PLN Jual 275 MWh Listrik Hijau ke Tambang Emas Martabe

Penggunaan layanan Renewable Energy Certificate (REC) menunjukkan komitmen yang sejalan dengan upaya PLN dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung terciptanya green industry di Sumatera Utara.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Agu 2024, 09:39 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2024, 09:35 WIB
Tambang emas PT Agincourt Resources yang diterangi oleh 275 Megawatt hour listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang diproduksi PLN. (Dok PLN)
Tambang emas PT Agincourt Resources yang diterangi oleh 275 Megawatt hour listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang diproduksi PLN. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menjual 275 ribu unit Renewable Energy Certificate (REC), atau setara 275 Megawatt hour listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) kepada perusahaan pertambangan emas PT Agincourt Resources atau biasa disebut dengan tambang emas Martabe.

Hal ini ditandai penandatanganan jual beli antara PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara dengan PT Agincourt Resources di Medan pada Selasa, 13 Agustus 2024 lalu.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, penjualan REC ini tidak hanya menunjukkan komitmen PLN dalam mendukung energi hijau, namun juga memperkuat posisinya sebagai mitra utama dalam mewujudkan industri yang ramah lingkungan atau green industry di Indonesia.

"PLN berkomitmen penuh untuk mendukung daya saing industri nasional dengan mendorong penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan. Kami menghadirkan opsi layanan listrik hijau 100 persen yang dipasok oleh pembangkit berbasis EBT kami melalui REC," kata Darmawan dalam keterangan tertulis, Senin (19/8/2024).

Darmawan menyampaikan, REC merupakan bentuk layanan PLN yang memudahkan pelanggan untuk mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional.

"Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT. Kami sangat mengapresiasi perusahaan yang menginisiasi penggunaan REC sebagai upaya mendukung transisi energi di tanah air," terang dia.

General Manager PLN UID Sumatera Utara, Saleh Siswanto, mengapresiasi PT Agincourt Resources yang kini menggunakan layanan REC PLN. Menurut dia, ini menjadi bukti inovasi produk hijau PLN mendapat sambutan baik dari pelanggan, termasuk PT Agincourt Resources.

 

Pangkas Emisi Karbon

Foto aerial tambang emas Martabe PT Agincourt Resources (PTAR).(Dok Agincourt)
Foto aerial tambang emas Martabe PT Agincourt Resources (PTAR).(Dok Agincourt)

Penggunaan layanan REC, kata dia, juga menunjukkan komitmen yang sejalan dengan upaya PLN dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung terciptanya green industry di Sumatera Utara.

"Dengan jumlah pembelian sebesar 275.000 unit, ini adalah pencapaian terbesar di luar Pulau Jawa. Kami mengucapkan terima kasih kepada PT Agincourt Resources atas kepercayaan yang diberikan kepada PLN," ungkap Saleh.

Senior Manager Commercial PT Agincourt Resources, Jingga Ajani mengatakan, pembelian REC ini jadi bentuk dukungan Astra Group terhadap program pemerintah menuju NZE di tahun 2060.

"Pembelian REC ini sesuai dengan target Astra Group untuk mencapai NZE pada tahun 2060 dan dekarbonisasi pada tahun 2030. Kami berkomitmen bersama dengan PLN untuk menggunakan energi bersih dan menjaga lingkungan lebih baik di masa depan," tuturnya.

PLN Bangun PLTS Terapung Karangkates Berkapasitas 129 MWp

PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan energi asal Hongkong GD Power Overseas Investment Company Limited (GD Power) untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Karangkates, Jawa Timur
PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan energi asal Hongkong GD Power Overseas Investment Company Limited (GD Power) untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Karangkates, Jawa Timur, kapasitas 129 Megawatt peak (MWp). (Dok. PLN)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan energi asal Hongkong GD Power Overseas Investment Company Limited (GD Power) untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Karangkates, Jawa Timur, kapasitas 129 Megawatt peak (MWp). Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara PLN dengan PLN Nusantara Renewables dan GD Power di Jakarta, Selasa (13/08).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa kolaborasi antara PLN dan GD Power berperan penting dalam pengembangan energi hijau di Indonesia. Kolaborasi ini sekaligus bagian dari upaya transisi energi PLN yang merancang penambahan kapasitas pembangkit 75% berbasis energi baru terbarukan (EBT) dan 25% berbasis gas hingga tahun 2040.

“Hari ini telah ditandatangani LoI untuk pembangunan PLTS Terapung Karangkates, sebesar 129 MWp. Kolaborasi ini diharapkan dapat terus dilanjutkan dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Darmawan.

PLTS Terapung Karangkates diproyeksikan mampu memproduksi listrik bersih hingga 219 Gigawatt hour (GWh) untuk menyuplai kebutuhan listrik di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. Begitu beroperasi, PLTS Karangkates akan memberikan banyak manfaat untuk sektor ketenagalistrikan di Indonesia, termasuk peningkatan kapasitas EBT dan mereduksi emisi karbon hingga 180 ribu ton CO2 per tahun.

Selain itu, pengembangan PLTS Karangkates diharapkan mendukung momentum laju pertumbuhan ekonomi nasional.

"Proyek ini tidak hanya sekadar menyediakan energi bersih yang terjangkau, tetapi juga menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan serta memberikan kesejahteraan kepada masyarakat," imbuh Darmawan.

Transformasi Energi Global

Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dok:PLN
Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dok:PLN

Authorized Representative GD Power Hong Kong Overseas Investment Company Limited, Zhao Zhigang mengatakan, dalam transformasi energi global, pengembangan dan pemanfaatan energi bersih telah menjadi target utama pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia. Hal ini tak lepas dari tantangan perubahan iklim yang kini semakin nyata.

“Tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya memaksa kita untuk mempercepat transisi menuju energi berkelanjutan. PLTS sebagai bagian penting dari solusi ini menjadi kunci dalam pengembangan energi masa depan, karena keunggulannya yang ramah lingkungan, sumber daya yang melimpah, dan penyebarannya yang luas,” ujarnya.

Zhao menegaskan bahwa dengan dimulainya proyek PLTS Terapung Karangkates, GD Power siap berkolaborasi dengan setiap pemangku kepentingan untuk menyukseskan proyek ini.

“Demi masa depan, kami akan terus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Kami pastikan proyek ini akan dijalankan dengan kualitas yang tinggi dan berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dan transisi energi di Indonesia,” pungkas Zhao.

  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya