BSN Ingin Indonesia Terlibat di Pengembangan Standar Internasional Carbon Capture

BSN harap kesempatan sebagai tuan rumah sidang ISO/TC 265 dapat dukung Indonesia ikut menjadi pemain global dalam standarisasi industri penyimpanan karbon.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Jun 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2024, 15:00 WIB
Badan Standarisasi Nasional bersama Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC), menggelar 18th Plenary Meeting yang membahas terkait standar ISO/TC 265 terkait Penyimpanan Karbon/Carbon Capture Storage (CCS). (Foto: Liputan6.com/Natasha K)
Badan Standarisasi Nasional bersama Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC), menggelar 18th Plenary Meeting yang membahas terkait standar ISO/TC 265 terkait Penyimpanan Karbon/Carbon Capture Storage (CCS). (Foto: Liputan6.com/Natasha K)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Standarisasi Nasional (BSN) bersama Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC), menggelar 18th Plenary Meeting yang membahas terkait standar ISO/TC 265 terkait Penyimpanan Karbon/Carbon Capture Storage (CCS).

Kegiatan ini merupakan salah satu komitmen BSN mendukung kerja sama internasional dengan pemangku kepentingan di Indonesia dalam menyediakan acuan standar praktik industri CCS.

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Hendro Kusumo mengatakan, pihaknya berharap dengan adanya kesempatan sebagai tuan rumah sidang ISO/TC 265, dapat mendukung Indonesia ikut menjadi pemain global dalam standarisasi industri penyimpanan karbon atau CCS.

"Kita ingin Indonesia dalam membuat standar itu mestinya tertelusur dengan ekosistem internasional, artinya jangan sampai nanti kita hanya menjadi local player (pemain lokal)," ujar Hendro kepada media di Energy Building, Jakarta pada Kamis (6/6/2024).

Hendro menjelaskan, dalam pengembangan standar internasional, termasuk CCS, penting untuk negara berkembang ikut berpartisipasi agar tidak tertinggal dengan yang sudah berlaku di negara maju.

"Setiap proses pengembangan standar itu kita (menyebutnya) konsensus, bukan bicara (siapa benar) siapa salah. Maka perlu bagi negara berkembang untuk hadir, mengawal, memperjuangkan kepentingannya. Jangan sampai nanti sudah jadi standar internasional terus ketinggian," jelas dia.

"Negara maju yang menetapkan itu sebagai standar internasional tidak serta merta hanya suara mereka, tapi juga negara berkembang termasuk Indonesia akan didengarkan pandangan-pendapatnya. Maka kami BSN meminta stakeholder di Indonesia untuk terus berpartisipasi dalam pengembangan standar internasional sesuai dengan sektor yang ada," ia menambahkan.

Diselenggarakan pada  3-7 Juni 2024, 18th Plenary Meeting ISO TC 265 menghadirkan para ahli internasional dari berbagai negara seperti Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Malaysia, Mesir, Rusia, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Australia, Tiongkok, Finlandia, Swedia, Norwegia, dan Singapura. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Peran Indonesia

Data Pertumbuhan Ekonomi G20 per Kuartal III 2022
Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di antara negara G20. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dalam pernyataan terpisah, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi menyampaikan bahwa forum ISO TC 265 ini sangat penting, mengingat peran Indonesia sebagai pelopor CCS di kawasan Asia Tenggara. 

"Kita ingin (menyambut) hadirnya praktik internasional terbaik," tuturnya.

"Mengapa tandar internasional sangat penting, termasuk pada CCS? karena ditetapkan berdasarkan rekomendasi dari ahli internasional, salah satunya bagaimana praktik penyimpanan karbon atau CCS dapat dilakukan dengan keamanan yang dipastikan sebaik mungkin," kata Ketua ISO/TC 265, Majid Nasehi.

Selain rangkaian pertemuan level Working Group dan Pleno Technical Committee dari ISO TC 265, BSN dan ICCSC juga menggelar Workshop dengan tema “Sharing Experience on Carbon Distribution and Storage”. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mengoptimalkan manfaat pengetahuan dari para ahli yang hadir dan berbagi pengalaman serta diskusi dengan para pemangku kepentingan utama di Indonesia.   

 


Dukung Standar Internasional Carbon Capture, BSN Gelar 18th Plenary Meeting ISO/TC 265

Plh. Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Hendro Kusumo dalam pembukaan The 18th Plenary Meeting ISO/TC 265 di Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Tasha/Liputan6.com)
Plh. Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Hendro Kusumo dalam pembukaan The 18th Plenary Meeting ISO/TC 265 di Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Tasha/Liputan6.com)

Sebelumnya, Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) menggelar 18th Plenary Meeting. Acara ini membahas standar ISO/TC 265 terkait Penyimpanan Karbon/Carbon Capture Storage (CCS) pada 3-7 Juni 2024.

Kegiatan ini merupakan salah satu komitmen BSN mendukung kerja sama internasional dengan pemangku kepentingan di Indonesia dalam menyediakan acuan standar praktik industri Carbon Capture and Storage.

Pertemuan ini pun menghadirkan para ahli internasional dari berbagai negara seperti Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Malaysia, Mesir, Rusia, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Australia, Tiongkok, Finlandia, Swedia, Norwegia, dan Singapura.

"Dalam usaha mempercepat pengurangan emisi agar mencapai target Net Zero Emissions (NZE), standar memainkan salah satu peran yang cukup strategis,” kata Plh. Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Hendro Kusumo setelah sesi pembukaan The 18th Plenary Meeting ISO/TC 265 di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

"Forum hari ini sangat penting, mengingat (peran) Indonesia sebagai pelopor CCS di kawasan (Asia Tenggara) dan kita ingin (menyambut) hadirnya praktik internasional terbaik," ujar Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves, Jodi Mahardi.

 

 


Standar Internasional

"Mengapa standar internasional sangat penting, termasuk pada CCS? karena ditetapkan berdasarkan rekomendasi dari ahli internasional, salah satunya bagaimana praktik penyimpanan karbon atau CCS dapat dilakukan dengan keamanan yang dipastikan sebaik mungkin," tutur Ketua ISO/TC 265, Majid Nasehi.

Hendro meyakini, adanya standar memungkinkan interoperabilitas melalui pertukaran data menggunakan rujukan ketentuan cara kerja yang efektif dan efisien, yang memperhatikan keselamatan, keamanan dan pelestarian lingkungan hidup.

Ia menuturkan, standar internasional yang dikembangkan oleh ISO/TC 265 telah melalui proses pembahasan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Technical Barrier to Trade Organisasi Perdagangan Dunia (TBT-WTO).

Standar Internasional yang dikembangkan juga melibatkan kontribusi para ahli internasional dari seluruh dunia, yang pada saat yang sama memungkinkan negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk memperoleh transfer pengetahuan mengenai praktik-praktik internasional yang baik dalam bidang tersebut, sekaligus memberikan masukan dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional, tambahnya.

Selain rangkaian pertemuan level Working Group dan Pleno Technical Committee dari ISO TC 265, BSN dan ICCSC juga menggelar Workshop dengan tema “Sharing Experience on Carbon Distribution and Storage”. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka mengoptimalkan manfaat pengetahuan dari para ahli yang hadir dan berbagi pengalaman serta diskusi dengan para pemangku kepentingan utama di Indonesia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya