Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengungkap dampak kenaikan harga pupuk terhadap terganggunya produktivitas pertanian di Indonesia. Dengab demikian, langkah memperbanyak kuota subsidi dan sasarannya dinilai menjadi cara yang tepat.
Dia menuturkan, pupuk memiliki kontribusi 62 persen terhadap produktivitas pertanian. Rahmad mencatat juga, kenaikan harga pupuk akan menurunkan kemampuan penyerapannya di lapangan.
Misalnya, ketika harga pupuk naik Rp 1.000, maka konsumsi urea dan MPK akan turun masing-masing 14 persen. Ini menjadi tanda penurunan produktivitas petani.
Advertisement
"Price elasticity-nya adalah setiap (kenaikan harga pupuk) Rp 1.000 akan menurunkan konsumsi urea 14 persen dan MPK 14 persen," kata Rahmad dalam diskusi soal pupuk subsidi, di Langham Hotel, Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Dia mengatakan, penurunan produksi petani, khususnya padi menunjukkan angka yang tidak sedikit. Tercatat, produksi padi bisa turun setengah ton per hektarenya.
"Apa dampaknya penurunan konsumsi Urea dan MPK ini? penurunan ini akan berakibat pada penurunan produktivitas pertanian khususnya padi sebesar setengah ton per hektare," tegasnya.
Dia mengatakan, kontribusi pupuk ke produktivitas tercatat sebesar 62 persen. Jika dilihat dari porsi biaya penanaman, pupuk mencatat bagian 23 persen. Ada pupuk subsidi, menurut dia turut membantu meringankan petani sekaligus meningkatkan produktivitas.
"Pupuk itu berkontribusi terhadap 62 persen produktivitas tanaman dan kalau dilihat dari biaya subsidi, pupuk itu 23 persen dan pupuk subsidi menurunkan biaya produksi sebesar 9 persen," ucapnya.
Berdampak Berat
Kembali ke hitungan kenaikan tadi, Rahmad mengindikasikan akan ada dampak yang cukup berat jika tak ada pupuk subsidi. Utamanya terhadap produktivitas guna menopang ketahanan pangan RI.
"Jadi bayangkan kalau harga pupuk itu naik Rp 1.000, bayangkan kalau tidak ada pupuk subsidi kemudian harga pupuk naik 3 kali lipat apa yang akan terjadi dengan Indonesia?," kata dia.
"Menurut kami penting sekali antara hubungan antara korelasi yang tegas antara pupuk dengan produktivitas pertanian ini," Rahmad Pribadi menambahkan.
Dukung Ketahanan Pangan, Pupuk Indonesia Operasikan Gudang Curah Baru di Gresik
Sebelumnya, Pupuk Indonesia Grup kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan meresmikan pengoperasian gudang curah urea berkapasitas 20.000 ton di Kawasan PT Petrokimia Gresik. Gudang ini menjadi bukti nyata langkah strategis Pupuk Indonesia Grup dalam mengoptimalkan rantai pasok pupuk.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi menjelaskan bahwa pembangunan gudang curah urea ini merupakan langkah maju bagi Pupuk Indonesia dan Petrokimia Gresik.
Gudang ini akan meningkatkan kapasitas penyimpanan produk pupuk dan sekaligus mengefisiensikan biaya operasional.
"Fasilitas gudang ini sangat penting dalam mengatur rantai pasok Pupuk Indonesia. Diharapkan gudang ini dapat membantu Pupuk Indonesia Grup dalam mendukung ketahanan pangan nasional, serta membantu Petrokimia Gresik berkembang ke depannya," ujar Rahmad, Minggu (14/7/2024)
Memperkuat Rantai Pasok Pupuk
Kehadiran gudang curah urea ini menambah kapasitas gudang Pupuk Indonesia yang saat ini sebesar 2,84 juta ton. Gudang ini juga memperkuat kemampuan fasilitas rantai pasok Pupuk Indonesia Grup yang tercatat memiliki 129 rute kapal laut, 1.160 rute distribusi darat, dan 3 rute jalur kereta api.
Gudang curah urea ini merupakan langkah strategis Petrokimia Gresik dalam mencapai visinya menjadi pemain dominan di skala global dalam bidang Solusi agro dan bahan kimia industri yang terintegrasi. Diharapkan gudang ini dapat memberikan kontribusi terbaik di industri pupuk dan bahan kimia, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga di level dunia.
Advertisement
Mendukung Ketahanan Pangan Nasional
Selain membangun gudang curah urea, Petrokimia Gresik juga mengambil langkah-langkah strategis lainnya untuk mendukung ketahanan pangan nasional, seperti menyiapkan Pabrik Phonska V dan Pabrik Soda Ash.
Pabrik Phonska V merupakan pabrik pupuk NPK (Nitrogen, Fosfor, dan Kalium) yang hemat biaya dan ramah lingkungan. Pabrik ini berhasil menghemat lebih dari Rp 50 miliar dari total nilai proyek Rp 507 miliar.
Sedangkan Pabrik Soda Ash merupakan pabrik yang memproduksi soda ash, bahan baku berbagai produk seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, gelas, dan kaca.
Saat ini, kebutuhan soda ash di Indonesia masih 100% dipenuhi dari impor. Pupuk Indonesia berencana membangun pabrik soda ash di Pupuk Kaltim selain di Petrokimia Gresik.
Dongkrak TKDN
Kemampuan Petrokimia Gresik dalam memproduksi green surfactant dan soda ash diharapkan dapat mendongkrak TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) bagi industri nasional. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia.
Peresmian gudang curah urea berkapasitas 20.000 ton dilakukan oleh Rahmad Pribadi selaku Direktur Utama Pupuk Indonesia bersama Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo. Peresmian ini merupakan rangkaian kegiatan acara "Tasyakuran HUT Ke-52 Petrokimia Gresik" di Gresik, Jawa Timur.
Advertisement