Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Mohamad Risal Wasal, buka suara soal keputusan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk melakukan impor tiga KRL dari China senilai Rp 783 miliar.Â
Risal mengaku belum mendapat informasi langsung terkait itu. Namun, ia mempersilakan PT KAI (Persero) dan anak usahanya untuk melakukan impor KRL dari negara luar.Â
Baca Juga
"Saya belum punya informasi itu, tapi memang kewenangan untuk pengadaan sarana ada di operator. (Termasuk KAI?) Iya, operator kita ada 10," ujar Risal sesuai bertemu dengan CTIS terkait inovasi teknologi kereta api di Kantor Kemenko Marves, Rabu (7/2/2024).
Advertisement
Adapun untuk pengadaan impor KRL tersebut, KCI mengantongi total dana sekitar Rp 8,65 triliun. Berasal dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 5 triliun, dan pinjaman bank senilai Rp 3,65 triliun.Â
"Kan kemarin sudah disepakati dengan pak Menko Marves, berapa PMN kita untuk kereta api, berapa untuk INKA, sudah ada," imbuh Risal.Â
Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub pun mempersilakan KCI untuk mengimpor KRL dari negara manapun, baik itu dari Jepang seperti yang santer dibicarakan sebelumnya maupun China.Â
"Kita kasih standarnya, standar kereta api. Dia boleh milih dari manapun," kata Risal.
Harga Kompetitif
Sebelumnya, KCI atau KAI Commuter juga telah buka suara terkait keputusannya untuk memilih mendatangkan kereta rel listrik (KRL) baru impor asal CRRC Sifang Co, China dibandingkan Jepang maupun Korea Selatan.
Vice President Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan alasan KCI memilih untuk mendatangkan tiga rangkaian KRL impor baru karena China lantaran faktor harga. Dia menyebut, KRL baru impor dari sisi harga lebih kompetitif dibandingkan Jepang maupun Korsel.
"Jadi, kalau kami memberitahu dari sisi harga juga cukup kompetitif, berarti manufaktur lain lebih tinggi. Karena pihak produsen (Jepang - Korea) ini menyampaikan adanya perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan dari proposal sebelumnya," ujar Anne dalam acara Konferensi Pers di Kantor KCI Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Selasa (6/2/2024).
Selain harga, alasan KCI memilih KRL baru impor buatan CCRC Sifang terkait spesifikasi teknis. Di mana KRL impor buatan China tersebut dapat memenuhi spesifikasi teknis dan waktu pengiriman (time delivery) yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya.Â
"Jadi, kita mempertimbangkan juga dari sisi spesifikasi teknis ya, selain harga tadi," bebernya.
Advertisement
Tiba 13 Bulan Lagi
Anne mengatakan, tiga rangkaian KRL impor China tersebut akan tiba di Indonesia sekitar 13,5 bulan setelah penandatanganan nota kesepahaman.
Meski demikian, tiga KRL baru impor buatan asal China tersebut harus melalukan rangkaian tes uji coba oleh DJKA Kemenhub dan pihak terkait.
"Kan ada tes uji sertifikasi, seperti harus melalui 4.000 kilometer dulu," beber Anne.
Â