Pertumbuhan Ekonomi Masih Ditopang Jawa, Pembangunan IKN Belum Berdampak?

Kontribusi PDB dari wilayah Kalimantan dengan 8,18 persen. Padahal di Kalimantan terutama Kalimantan Timur tengah melakukan pembangunan besar-besaran untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) .

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 05 Agu 2024, 16:40 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 16:40 WIB
Jalan tol Trans Jawa (Foto: INA)
Jalan tol Trans Jawa (Foto: INA)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2024 sebesar 5,05 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini masih disumbang paling banyak dari Pulau Jawa.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud mengatakan kontribusi Pulau Jawa masih jadi yang paling besar terhadap produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2024. Angkanya mencapai 57,04 persen.

Baru kemudian diikuti wilayah Sumatera sebesar 22,08 persen dari PDB.

"Kontribusi wilayah Jawa terhadap PDB triwulan II 2024 sebesar 57,04 persen diikuti oleh wilayah Sumatera yang memberikan kontribusi sebesar 22,08 persen," ungkap Edy dalam konferensi pers Rilis BPS, Senin (5/8/2024).

Berikutnya, kontribusi PDB datang dari wilayah Kalimantan dengan 8,18 persen. Padahal di Kalimantan terutama Kalimantan Timur tengah melakukan pembangunan besar-besaran untuk Ibu Kota Nusantara (IKN) .

Kemudian Sulawesi sebesar 7,16 persen. Berikutnya, wilayah Bali dan Nusa Tenggara berkontribusi sebesar 2,84 persen. Serta, Maluku dan Papua menyumbang 2,70 persen dari total PDB.

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,05 Persen di Kuartal II 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tumbuh 5,05 persen di kuartal II-2024 secara tahunan. Penyumbang terbesar adalah industri pengolahan.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud menyampaikan industri pengolahan menyumbang kontribusi sebesae 0,79 persen dari total pertumbuhan ekonomi 5,05 persen.

"Jika dilihat dari sumber pertumbuhan, pada triwulan II 2024 industri oengolahan menjadi sumber pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 0,79 persen dari 5,05 persen pada triwulan II 2024," urai Edy dalam konferensi pers Rilis BPS, Senin (5/8/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sektor Konstruksi

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain itu, sektor konstruksi juga turut memberikan andil besar. Yakni tercatat sebesar 0,67 persen. Diikuti dengan sektor perdagangan sebesar 0,63 persen, dan sektor informasi dan komunikasi sebesar 0,50 persen.

Sementara itu, kelompok lapangan usaha lainnya secara kumulatif menyumbang pertumbuhan sebesar 2,46 persen.

Angka tersebut terlihat lebih rendah dari kontribusi pada pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2024. Yakni, Industri pengolahan sebesar 0,88 persen, konstruksi sebesar 0,73 persen, perdagangan sebesar 0,60 persen dan informasi dan komunikasi sebesar 0,56 persen.

Sama halnya dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2023 lalu sebesar 5,17 persen. Kala itu, industri pengoalahan menyumbang 0,89 persen, konstruksi 0,48 persen, perdagangan 0,69 persen, dan informasi dan komunikasi sebesae 0,51 persen.

 


Permintaan Domestik Tinggi

Proyeksi Ekonomi Indonesia
Hal itu mencerminkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan 2022 yang berada di level 5,3 persen dan 2023 yang diperkirakan masih dikisaran 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut, Edy menyampaikan pertumbuhan industri pengolahan tadi didukung oleh permintaan domestik yang juga meningkat. Mulai dari industri makanan-minuman, industri logam dasar, hingga industri kimia, farmasi, dan obat tradisional.

"Industri makanan minuman tumbuh sebesar 5,53 persen didukung oleh peningkatan permintaan domestik untuk produk makanan dan minuman seiring dengan adanya momen Idul Fitri dan Idul Adha serta panen raya padi yang mendorong dari sisi penyediaan," paparnya.

Sedangkan, industri logam dasar tumbuh 18,07 persen dodorong oleh peningkatan permintaan luar negeri seperti produk besi dan baja serta konsumsi baja nasional.

"Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 8,01 persen sejalan dengan peningkatan permintaan domestik dan luar negeri," sambungnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya