semua itu telah membuatnya melejit naik ke peringkat Wanita Paling Berpengaruh di Dunia versi Forbes. Taylor Swift berhasil naik dari peringkat 79 di 2022 menjadi peringkat 5 tahun ini.

Berkat kesuksesan The Eras Tour yang memecahkan rekor, Swift menjadi miliarder pada Oktober. Itu sekaligus menjadikannya artis rekaman langka yang mencapai status sepuluh digit.

Dia otomatis tergabung dengan artis-artis lain seperti Jay-Z yang memiliki kekayaan bersih USD 2,5 miliar dan Rihanna yang memiliki harta USD 1,4 miliar.

Konser tiga setengah jam yang ini merupakan titik puncak kariernya, The Eras Tour telah meraup hampir USD 850 juta selama 66 pertunjukan di AS.

Pertunjukan pertamanya telah menambahkan sekitar USD 190 juta, setelah pajak, ke dalam pundi-pundi kekayaan Swift, meningkatkan kekayaan bersihnya menjadi USD 1,1 miliar.

Pertunjukan ini akan berlanjut ke Eropa dan Asia di tahun 2024.

Taylor Swift Bagai Pebisnis di Berbagai Sektor

Taylor Swift: The Eras Tour
Taylor Swift menghadiri acara gala premiere film Taylor Swift: The Eras Tour di AMC The Grove, Los Angeles, California, Amerika Serikat, Rabu (11/10/2023). Taylor Swift mengejutkan para penggemarnya ketika menghadiri acara tersebut. (Matt Winkelmeyer/Getty Images/AFP)

Apa yang disebut sebagai Taylor Swift Effect memberikan dampak finansial yang cukup luas. Dua malam turnya di Denver AS menambahkan USD 140 juta pada produk domestik bruto Colorado Ini berkat para penggemar yang menghabiskan biaya rata-rata USD 1.300 per orang untuk menginap di hotel, restoran, dan toko-toko.

Federal Reserve Philadelphia bahkan mengutip Swift dalam Beige Book bulan Juni. Dia mencatat bahwa Mei, di mana bulan penyanyi asal Pennsylvania ini tampil di Lincoln Financial Field di Philly selama tiga malam, merupakan bulan terkuat untuk pendapatan hotel di kota tersebut sejak sebelum pandemi.

Asosiasi Perjalanan AS juga memperkirakan bahwa secara kolektif, tur Eras di AS telah menambah lebih dari USD 5 miliar bagi perekonomian negara bagian.

"Dia seperti perusahaan besar yang pada dasarnya dia seakan-akan beroperasi di banyak sektor," kata Carolyn Sloan ekonom tenaga kerja dan profesor Universitas Chicago.

"Audiensnya sangat muda dan kebanyakan perempuan untuk waktu yang lama, orang-orang dulu mungkin meremehkan betapa besarnya hal ini, secara ekonomi. Tapi sekarang tidak ada yang meragukan hal tersebut saya rasa," tambahnya.

Penonton yang didominasi oleh kaum muda dan perempuan itu juga semangat menyambut Taylor Swift box office film tahun ini. Di sini, lagi-lagi, ia mengepakkan bisnisnya dengan studio-studio film Hollywood hingga box office di seluruh dunia untuk merilis Taylor Swift: The Eras Tour (film konser) pada bulan Oktober. Di Indonesia sendiri, film Taylor Swift: The Eras Tour ini ditayangkan pada bulan November lalu.

Taylor Swift itu sendiri adalah alat pemasaran yang hebat. Stacy Jones pendiri agensi pemasaran Hollywood Branded, memperkirakan bahwa penyanyi ini telah mengumpulkan lebih dari 130 miliar USD dari media.

Pada akhirnya, film ini berhasil meraup USD 93 juta pada akhir pekan pembukaannya dan telah meraup total lebih dari USD 250 juta di seluruh dunia.

Taylor Swift Mengubah Dunia

Taylor Swift Menggebrak Lewat Tur Eras. (AP Photo/Ashley Landis)
Taylor Swift Menggebrak Lewat Tur Eras. (AP Photo/Ashley Landis)

Seperti halnya The Eras Tour dan film konsernya, sebagian besar kekuatan Swift berasal dari kendali langsungnya atas bisnisnya.

Yang lebih mengesankan dan berpotensi jauh lebih menguntungkan adalah cara dia mendapatkan kembali kepemilikan katalog lagunya dengan merekam ulang album-album yang merupakan bagian dari penjualan senilai USD 300 juta yang dituduhkan dilakukan di belakangnya.

Sejauh ini, ia telah merekam ulang dan merilis empat dari enam album yang merupakan bagian dari penjualan tersebut. Yang terbaru, 1989 (Taylor's Version), mencetak rekor Spotify sebagai artis yang paling banyak di-streaming dalam satu hari saat dirilis pada akhir Oktober lalu.

Jika Anda mempertimbangkan bahwa Katy Perry dan Justin Bieber menjual hak atas katalog musik mereka masing-masing pada tahun 2023 dengan harga lebih dari 200 juta USD, nilai musik Taylor Swift hanya akan membuatnya semakin kaya di masa yang akan datang.

 

Posisi Pertama

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. (Dok. AFP)
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. (Dok. AFP)

Meskipun Taylor Swift sangat hebat, dia bukanlah wanita paling berpengaruh di dunia. Gelar tersebut jatuh pada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang kebijakan dan keputusan anggarannya mempengaruhi 450 juta penduduk Eropa. Jumlah itu mungkin akan segera melonjak melewati 500 juta orang.

Dalam pidato kenegaraan tahunannya pada bulan September, von der Leyen menegaskan kembali niatnya untuk menjadikan Ukraina dan negara-negara di Balkan Barat sebagai anggota resmi Uni Eropa.

Nomor 2 wanita paling berkuasa di dunia tahun ini adalah Christine Lagarde, presiden Bank Sentral Eropa yang membentuk kebijakan moneter Eropa pada saat inflasi tinggi. 

Kemudian yang berada di depan Swift adalah Wakil Presiden AS Kamala Harris menyabet nomor 3 dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyabet nomor 4. Keduanya adalah wanita pertama yang memegang posisi masing-masing, dan menegaskan pengaruhnya dengan mengusulkan reformasi pada konstitusi Italia yang akan memungkinkan pemilihan perdana menteri secara langsung.

"Semua orang yang memiliki kuasa besar adalah wanita yang sangat kuat," kata Jones, pakar branding, "tapi mereka tidak akan bisa mengubah dunia seperti Taylor Swift."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya