Gubernur BI: Rupiah Bakal Menguat di Semester II-2024

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti Rupiah yang menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 31 Jan 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2024, 12:30 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di 6% pada Januari 2024
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti Rupiah yang menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir. (dok: Tira)

 

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti Rupiah yang menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir.

Rupiah sekarang memang agak naik turun, tapi kami yakin di semester kedua akan apresiasi mengarah kepada fundamentalnya,” ujar Perry Warjiyo, dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 yang disiarkan pada Rabu (31/1/2024).

Seperti diketahui, pelemahan Rupiah dalam beberapa waktu terakhir telah mendorongnya hampir ke kisaran Rp 16.000.

Terpantau pada penutupan Selasa kemarin (30/1) Rupiah mencapai kisaran Rp 15.750 dan diproyeksi menyentuh kisaran Rp 15.800.

Waspada Suku Bunga The Fed

Perry Warjiyo pun mengingatkan agar Pemerintah dan masyarakat tetap waspada pada suku bunga Federal Reserve yang belum menunjukkan tanda penurunan.

“Apakah Fed Fund Rate masih akan naik, semua orang masih menebak di semester 1 tapi pergerakan mungkin di semester 2, tapi jelas akan turun, insyaallah,” bebernya.

Tetapi Gubernur Bank Indonesia juga optimis ekonomi Indonesia di 2024 akan mencatat kinerja yang lebih baik, dengan pertumbuhan akan sedikit di atas 5 persen, inflasi terkendali 2,5+-1 persen, dan kredit 10 sampai 12 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Digitalisasi Keuangan Tercepat di Dunia

Bank Mandiri dan Pizza Hut Dukung Aksi Kemanusiaan Lewat QRIS
Bank Mandiri dukung Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mempermudah penggalangan donasi kemanusiaan dengan menyediakan QRIS.

Bahkan, digitalisasi keuangan Indonesia termasuk yang tercepat di dunia.

“Tidak hanya QRIS, tapi juga elektrifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah, bansos, dan UMKM. Adapun juga kerja sama internasional, cross border payment,” jelas Perry.

“Syukur, bersyukur, bersyukur, Indonesia adalah one the best economic performance in the world, tahun lalu pertumbuhan kita sekitar 5 persen, inflasi telah masuk 4 terendah di dunia termasuk di antara negara G-20 sebesar 2,61 persen, Rupiah apresiasi, kredit tumbuh 10 persen, digitalisasi juga dahsyat luar biasa,” imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya