Berdiri Sejak 1852, Pabrik Gula BUMN Ini Ternyata Masih Bertaji

Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong berdiri pada tahun 1852, tetapi berhasil menorehkan kinerja terbaik pabrik gula, membuktikan anggapan yang salah selama ini bahwa kinerjanya jelek karena usia PG tua.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Sep 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2024, 20:00 WIB
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen meningkatkan pasokan Gula Kristal Putih (GKP) dalam negeri. PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menjalankan proses penggilingan tebu.

 

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 5 Pabrik Gula (PG) yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara SGN anak perusahaan PTPN III Persero Holding Perkebunan meraih penghargaan dalam acara Tea Walk dan Penganugerahan kinerja terbaik PTPN Group di Gunung Mas Bogor.

Kelima pabrik gula tersebut adalah PG Modjopanggoong, PG Gempolkrep, PG Ngadiredjo, PG Pradjekan dan PG Glenmore.

“Komitmen SGN memperkuat ekosistem tebu rakyat, dan juga melakukan penguatan pada performa kinerja pabrik. Lima PG kami meraih kinerja terbaik dalam PTPN award”, jelas  Direktur Utama SGN Mahmudi dikutip Minggu (1/9/2024).

Selain meraih kinerja terbaik, tercatat tiga PG mencatatkan mencatatkan raihan rendemen tertinggi, yakni PG Modjopanggoong, PG Ngadiredjo dan PG Gempolkrep. Periode Medio bulan Agustus capaian rendemen tiga PG tersebut berturut-turut 7,92, 7,67, dan 7,59.

“PG Modjopanggoong berdiri pada tahun 1852, tetapi berhasil menorehkan kinerja terbaik pabrik gula, membuktikan anggapan yang salah selama ini bahwa kinerjanya jelek karena usia PG tua”, ujar Direktur Utama PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Moh. Abdul Ghani.

Menurutnya salah satu aspek yang mempengaruhi upaya pencapaian swasembada gula adalah faktor agronomi tebu, dan harus kembali pada best practise budidaya tebu, mengingat pada tahun 1930an Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua setelah kuba dan berbalik menjadi negara pengimpor gula terbesar setelah cina setelah tahun 1967.

Pasca integrasi pengelolaan on farm kepada SGN, dilakukan standarisasi budidaya tebu dengan tujuan bahan baku tebu (BBT) yang dihasilkan berkualitas sehingga meningkatkan produktivitas gula

 

 

SGN Bidik Produksi Gula 13,5 Juta Ton, Bawa Indonesia Bebas dari Impor Gula

PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang dikenal dengan Sugar Co
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan yang bergerak di bidang komoditas gula, mencatatkan kinerja impresif pada tutup buku tahun 2023 dengan mencatatkan laba positif. (Dok. PT Sinergi Gula Nusantara (SGN))

Direksi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III Persero Holding Perkebunan yang bergerak di komoditas gula, akan memasang target benahi ekosistem gula dan penguatan tebu rakyat dalam masa 100 hari kerja pasca dilantik. Hal ini disampaikan Direktur Utama SGN Mahmudi dalam puncak peringatan HUT SGN ke-3 Sabtu (17/08) lalu di Surabaya.

"Dalam 100 hari ini kami memiliki inisiatif strategi, dimana bahan baku tebu lebih 70% disuport oleh petani , oleh karena itu program besar adalah penguatan tebu rakyat," terang Mahmudi dikutip Selasa (20/8/2024).

Menurutnya program tersebut menjadi strategi untuk benahi ekosistem gula yang nantinya akan memperkuat posisi tebu rakyat dan akan dilaunching dalam beberapa hari kedepan.

"Upaya penguatan tebu rakyat juga akan didukung program kemenko melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Kluster, KUR skema ini adalah yang pertama di industri pangan dan perkebunan tebu, termasuk perdana juga di SGN", ungkapnya lebih lanjut.

KUR Khusus dipilih karena selama ini petani tebu mengalami kendala tidak bisa mengakses pendanaan modal kerja ketika plafon sudah maksimal. Skema KUR Khusus di sektor produksi tidak dibatasi dengan total akumulasi plafon KUR Khusus, sehingga dapat mengakses KUR berulang dengan suku bunga 6% tidak dikenakan suku bunga naik berjenjang.

 

Skema KUR Khusus

Swasembada Gula
Tanaman tebu. (Dok. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III)

Diharapkan skema KUR Khusus tersebut menjadi solusi pendanaan bagi kluster petani tebu. Selain melalui skema KUR Khusus SGN juga bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk pendanaan petani tebu melalui skema PUMK (Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil) paket benih dan pupuk.

"Selain solusi pendanaan petani, SGN juga menyiapkan ekosistem digital untuk monitoring proses teknis budidaya tanaman akses saprodi, pupuk, finansial, hingga learning center bagi petani", kata Mahmudi.

Selain itu pihaknya juga mendedikasikan dua ribu seratus lima puluh karyawan SGN untuk membantu mengawal tebu rakyat. Karyawan tersebut dibekali khusus dan mendapat pelatihan sebelumnya di pusat pendidikan LPP Yogyakarta.

"Kita fasilitasi petani, pastikan ekosistem gula ini berjalan dengan baik. Kita harus siap 24 jam mendedikasikan diri kita, mewakafkan diri kita, inilah jihad sesungguhnya untuk industri gula", imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya