Jokowi Prihatin, Indonesia Kalah Jauh dari Vietnam soal Pemasok Komponen Apple

Presiden Joko Widodo menyebutkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air masih didominasi oleh barang-barang impor.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Mei 2024, 13:05 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2024, 13:05 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta belanja kementerian dan lembaga serta pemda mengutamakan penyerapan produk-produk dalam negeri saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2020 pada Kamis (22/10/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo menyebutkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air masih didominasi oleh barang-barang impor.

Jokowi pun merinci nilai defisit perdagangan dari sektor perangkat teknologi dan informasi mencapai USD 2,1 miliar atau setara lebih dari Rp30 triliun.

"Impor juga masih mendominasi di permohonan uji perangkat. Data yang saya peroleh yang dari RRT (China) ada 3.046 perangkat, sedangkan yang dari Indonesia hanya 632 perangkat. Sangat jauh sekali," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada peresmian IDTH di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Selasa (7/5/2024).

Presiden pun mengaku prihatin bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, belum bisa menjadi pemain pasar atau bagian dari rantai pasok.

Dalam satu bulan terakhir, Presiden mengatakan bahwa ia dikunjungi oleh dua CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft.

Dari hasil pertemuan tersebut, Presiden menyebutkan bahwa dari 320 komponen perangkat yang diproduksi Apple, Indonesia hanya memiliki dua pemasok komponen yang bisa diproduksi di dalam negeri.

Sementara itu, negara tetangga lainnya, seperti Filipina memiliki 17 pemasok komponen; Malaysia memiliki 19 pemasok komponen, Thailand memiliki 24 pemasok komponen, serta Vietnam yang memiliki 72 pemasok.

Padahal, kata Presiden, Indonesia memiliki PDB paling besar di Asia Tenggara, yakni sebesar 46 persen dari total PDB atau GDP negara-negara ASEAN.

"Kenapa kita diam? Kenapa Bapak, Ibu diam semuanya? Kaget? Memprihatinkan. Tapi inilah pekerjaan besar yang harus kita kejar. Negara lain dapat peluang," kata Presiden Jokowi.

 

Kemampuan Industri

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 3 Juli 2023. (Foto: Instagram @jokowi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 3 Juli 2023. (Foto: Instagram @jokowi)

Kepala Negara mendorong agar kemampuan industri global dalam negeri dapat ditingkatkan, sehingga Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, melainkan bagian dari pasar, serta menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global.

Presiden juga meminta agar hati-hati dan waspada terhadap produksi perangkat digital yang berkembang sangat pesat.

"Teknologinya berkembang, setiap hari pasti ada perangkat teknologi baru yang mengubah cara kita bekerja, yang menawarkan kecepatan dan yang menawarkan efisiensi," kata Presiden.

Oleh sebab itu, pelaku di sektor informasi dan teknologi harus memiliki keberanian dan menciptakan terobosan-terobosan baru.

Keren, Depok Punya Lab HP dan Laptop Terbesar di ASEAN Senilai Nyaris Rp 1 Triliun

Presiden Jokowi meresmikan pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang dikelola koperasi sebagai bentuk inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) (Foto: Humas Kemenkop)
Presiden Jokowi meresmikan pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang dikelola koperasi sebagai bentuk inisiatif Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) (Foto: Humas Kemenkop)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pembangunan Indonesia Digital Testing House (IDTH) sebagai pusat pengujian perangkat digital dan telekomunikasi yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.

"Saya bersyukur sekarang kita memiliki Indonesia Digital Testing House, pusat pengujian perangkat yang berstandar Internasional yang tadi telah disampaikan oleh Menteri Kominfo. Terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya pada peresmian IDTH di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Selasa (7/5/2024).

Presiden menjelaskan IDTH yang menjadi wajah baru dari Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) menjadi pusat sertifikasi perangkat digital terdepan di kawasan Asia Tenggara.

Usai peninjauannya, Presiden mengatakan seluruh ruangan dan fasilitas dilengkapi dengan perangkat yang sangat modern. Presiden juga menyebutkan anggaran untuk membangun IDTH menghabiskan Rp 980 miliar.

"Jadi kalau peralatannya super canggih seperti itu ya enggak kaget, karena anggarannya gede. Dan saya tahu pengujian perangkat ini memiliki peran yang sangat krusial, seluruh perangkat digital diuji di tempat ini," kata Presiden.

Presiden memaparkan bahwa seluruh perangkat, seperti laptop, ponsel, televisi digital, handy talky hingga radar diuji di IDTH.

 

Standar Keamanan

Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta belanja kementerian dan lembaga serta pemda mengutamakan penyerapan produk-produk dalam negeri saat Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2020 pada Kamis (22/10/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas)

Sebelum dipasarkan, seluruh perangkat diuji di IDTH untuk memastikan standar keamanan, standar kesehatan dan standar keselamatan bagi masyarakat pengguna perangkat digital.

Kepala Negara berharap IDTH tidak sekadar menjadi tempat uji sertifikasi, tetapi juga menghasilkan inovasi dan memperkuat ekosistem teknologi digital lokal.

Presiden pun meminta Kementerian Kominfo terus mendorong riset dan pengembangan (RnD), menggandeng perguruan tinggi serta perusahaan rintisan (start up), hingga kalangan UMKM dalam mendorong riset dan paten.

Dengan begitu, IDTH dapat mendukung pengembangan pengujian dan sertifikasi produk-produk lokal agar produk perangkat digital dalam negeri mampu bersaing.

"Digitalisasi menjadi basis bagi pengembangan industri dan ekonomi dalam negeri dengan menempatkan produsen lokal menjadi raja di negeri sendiri," kata Presiden.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya