Serangan Iran ke Israel Bakal Kerek Harga Minyak, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menuturkan, konflik Iran-Israel jika makin meningkat dikuatirkan akan berdampak terhadap pasokan dan harga minyak dunia.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Apr 2024, 23:14 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2024, 12:50 WIB
Serangan Iran ke Israel Bakal Kerek Harga Minyak, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?
Pengamat menyebutkan, serangan Iran ke Israel berpotensi kerek harga minyak dunia yang bakal berimbas ke ekonomi. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat menyebutkan, serangan Iran ke Israel berpotensi kerek harga minyak dunia yang bakal berimbas ke ekonomi.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menuturkan, konflik Iran-Israel jika makin meningkat dikuatirkan akan berdampak terhadap pasokan dan harga minyak dunia.

Ia menilai, posisi Iran yang dekat Selat Hormuz selama ini dilalui kapal pengangkut minyak yang berkontribusi terhadap 20-22 persen untuk kebutuhan minyak dunia. Namun, Fabby menilai, konflik tersebut masih melihat bagaimana reaksi Israel terhadap serangan Iran.

“Dikuatirkan konflik di Timur Tengah memanas. Misalkan Iran ambil tindakan untuk blokade Selat Hormuz, kapal pengangkut minyak yang biasanya ke Asia akan alami kendala dan terjadi gangguan pasokan dan harga minyak,” ujar Fabby saat dihubungi Liputan6.com, Senin (15/4/2024).

Ia menambahkan, kalau perang terjadi bisa berdampak terhadap harga minyak dunia.  Fabby menuturkan, sejumlah institusi  sebutkan harga minyak dunia dapat berpotensi ke USD 100 per barel. "Harga minyak dunia biasanya akan berdampak terhadap komoditas energi lainnya sehingga ciptakan beban kepada banyak negara yang masih tergantung kepada energi fosil,” tutur Fabby.

Fabby mengatakan, kenaikan harga minyak dunia akan mendongkrak inflasi. "Harga energi naik akibatkan inflasi tinggi,pertumbuhan ekonomi global dikuatirkan melambat,” kata dia.

Seiring potensi kenaikan harga minyak dunia, menurut Fabby dapat berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Apalagi, ia menuturkan, 60 persen minyak di Indonesia berasal dari impor baik minyak mentah hingga produk bahan bakar minyak (BBM). Dampaknya terhadap Indonesia, Fabby menuturkan,  harga minyak dunia naik dapat mengerek harga BBM.

Selain itu, menurut Fabby, harga minyak dunia yang menguat dapat meningkatkan harga jual sehingga pengaruhi subsidi BBM. “Subsidi BBM selama ini dari APBN,” kata dia.

 

Tekanan Nilai Tukar Rupiah

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Fabby menambahkan, harga energi berkorelasi dengan inflasi. Kenaikan harga energi dapat mendongkrak harga bahan pokok, biaya transportasi, dan lainnya. Hal itu menurut Fabby berdampak terhadap daya beli masyarakat. “Konsumsi masyarakat akan turun sehingga ekonomi melambat. Ujujung-ujungnya ke ekonomi kalau pemerintah tidak bisa kendalikan,” kata dia.

Selain itu, menurut Fabby, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS juga akan membuat harga minyak dunia makin mahal. Ia pun mengingatkan agar pemerintah mewaspadai kenaikan harga minyak dunia. Dalam jangka pendek, ia mengingatkan untuk menjaga kuota BBM subsidi. Kuota BBM subsidi tersebut benar-benar didistribusikan tepat sasaran.

"Indonesia bisa terdampak. Pemerintah harus mewaspadai. Kuota BBM subsidi harus dijaga agar APBN tidak jebol. Selain itu, pemerintah perhatikan dampak inflasi karena kenaikan harga energi dan harga pangan lewat bantuan sosial. Tapi bantuan sosial sudah digeber saat pemilu,” kata dia.

Sedangkan dalam jangka panjang, menurut Fabby, pemerintah harus memiliki strategi untuk mengurangi impor minyak. Selain itu, BBM subsidi yang diberikan juga tepat sasaran.

"Masyarakat yang punya mobil masih ada yang pakai BBM subsidi. Kalau mampu beli mobil sebaiknya tidak pakai BBM subdidi. Mengubah sikap ini bisa dengan subsidi BBM yang dikurangi. Subsidi diberikan bagi yang membutuhkan. Subsidi diberikan untuk kendaraan umum,” kata dia.

Harga Minyak Melemah Tipis Usai Israel Tangkis Serangan Udara Iran

Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Sebelumnya diberitakan, harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada Minggu, 14 April 2024. Hal ini setelah Israel menangkis serangan udara skala besar oleh Iran.

Selain itu, Amerika Serikat (AS) menekankan keinginannya untuk menghindari perang yang lebih luas di Timur Tengah. Demikian mengutip dari laman CNBC, Senin (15/4/2024).

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Mei turun 34 sen menjadi USD 85,32 per barel saat awal perdagangan pada Minggu malam. Harga minyak Brent berjangka untuk kontrak Juni melemah tipis menjadi USD 90,18 per barel.

Harga minyak mentah Amerika Serikat ditutup ke posisi USD 85,66 per barel pada Jumat pekan lalu. Sedangkan harga minyak acuan global di posisi USD 90,45. Harga minyak WTI berjangka di kisaran USD 71 per barel pada awal 2024.

Adapun Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal terhadap sasaran militer di Israel pada Sabtu, 13 April 2024. Presiden AS Joe Biden menggambarkan serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Skalanya meski signifikan, serangan Iran hanya menimbulkan sedikit kerusakan di Israel. Pangkalan Angkatan Udara Nevatim di Israel Selatan mengalami kerusakan ringan dan seorang gadis berusia 10 tahun menderita luka parah, demikian disampaikan juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari.

“Serangan senjata udara begitu mudah digagalkan sehingga semuanya tampak terencana untuk membuat pernyataan tanpa menimbulkan konflik lebih lanjut dengan Israel,” ujar Pakar Energi dan mitra pendiri Again Capital, John Kilduff.

Sementara itu, Senior Vice President Rystad Energy, Jorge Leon menuturkan, pasar minyak kini bersiap hadapi tanggapan pemerintahan Netanyahu terhadap serangan itu dan apakah ini menandai dimulainya perang langsung antara Israel dan Iran.

 

Skenario Terburuk

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

“Dalam skenario terburuk, pembalasan yang kuat oleh Israel dapat memicu peningkatan eskalasi, yang berpotensi menyebabkan konflik regional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam keadaan seperti itu ketegangan geopolitik akan meningkat,” kata Leon.

Pejabat senior militer AS menuturkan, serangan udara tersebut adalah pertama kalinya Iran menyerang langsung wilayah Israel. Serangan itu diluncurkan dari lokasi di Iran, Irak, Suriah dan Yaman. Lebih dari 100 rudal  balistik ditembakkan ke Israel serta rudal jelajah serangan darat dan drone.

Adapun serangan itu merupakan balasan atas serangan Israel terhadap fasilitas diplomatik di Damaskus, Suriah awal bulan ini yang menewaskan tujuh pejabat militer Iran termasuk seorang komandan senior.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya