Daerah Super Prioritas Likupang jadi Sasaran Program Relawan Bakti BUMN 2024

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), bersama sejumlah BUMN lainnya, tengah menggelar program Relawan Bakti BUMN (RBB) Batch VI di Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

oleh Septian Deny diperbarui 15 Agu 2024, 20:50 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2024, 20:50 WIB
Gedung Kementerian BUMN
Gedung Kementerian BUMN. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), bersama sejumlah BUMN lainnya, tengah menggelar program Relawan Bakti BUMN (RBB) Batch VI di Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). (dok: Humas KBUMN)

Liputan6.com, Jakarta Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), bersama sejumlah BUMN lainnya, tengah menggelar program Relawan Bakti BUMN (RBB) Batch VI di Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Kegiatan ini diinisiasi untuk mendukung percepatan pertumbuhan Daerah Super Prioritas (DSP) dan akan berlangsung dari tanggal 15 hingga 17 Agustus 2024.

Direktur Manajemen Risiko Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), M Arifin Firdaus, menjelaskan bahwa RBB Batch VI kali ini difokuskan pada pengembangan UMKM, perlindungan lingkungan, dan peningkatan pendidikan. Ketiga bidang ini diprioritaskan sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) BUMN agar lebih bermanfaat bagi masyarakat.

"Untuk memastikan dampak yang signifikan, penting untuk melakukan pemetaan terhadap masalah dan potensi yang ada, sehingga program yang kami jalankan dapat tepat sasaran dan efektif," ujar Arifin, di sela pembukaan kegiatan tersebut.

Nantinya, para peserta RBB akan berbaur dengan masyarakat setempat dalam berbagai kegiatan, seperti gotong-royong untuk mendukung program kebersihan lingkungan. Di wilayah tersebut, PTPN III (Persero) bertindak sebagai koordinator utama dengan PTPN I sebagai Co PIC. "Kami percaya kegiatan ini akan menunjukkan kontribusi nyata BUMN dalam memajukan kesejahteraan masyarakat," tambah Arifin.

Sementara, Tenaga Ahli Kementerian BUMN, Carlo Brix Tewu, menekankan bahwa program RBB Batch VI tahun 2024 tersebar di 10 lokasi berbeda di Indonesia, dengan Likupang sebagai salah satu pilihannya.

Menurutnya, kegiatan ini sangat strategis untuk mengangkat potensi daerah, terutama di 10 lokasi yang menjadi fokus RBB Batch VI tahun ini. "Kami yakin RBB Batch VI ini akan memberikan dampak positif yang besar bagi masyarakat dan DSP Likupang," ungkapnya.

 

Petani Tebu Dapat Kredit Usaha dari Bank, Pembayaran Mengikuti Waktu Panen

Geliat Petani Tebu di Tengah Ekspansi Gula Impor
Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Jatim September lalu. Rembesan gula rafinasi tahun 2018 sebesar 800 ribu ton, produksi gula konsumsi tahun 2018 sebesar 2,1 juta ton, impor gula konsumsi tahun 2018 sebanyak 1,2 juta ton. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Holding Perkebunan Nusantara melalui anak usahanya, PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), menjalin kemitraan strategis dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama di Surabaya.

Melalui kerja sama ini, kedua perusahaan berkolaborasi dalam menyediakan solusi finansial terintegrasi untuk mendukung ekosistem SGN, khususnya bagi para petani tebu yang menjadi mitra utama.

Nantinya, Bank Mandiri akan menyediakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat/Kredit Usaha Mikro (KUR/KUM) yang dirancang khusus untuk petani tebu dengan skema bayar panen. Skema ini memungkinkan para petani untuk mengatur arus kas mereka dengan lebih fleksibel.

“Dengan demikian, kewajiban pembayaran dapat disesuaikan dengan waktu panen, yang kerap menjadi tantangan dalam pengelolaan usaha pertanian,” ujar Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), M Abdul Ghani dalam keterangan tertulis, Selasa (13/8/2024).

Ghani menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan salah satu komitmen PTPN Group untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu di Indonesia, dengan memberikan akses lebih luas terhadap fasilitas keuangan yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan usaha mereka.

Kemitraan ini tidak hanya diharapkan mampu mendukung para petani tebu dalam jangka pendek, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan industri gula nasional.

“Dengan akses pembiayaan yang lebih mudah dan fleksibel, petani tebu diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka. Sehingga, memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendukung upaya swasembada gula di masa mendatang,” ucap Ghani.

 

Skema Kerjasama

Geliat Petani Tebu di Tengah Ekspansi Gula Impor
Aktivitas petani tebu di Desa Betet, Pesantren, Kediri, Jatim pada akhir September lalu. Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton, sehingga sebagian petani terpaksa menjual gula dengan harga di bawah Rp 9.000 per Kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu Mahmudi Direktur Utama SGN menyebut skema kerjasama dengan Bank Mandiri berbeda dengan skema yang lain, pasalnya selain diperuntukkan sebagai pemenuhan modal usaha petani untuk biaya garap, pupuk, dan biaya tebang muat dan angkut (TMA), juga digunakan membeli benih tebu.

”Yang istimewa dalam skema ini, selain membantu modal usaha petani tebu untuk biaya garap, pupuk dan TMA, skema ini juga mencover biaya benih tebu, baru ada di skema dengan Bank Mandiri,” terang Mahmudi lebih lanjut.

Khusus pupuk dan benih tebu, pihaknya menggandeng program MAKMUR PT Petrokimia dalam penyediaan pupuk yang berkualitas serta lembaga perbenihan tebu diantaranya Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).

”Untuk pupuk dan benih akan diberikan natura, memudahkan mitra petani untuk mendapatkan pupuk dan benih tebuh yang berkualitas,” tambahnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya