Liputan6.com, Jakarta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) melakukan uji coba penjualan jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite (RON 90) di sejumlah Pertashop.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati menceritakan, berdasarkan kajian pihaknya bersama Pertamina dan Universitas Gadjah Mada (UGM), akhirnya didapati formula jika Pertashop bisa menjual Pertalite melalui SPBU kompak.
Baca Juga
Namun, tidak sembarang Pertashop bisa menjual Pertalite. Harus ada sejumlah persyaratan dan perizinan yang dipenuhi agar bisa menjual jenis BBM bersubsidi itu.
Advertisement
"Tentu saja tidak semua Pertashop bisa kita lakukan uji coba itu, hanya beberapa yang betul-betul sudah memenuhi perizinan. Kita juga fokus ke daerah-daerah yang memang di sana belum ada SPBU. Jadi sekaligus memudahkan masyarakat setempat mendapat BBM bersubsidi," kata Erika dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin (27/5/2024).
29 Pertashop Uji Coba
Akhirnya didapati 29 Pertashop di Pulau Sulawesi yang bisa diujicoba untuk memasarkan Pertalite. Kuota penyalurannya didapat dari pencadangan 31,70 juta kiloliter (kl) Pertalite yang disiapkan pada tahun anggaran 2024.
"Sampai saat ini, kita sudah memberikan penugasan untuk JBKP Pertalite kepada 29 Pertashop untuk uji coba. Kuotanya pun sudah kita berikan, bahkan kita di 2024 mencadangkan 100.000 kl untuk Pertashop apabila memang ada penambahan," terangnya.
Dari 29 unit Pertashop itu, Erika menambahkan, sejauh ini baru 10 unit yang tergolong memenuhi syarat. Adapun persyaratan khusus itu antara lain telah melalui sistem digitalisasi dan memiliki CCTV.
"Dari 29 Pertashop yang sudah kita berikan izin, baru 10 yang sudah memenuhi persyaratan, sarana dan prasarananya. Dan, sudah ada 1 Pertashop yang sudah menyalurkan BBM Pertalite di akhir bulan Mei ini, di Sulawesi," pungkas Erika.
Konsumsi Pertalite dan Solar Tembus 30% Lebih dari Kuota hingga April 2024
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat realisasi penyaluran BBM subsidi Pertalite hingga April 2024 tembus 9,99 juta kiloliter (kl), atau mencapai 31,63 persen dari total alokasi yang disediakan di 2024.
Adapun Pertalite (RON 90) selaku jenis BBM khusus penugasan (JBKP) mendapat kuota 31,70 juta kl pada 2024. Dengan penyaluran diperkirakan mencapai 31,51 juta kl atau 99,71 persen dari alokasi.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, volume kuota penyerapan Pertalite ini pun masih terbantu ada cadangan yang belum tersalurkan dari tahun sebelumnya, sekitar 100.000 kl.
"Pencadangan atas kuota merupakan upaya pengendalian yang dilakukan agar pendistribusian tepat sasaran dan volume," ujar Erika dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin (27/5/2024).
Selain Pertalite, BPH Migas juga melaporkan realisasi penyaluran jenis BBM tertentu (JBT) jenis Solar dan minyak tanah (kerosene) hingga April 2024 di atas 30 persen.
Untuk Januari-April 2024 telah mencapai 5,57 juta kl, atau sebesar 30,12 persen dari total kuota JBT yang dialokasikan sebesar 18,49 juta kl.
"Rinciannya, minyak solar 5,40 juta kl dan minyak tanah 0,17 juta kl. Terdapat penurunan konsumsi JBT minyak solar sebesar 17,57 juta kl pada tahun 2023 dibandingkan 17,61 juta kl pada 2022," ujar Erika.
Advertisement
Penurunan Konsumsi
Menurut dia, penurunan konsumsi ini berkat adanya pola pembatasan yang dilakukan melalui scanning QR Code, serta bantuan pelaporan dari masyarakat.
"Penurunan ini disebabkan adanya pengendalian penyaluran melalui penggunaan QR Code mulai Juni 2022, dan juga peningkatan pengawasan di lapangan serta tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam mengawasi penyaluran BBM bersubsidi," tuturnya.