Harga Beras Masih Mahal Meski Sudah Ada Bansos, BPS Bongkar Penyebabnya

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkap penyebab harga beras masih mahal di pasaran.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Feb 2024, 13:15 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2024, 13:15 WIB
20160503-Pasar- Inflasi Masih Terkendali Hingga Juni-Jakarta-Angga Yuniar
Pedagang tengah menata dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga bahan kebutuhan pokok relatif terkendali seperti beras dan daging ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkap penyebab harga beras masih mahal di pasaran. Meskipun, pemerintahan Presiden Jokowi gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.

Amalia menyebut, mahalnya harga beras di pasaran akibat beberapa negara penghasil masih menahan ekspor beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sehingga, terjadi kelangsungan pasokan beras di pasar internasional.

"Harga beras yang tinggi karena memang pertama kembali lagi ini dipengaruhi oleh suplai yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan demand (permintaan).  Karena beberapa negara menahan dari ekspor berasnya," ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta,  Kamis (1/4/2042).

Selain itu, tren kenaikan harga beras juga terjadi akibat produksi yang lebih rendah dibandingkan sejumlah sentra wilayah. Ini disebabkan oleh faktor cuaca akibat El-Nino berkepanjangan.

"Sementara itu kalau di dalam negeri juga panen beras yang relatif lebih rendah dikarenakan faktor cuaca El Nino," ungkap Amalia.

Produksi Masih Rendah

Oleh karena itu, BPS memproyeksikan produksi beras untuk periode Januari - Februari 2024 masih lebih rendah dibandingkan permintaan. Namun, Amalia tidak menyebutkan data produksi beras untuk periode Januari - Februari 2024.

"BPS memperkirakan bahwa produksi beras masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan konsumsi atau terjadi defisit sesuai dengan angka yang kami peroleh,"  pungkasnya.

 

Penyaluran Bansos

Bansos Beras
Penambahan periode bantuan diharapkan selain menjaga stabilitas ketahanan pangan dengan menjaga daya beli masyarakat juga membantu pengendalian inflasi sebagai dampak kenaikan harga beras saat ini. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan, penyaluran bantuan bansos beras sebesar 10 kg untuk tiap keluarga penerima manfaat (KPM) akan terus dilanjutkan hingga Maret 2024.

Jokowi menyebut bahwa program bantuan bansos yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) tersebut bisa dilanjutkan hingga Juni 2024, namun dengan melihat kondisi APBN.

"Jadi Januari, Februari, Maret (bansos beras tetap lanjut). Nanti saya lihat lagi kalau APBN memungkinkan, April, Mei, Juni," ujar Jokowi saat mengunjungi Gudang Bulog Gumilir di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (2/1/2024).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya