Bos PLN Curhat ke DPR Pernah Hadapi Krisis Kelistrikan

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo telah melakukan corrective action untuk menyelesaikan tantangan stok batu bara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP).

oleh Tira Santia diperbarui 03 Apr 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2024, 17:00 WIB
Bos PLN Curhat ke DPR Pernah Hadapi Krisis Kelistrikan
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (3/4/2024). (Foto: tangkapan layar/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, menyampaikan kilas balik kepada Komisi VI DPR RI pada Desember 2021, PLN pernah menghadapi tantangan stok batu bara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP).

"Kilas balik pada Desember 2021 PLN menghadapi krisis di mana stok batu bara di pembangkit-pembangkit PLN maupun pembangkit swasta pada saat itu hanya mendekati 5 hari operasi, sehingga pada saat itu kondisi sistem kelistrikan kritis," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (3/4/2024).

Kendati begitu, PLN telah melakukan corrective action menyelesaikan kondisi kritis tersebut, sehingga sepanjang 2023 kondisi kelistrikan kembali kokoh dengan HOP rata-rata 20 hari.

"Di mana kami sempat menghadapi tantangan hanya 5 hari sebelum terjadi ada pemadaman di 15 juta pelanggan PLN. Untuk itu PLN sudah melakukan suatu corrective action menyelesaikan kondisi kritis tersebut, sehingga hari ini hari operasi atau stok batu bara kami rata-rata di atas 20 hari," ujarnya.

Masalah tersebut bisa diselesaikan lantaran PLN mengubah sistem yang tadinya memasok energi primer yang terbatas menjadi pasokan energi primer untuk pembangkit yang lebih kokoh dan lebih konsisten.

"Kami juga mengubah kontrak-kontrak kami yang tadinya jangka pendek, kontrak yang ringkih, menjadi kontrak yang jangka panjang yang jauh lebih kokoh, sehingga kami bisa memperbaiki sistem kelistrikan yang tadinya rentan menjadi sistem kelistrikan yang semakin handal," katanya.

Selain itu, Darmawan juga menyampaikan kilas balik pada Desember 2015, di mana sistem kelistrikan di Indonesia banyak yang dalam status kritis, artinya beberapa sistem berstatus defisit sedangkan yang lainnya berstatus margin yang belum mencukupi.

Namun, saat ini sistem kelistrikan Indonesia sudah jauh lebih kokoh, yakni memiliki cadangan daya yang sangat besar dengan reserve margin rata-rata di atas 30%.

"Ini adalah buah manis dari pengembangan ekspansi infrastruktur kelistrikan baik itu dari pembangkitan, transmisi maupun juga distribusi sehingga sistem kelistrikan nasional di tahun 2024 ini jauh lebih kokoh dibandingkan sistem kelistrikan di tahun 2015," pungkasnya.

20 GW Pembangkit Listrik Pakai Gas Bumi pada 2024, PLN Siapkan Stok LNG

Pengembangan LNG Terminal Bali. Dok PLN
Pengembangan LNG Terminal Bali. Dok PLN

Sebelumnya diberitakan, subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) siap mendukung pencapaian target penggunaan gas bumi pada pembangkit sebesar 20 GW di 2024 sebagai langkah dalam mencapai transisi energi, untuk menunjangnya perusahaan tersebut membuka kesempatan kolaborasi dalam pengembangan Liquified Natural Gas (LNG) di Indonesia.

Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara mengatakan, keberadaan energi gas dalam roadmap transisi energi sangat vital untuk mendampingi penggunaan EBT yang memiliki kelemahan intermitensi atau ketidakmampuan memproduksi energi secara terus menerus. Pembangkit gas pun bisa direalisasikan dengan cepat hanya dalam 3-4 tahun.

Untuk menunjang transisi energi, PLN sebagai katalisator transisi energi di Indonesia telah merencanakan penambahan 80 Gigawatt energi listrik hingga 2040. Kapasitas energi tersebut akan diisi oleh energi baru terbarukan (EBT) sebesar 75 persen atau setara 60 Gw dan 25 persen atau 20 GW kemudian di isi oleh energi gas.

”Pengembangan EBT dihadapkan pada tantangan intermitten, oleh karena itu sektor yang bisa kita akses ialah dengan gas. Pembangkit gas juga tergolong sebagai pembangkit yang bisa dengan cepat dibangun tidak seperti hydro dan geothermal,” kata Iwan, Kamis (21/3/2024).

Menurut Iwan, ketergantungan PLN pada LNG dibutuhkan untuk mengkompensasi penurunan produksi gas pipa dalam negeri serta untuk memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat. Untuk itu PLN tengah mengembangkan infrastruktur midstream LNG untuk menggantikan penggunaan solar atau bahan bakar fosil dan untuk melengkapi pengembangan energi terbarukan.

Tambah Emisi

Pengembangan LNG Terminal Bali. Dok PLN
Pengembangan LNG Terminal Bali. Dok PLN

Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rahmad Dewanto menambahkan, PLN telah memilih skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) sebagai skenario optimum untuk menurunkan emisi sekaligus menjaga baik kehandalan sistem maupun kelangsungan keuangan perusahaan.

“Lewat ARED akselerasi transisi energi Indonesia akan berjalan dengan agresif. Kami terus menyelaraskan pengembangan pembangkit listrik berbasis gas dengan lokasi tambahan permintaan tersebar di Indonesia,” ucap Rakhmad.

Rakhmad melanjutkan, bahwa sebagai satu-satunya entitas yang berinteraksi dengan pasar, PLN EPI terus mentransformasikan dirinya melalui optimalisasi kontrak dan infrastruktur. Selanjutnya PLN EPI terus meningkatkan transparansi, efisiensi dan fleksibilitas melalui kontrak multi destination contract.

”Sebagai soul of supply pasokan Gas dan LNG untuk Pembangkit Listrik di Indonesia, kami siap untuk berkolaborasi dengan mitra gas global untuk mendukung transisi energi di Indonesia,” ujar Rakhmad.

 

Tenang, PLN Jamin Bahan Bakar Pembangkit Listrik Aman Selama Ramadan 2024

PLN memastikan SPKLU siap melayani dan memudahkan untuk masyarakat menggunakan mobil listrik selama periode mudik Lebaran 2023. (Dok PLN)
PLN memastikan SPKLU siap melayani dan memudahkan untuk masyarakat menggunakan mobil listrik selama periode mudik Lebaran 2023. (Dok PLN)

Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat pasokan bahan bakar pembangkit untuk menjaga keandalan distribusi listrik selama periode Ramadhan 1445 H.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan PLN EPI memastikan kecukupan bahan bakar pembangkit listrik dengan terus memperkuat rantai pasok dan memperbaiki tata cara pemenuhan bahan bakar pembangkit.

“PLN EPI siap memberikan pasokan listrik yang handal selama periode Ramadhan tahun ini. Stok bahan bakar pembangkit saat ini berada dalam taraf aman,” kata Iwan dikutip dari Antara, Minggu (17/3/2024)

Ia menegaskan selain memperkuat pasokan bahan bakar, PLN EPI juga terus memantau bongkar muat hingga pengadaan yang semua terpantau secara digital.

Iwan merinci stok batu bara untuk pembangkit listrik secara umum berada dalam kondisi aman.

“Kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik saat ini berada dalam kondisi aman dengan rata-rata di atas 20 Hari Operasi Pembangkit (HOP),” ungkap Iwan.

Iwan menjelaskan stok batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLN untuk sistem Jawa-Madura-Bali (Jamali) mencapai 26,6 HOP.

Sementara itu, stok untuk sistem Sumatera-Kalimantan (Sumkal) sebesar 22,6 HOP dan untuk Sulawesi-Maluku-Papua-Nusa Tenggara sebesar 32,6 HOP.

Selain kebutuhan batu bara, PLN juga menjamin tersedianya kebutuhan energi primer lainnya seperti bahan bakar minyak dan gas. Dengan stok Liquefied Natural Gas (LNG) di atas 20 HOP.

Tercatat, nominasi kebutuhan gas untuk pembangkit listrik PLN secara nasional mencapai 1.220 BBTUD (billion british thermal unit per day) dengan rata-rata realisasi sebesar 1.229 BBTUD.

Sementara itu, pemenuhan kebutuhan BBM sebagai bahan bakar pembangkit juga terus diperkuat dimana rata-rata stok BBM di seluruh sistem kini berada di atas 11 HOP.

"PLN EPI berkomitmen memberikan keamanan pasokan energi primer pembangkit yang optimal agar masyarakat dapat melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan dengan nyaman dan khusuk," ujar Iwan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya