Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir enggan aset-aset milik perusahaan pelat merah di DKI Jakarta mangkrak setelah kepindahan pusat pemerintahan ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Maka, dia menawarkan pengelolaannya nanti dilakukan oleh perusahaan lain.
Erick mencatat, setidaknya ada 13 aset milik BUMN yang tereebar di sekitaran Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Diapun mengaku sudah melakukan safaris bisnis untuk mencari investor yang berminat seperti ke Hong Kong.
Baca Juga
"Itu nanti kalau pemerintahan ini pindah, gedung-gedung ini akan terabaikan. Contoh, Pertamina sudah punya gedung, tetapi gedung lama Pertamina kosong sekarang.Itu sayang kalau tidak di-value creation," kata Erick kepada wartawan di Jakarta, dikutip Senin (22/4/2024).
Advertisement
Erick Thohir mengatakan, hal ini merupakan wujud dari property fund yang sedang digodok olehnya. Nantinya, pengelolanya akan ditangani oleh PT Danareksa. Investor yang dibidik tentunya merupakan pelaku bisnis properti.
"Makanya kemarin kita roadshow dengan para potensi pemain property yang mau juga melihat ini sebagai opportunity," ucapnya.
Setelah lawatannya ke Hong Kong beberapa waktu lalu, Erick Thohir mengaku sudah ada pihak yang berminat untuk mengelola aset BUMN tadi. Meski begitu, dia belum mau mengungkap lebih detail.
"Saya tidak boleh ngomong siapa, karena belum ada black and white (kesepakatan resmi). Jadi ya, kita pun tentu harus mendorong tadi yang namanya value creation baru, di mana aset-aset BUMN yang belum maksimal ya itu harus kita upgrading atau beri kesempatan," urainya.
Potensi Pebisnis Hong Kong
Erick mengungkap alasan Hong Kong jadi wilayah pertama yang dijajaki soal property fund ini. Dia melihat, sudah banyak pengusaha yang berbasis di Hong Kong menanamankan modalnya di Indonesia.
Misalnya, Jardine Matheson, The Kuok Group, Sangri-La, hingga perusahaan telekomunikasi, Hutchison. Lawatannya disebut terjadi disela-sela kunjungan kerja beberapa waktu lalu, dan Hong Kong ditetapkan menjadi lokasi terdekat.
"Kenapa engga Singapur? Saya belum melihat agresivitas daripada perusahaan-perusahaan Singapura untuk properti di Indonesia karena mereka masih melihat properti di Singapura masih potensi," ujar dia.
Erick mengisahkan pernah melakukan roadshow ke Jepang untuk menawarkan peluang investasi di Indonesia. Alhasil, terlihat sejumlah geliat usaha perusahaan Jepang meski tak langsung bekerja sama dengan BUMN.
"Saya juga kalau ingat pernah ada road show untuk properti ini di 3 tahun yang lalu ke Jepang. Dan hasilnya sudah bisa kita lihat, sekarang banyak perusahaan-perusahaan Jepang walaupun tidak semua ke BUMN, tapi sudah mulai masuk properti-properti di Indonesia. Kebetulan salah satu aset BUMN ada yang dikerjasamakan dengan Mitsubishi Estate, ada," bebernya.
Â
Advertisement
Tak Loyo Cari Investor
Menteri BUMN Erick Thohir ingin para perusahaan pelat merah tetap agresif untuk mencari investor strategis ditengah kondisi geopolitik global yang memanas. Menurutnya, tetap ada peluang untuk BUMN menggaet investor di masa-masa saat ini.
Terbaru, situasi geopolitik memanas setelah adanya saling serang antara Iran dan Israel. Kondisi tersebut turut memperkuat nilai tular dolar terhadap banyak mata uang, disamping meningkatnya harga komoditas energi di seluruh dunia.
"Justru jangan sampai ketika kita terjabak situsai geopolitik akhirnya kita diam saja, gak boleh. Saya bilang, justru kita di tengah situasi geopolitk ini kita harus semakin agresif," tegas Erick kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).
Dia mengisahkan, pada masa pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Misalnya, adanya kebijakan kantor BUMN tetap buka. Lebih lagi, ada upaya menjalankan sejumlah aksi korporasi.
"Kita tetap melakukan penugasan penangan covid tapi kita tetep melakukan aksi koorporasi banyak sekali. Apakah konsolidasi, apakah merger, apakah cari partner gitu loh," ujar dia.
Â
Â
Fundamental Ekonomi Indonesia
Dia enggan para BUMN malah loyo dalam menjajaki peluang kerja sama di tengah kondisi global yang memanas. Dia ingin bos-bos BUMN melihat adanya peluang kerja sama dengan calon-calon investor luar negeri.
Dia menuturkan, Indonesia memiliki keunggulan dari sisi fundamental ekonomi yang cukup solid.Â
"Justru dengan situsasi seperti ini saya saudah ingatkan di kementerian, justru kita jangan slowing down, jsutru kita harus agresif. Siapa tau di tengah situasi seperti ini ada oportunity," ucapnya.
"Karena indonesia di lihat salah satu negara yang stabil secara pertumbuhan ekonomi dan juga secara politik. Kan kita secara politik udah selesai, stabil," imbuh Erick Thohir.
Advertisement