Angka Pengangguran Anak Muda Dunia Catat Terendah di 15 Tahun

ILO juga mengingatkan, jumlah anak berusia 15 hingga 24 tahun yang tidak mendapatkan pekerjaan dan pelatihan masih memprihatinkan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Agu 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 07:00 WIB
Jakarta berada di peringkat ke-89 terbaik di dunia 2023
Foto udara gedung-gedung perkantoran di kawasan jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (9/1/2023). Menurut data dari 'Resonance Consultancy' yakni perusahaan konsultasi global untuk real estate, pariwisata, dan pembangunan ekonomi, Jakarta berada di peringkat ke-89 kota terbaik di dunia 2023 atau 'World's Best Cities' 2023 di atas sejumlah kota-kota lainnya, antara lain Nagoya dan Sendai di Jepang, Hanoi di Vietnam, Cologne dan Stuttgart di Jerman dan Marseille di Prancis. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa angka pengangguran generasi muda global berada pada tingkat terendah dalam 15 tahun terakhir. 

Mengutip Channel News Asia, Selasa (13/8/2024) Organisasi Buruh Internasional mengatakan bahwa, dari jumlah 64,9 juta jiwa, jumlah total pengangguran muda di seluruh dunia pada tahun 2023 merupakan yang terendah sejak awal milenium.

ILO mencatat, angka Angka pengangguran kaum muda di 2023 lalu berada pada angka 13 persen, yang merupakan angka terendah dalam 15 tahun terakhir dan turun dari tingkat pengangguran sebelum pandemi sebesar 13,8 persen pada tahun 2019.

"Diperkirakan akan turun lebih jauh menjadi 12,8 persen pada tahun ini dan tahun depan," kata ILO.

Namun ILO juga mengingatkan, belum semua negara dan wilayah di dunia pulih dari kemerosotan akibat COVID-19, dengan jumlah anak berusia 15 hingga 24 tahun yang tidak mendapatkan pekerjaan, pendidikan atau pelatihan masih sangat memprihatinkan

"Namun gambarannya tidak sama antar kawasan. Di negara-negara Arab, Asia Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik, tingkat pengangguran kaum muda pada tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2019," bebernya.

"Kaum muda di wilayah tertentu dan banyak perempuan muda tidak merasakan manfaat dari pemulihan ekonomi," sebut ILO.

Laporan Tren Ketenagakerjaan Global

Laporan Tren Ketenagakerjaan Global untuk Kaum Muda 2024 yang dikeluarkan ILO memperingatkan akan meningkatnya kasualisasi kerja bagi generasi muda, dan semakin besarnya kesenjangan dalam pasokan lulusan muda dan jumlah pekerjaan yang cocok untuk mereka ambil.

Dikatakan bahwa terlalu banyak generasi muda yang kekurangan peluang untuk mengakses pekerjaan yang layak di negara-negara berkembang.

ILO menyebut, kaum muda yang tidak mendapatkan pekerjaan, pendidikan atau pelatihan di seluruh dunia mencapai 20,4 persen pada tahun 2023, dan dua dari tiga adalah perempuan atau 28,1 persen, dan 13,1 persen pada laki-laki muda.

Secara global, lebih dari separuh pekerja muda berada pada pekerjaan informal.

Hanya di negara-negara dengan pendapatan tinggi dan menengah ke atas saja mayoritas pekerja muda saat ini memiliki pekerjaan yang tetap dan aman, ungkap ILO.

Generasi Muda di Seluruh Dunia Merasa Tak Aman Untuk Kualitas Hidup

FOTO: Kurangi PHK, Pemerintah Beri Kelonggaran Pegawai di Bawah 45 Tahun
Pegawai pulang kerja berjalan di trotoar Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (12/5/2020). Pemerintah memberi kelonggaran bergerak bagi warga berusia di bawah 45 tahun untuk mengurangi angka pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Tak satu pun dari kita dapat menantikan masa depan yang stabil ketika jutaan anak muda di seluruh dunia tidak memiliki pekerjaan yang layak dan akibatnya, mereka merasa tidak aman dan tidak mampu membangun kehidupan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka," kata Ketua ILO Gilbert F Hongbo.

"Masyarakat yang damai bergantung pada tiga unsur utama: stabilitas, inklusi, dan keadilan sosial; dan pekerjaan yang layak bagi kaum muda adalah inti dari ketiga hal tersebut," tambahnya.

 

Sedikit Kemajuan dari Pemulihan Ekonomi

FOTO: Kurangi PHK, Pemerintah Beri Kelonggaran Pegawai di Bawah 45 Tahun
Pegawai pulang kerja berjalan di trotoar Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (12/5/2020). Pemerintah memberi kelonggaran bergerak bagi warga berusia di bawah 45 tahun untuk mengurangi angka pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Laporan ILO juga menyatakan bahwa meskipun terdapat sinyal positif pada perekonomian dan pasar tenaga kerja, survei menunjukkan bahwa kaum muda semakin cemas akan masa depan.

"Banyak anak muda saat ini merasa stres karena kehilangan pekerjaan dan stabilitas pekerjaan, keadaan perekonomian, kurangnya mobilitas sosial antar generasi, dan prospek mereka untuk mencapai kemandirian finansial," katanya.

Houngbo mengatakan hal ini mungkin terjadi karena sebagian besar pekerjaan yang tersedia bersifat sementara dan tidak memiliki perlindungan sosial.

"Kami hanya melihat sedikit sekali kemajuan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak bagi lebih banyak generasi muda, dan faktanya hal ini telah menjadi tren umum selama 20 tahun terakhir," bebernya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya