Beri Pernyataan Penutup Debat Cawapres 2024, Mahfud MD Nyanyikan Lagu Ebiet G Ade

Mahfud MD menjelaskan, masalah utama yang terjadi di Indonesia dalam debat cawapres ini adalah pedang hukum di Indonesia sangat tumpul. Jika tidak tumpul maka bisa tabrak habis-habisan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Jan 2024, 22:05 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 22:05 WIB
Kostum Tematik ala Ganjar-Mahfud pada Debat Keempat Pemilu 2024
Keduanya menggunakan kostum tematik baru saat menghadapi debat keempat Pilpres 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil Presiden Nomor Urut 3 Mahfud MD memberikan pernyataan penutup dalam debat calon wakil presiden (Cawapres) yang berlangsung di JCC Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Mahfud MD menjelaskan, masalah utama yang terjadi di Indonesia dalam debat cawapres ini adalah pedang hukum di Indonesia sangat tumpul. Jika tidak tumpul maka bisa tabrak habis-habisan. Program pembangunan akan berjalan dengan baik.

"Mas Ganjar dan saya minta maaf kepada para ibu dan anak cucu yang telah ikut terlibat atau tanpa bisa berbuat apa apa ketika terjadi perusakan alam yang ibu dan para cucu itu alami," jelas dia.

Ia pun teringat dengan lagu yang dilantunkan oleh Ebiet G Ade.

"Barangkali di sana ada jawabnyaMengapa di tanahku terjadi bencanaMungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kitaYang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa,"

Menurut Mahfud MD,itu adalah bukti-bukti kerusakan yang telah dialami saat ini. Oleh sebab itu ia berjanji akan mengembalikan secara bertahap hak rakyat dan untuk ibu-ibu dan anak cucu.

Mahfud akan menagih ke dunia internasional akan hutang-hutang mereka karena merusak alam.

Ternyata, Ini Makna Outfit ala Mapala Ganjar-Mahfud MD di Debat Cawapres 2024

Kostum Tematik ala Ganjar-Mahfud pada Debat Keempat Pemilu 2024
Capres-Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kiri) dan Mahfud MD (kanan) sesaat sebelum Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tiga minggu menjelang Pilpres 2024, ketiga cawapres kembali tampil dalam Debat Cawapres dengan tema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa.

Digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan (21/1), ketiga cawapres didampingi oleh masing-masing capres dan massa pendukungnya. Seperti pada debat-debat sebelumnya, paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD melakukan persiapan dengan total. Bukan hanya substansi dan data, tetapi juga menggunakan busana yang relevan dengan tema debat sekaligus bentuk dukungan terhadap jenama lokal karya anak bangsa.

Paslon Ganjar-Mahfud memasuki venue debat dengan penampilan khas pecinta alam: Kemeja tactical outdoor berwarna khaki dan hijau dilengkapi syal ala pendaki yang diikatkan di sekeliling leher. Berjalan dengan gagah, kedua calon pemimpin ini kemudian membuka syal bernuansa hijau tersebut dan membentangkan ke arah penonton.

Terlihat ikon angka 3 dengan elemen grafis bernuansa sustainability dikelilingi slogan “sat-set tas-tes selesai.” Setelah itu, Ganjar-Mahfud mengangkat tangannya membentuk gestur yoga tiga jari mudra pertiwi dan mengucapkan “Salam Bumi” dengan lantang.

"Mudra pertiwi (pritivhi mudra) adalah gestur meditasi yang berhubungan dengan elemen bumi atau tanah. Gestur dengan tiga jari terangkat ini menyeimbangkan energi di dalam tubuh dan menyelaraskan dengan bumi dalam harmoni. Sikap “membumi” yang muncul akan menghadirkan rasa aman, tenteram, dan stabil, serta menguatkan tubuh secara fisik. Menyatu dengan bumi akan menyembuhkan diri. Mudra pertiwi menjadi inspirasi “Salam Bumi” Ganjar-Mahfud sebagai spirit kepemimpinan yang bersahabat dengan alam dan penuh perhatian menjaga kelestarian ibu pertiwi," dikutip dari keterangan tertulis Ganjar-Mahfud MD, Minggu (21/1/2024).

 

Kedekatan Manusia dengan Alam

Kostum Tematik ala Ganjar-Mahfud pada Debat Keempat Pemilu 2024
Kostum yang digunakan disesuaikan dengan tema debat kali ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemeja pecinta alam yang diproduksi custom oleh jenama Hoya Fields asal Bandung dipilih oleh paslon Ganjar-Mahfud karena keterkaitannya pada isu-isu “hijau” dan “biru.” Kedekatan manusia dengan alam memang menjadi kunci penanganan isu yang vital bagi masa depan nusantara ini, sebagaimana capres dan cawapres yang punya sejarah bertautan dengan alam.

Terlahir di sebuah desa di lereng Gunung Lawu, sejak kecil Ganjar Pranowo gemar mendaki gunung. Saat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Ganjar bergabung dengan organisasi mahasiswa pecinta alam Majestic-55 (Mahasiswa Justicia Club).

Ganjar kemudian terpilih menjadi ketua organisasi tersebut pada periode 1988-1990. Kecintaan Ganjar pada alam juga diwujudkan dengan memberi nama anak tunggalnya dengan kata “Alam” dengan doa supaya menjadi anak tangguh, mengerti kondisi sekitar, dan selalu membangun kepedulian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya