Harga Minyak Melejit Setelah Israel Dilaporkan Bersiap Hadapi Serangan Iran

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei menyentuh level tertinggi USD 87,67.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Apr 2024, 08:59 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2024, 08:00 WIB
Harga Minyak Melejit Setelah Israel Dilaporkan Bersiap Hadapi Serangan Iran
Harga minyak dunia melesat pada perdagangan Jumat, 12 April 2024 setelah Israel dilaporkan sedang persiapkan serangan langsung ke Iran pekan ini. (Foto: AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia melesat pada perdagangan Jumat, 12 April 2024 setelah Israel dilaporkan sedang persiapkan serangan langsung oleh Iran pekan ini. Hal tersebut dapat meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang terbesar sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/4/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei menyentuh level tertinggi USD 87,67. Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Juni reli ke posisi USD 92,18.

Saham Exxon Mobil sentuh level tertinggi dalam perdagangan intraday ke posisi USD 123,74 seiring harga minyak yang reli angkat sektor energi.

Harga minyak AS bertambah 64 sen atau 0,75 persen ke posisi USD 85,66 per barel. Sementara itu, harga minyak acuan global ke posisi USD 90,45 atau 0,79 persen atau 71 sen.

Adapun Israel sedang siapkan serangan langsung ke Iran pada akhir pekan ini. Hal itu disampaikan sumber kepada the Wall Street Journal. Seorang yang mendapatkan penjelasan dari pimpinan Iran menuturkan kepada Journal kalau belum ada keputusan akhir dengan drone atau rudal terhadap Israel dapat terjadi dalam waktu 48 jam ke depan.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem pada Kamis pekan ini membatasi pegawai pemerintah dan keluarga mereka untuk melakukan perjalanan pribadi ke luar Tel Aviv, Yerusalem dan Beersheba untuk sangat berhati-hati sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah untuk hukum Israel atas serangan rudal terhadap gedung diplomatik di Damaskus, Suriah pekan lalu yang tewaskan tujuh pejabat militer Iran.

 

Penguatan Harga Minyak

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Harga minyak menguat setelah serangan itu. Namun, harga minyak berjangka turun pekan ini seiring data inflasi dan stok minyak mentah AS telah bebani pasar.

Israel telah peringatkan Iran kalau akan membalas jika Teheran menyerang Israel.

"Jika Iran menyerang dari dari wilayahnya, Israel akan bereaksi dan menyerang Iran,” ujar Menteri Luar Negeri Isreal Katz di platform media sosial X pada Rabu pekan ini.

Adapun harga minyak berjangka dapat melonjak ke posisi hingga US 100 per barel jika Iran langsung menyerang Israel, menurut President of Rapidan Energy Bob McNally.

"Jika eskalasi menyebabkan gangguan di Selat Hormuz, jalur perdagangan minyak yang penting, harga bisa melonjak hingga USD 120-USD 130 per barel,” ujar dia kepada CNBC.

 

Iran Tak Jadi Serang Israel, Harga Minyak Dunia Turun

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya diberitakan, harga minyak dunia turun pada perdagangan hari Kamis. Penurunan harga minyak dunia ini dipengaruhi oleh dua sentimen. Pertama sentimen geopilitik yaitu rencana serangan Iran ke Israel dan sentimen kedua adalah kekhawatiran terhadap angka inflasi Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, Jumat (12/4/2024), harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Mei turun USD 1,19 atau 1,38% menjadi USD 85,02 per barel. Sedangkan harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia untuk pengiriman Juni turun 74 sen atau 0,82% menjadi USD 89,74 per barel.

Harga minyak mentah naik lebih dari 1% pada perdagangan Rabu setelah Bloomberg News melaporkan bahwa AS dan sekutunya melihat serangan Iran terhadap Israel akan segera terjadi. Pemerintah Teheran mengancam akan membalas Israel atas penghancuran konsulatnya di Damaskus, Suriah dengan serangan rudal.

Namun, analis senior Price Futures Group Phil Flynn mengatakan, risiko geopolitik yang mengangkat harga minyak pada perdagangan Rabu ini mundur pada hari Kamis karena serangan tersebut belum terjadi.

“Pasar benar-benar lega karena serangan itu tidak akan terjadi dalam semalam,” kata Flynn.

“Saat ini pasar menunggu penurunan lainnya,” katanya.

Harga minyak mentah AS dan minyak mentah global masing-masing turun sekitar 1,8% dan 1,4%, pada minggu ini karena peningkatan ketegangan geopolitik yang baru-baru ini sedikit mereda.

Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners Manish Raj mengatakan, para pelaku pasar memiliki kewaspadaan yang tinggi dalam hal geopolitik.

“Pedagang mengabaikan risiko perang sampai mereka melihat tentara berbaris atau melepaskan tembakan,” kata Raj.

 

Kekhawatiran Inflasi

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Harga minyak berjangka juga turun pada hari Kamis karena kekhawatiran inflasi. Indeks harga konsumen bulan Maret lebih tinggi dari perkiraan. Indeks harga grosir pada bulan Maret, yang dirilis pada hari Kamis, lebih rendah dari perkiraan, namun dalam basis 12 bulan, indeks harga produsen naik 2,1%, yang merupakan lonjakan terbesar yang pernah dicatat sejak April 2023.

Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa inflasi tetap tinggi.

“Pergerakan minyak hari ini terutama bersimpati dengan risiko inflasi, yang mengancam akan mengurangi permintaan,” kata Raj.

Data CME FedWatch Tool memperlihatkan bahwa Federal Reserve diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan September, lebih lambat dari perkiraan semula, dengan hanya dua kali pemotongan yang dijadwalkan pada tahun ini.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya merangsang pertumbuhan ekonomi, yang mendorong permintaan minyak mentah. Inflasi yang membandel juga menimbulkan pertanyaan apakah perekonomian AS akan mengalami soft landing tahun ini.

Prediksi Harga

Ilustrasi harga minyak dunia
Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Flynn mengatakan bahwa harga minyak mentah AS USD 85 adalah level dukungan psikologis yang penting dan berita buruk apa pun bisa berubah menjadi koreksi yang lebih besar dengan WTI berpotensi turun kembali ke USD 83 atau bahkan USD 80 per barel.

“Di sisi lain, jika pasar bertahan dan kita memasuki akhir pekan dengan lebih banyak risiko geopolitik, masih banyak keuntungannya,” kata Flynn.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya