Tupperware Resmi Ajukan Kebangkrutan

Bisnis Tupperware lesu seiring penjualan yang menurun, meningkatnya persaingan dan keterbatasan model langsung ke konsumen yang pernah menentukan keberhasilannya.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Sep 2024, 17:45 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2024, 17:45 WIB
Tupperware Resmi Ajukan Kebangkrutan
Tupperware, perusahaan dibalik wadah penyimpanan dan peralatan dapur telah mengajukan kebangkrutan. (Foto: © tupperware.co.id)

Liputan6.com, Jakarta - Tupperware, perusahaan dibalik wadah penyimpanan dan peralatan dapur telah mengajukan kebangkrutan.

Mengutip AP, Kamis (19/9/2024), Tupperware Brands, perusahaan yang berbasis di Orlando, Florida ini mengajukan perlindungan kebangkrutan bab 11 setelah berjuang merevitalisasi bisnis inti dan gagal mendapatkan tawaran pengambilalihan yang dapat dipertahankan.

Bisnis Tupperware telah terpukul seiring penjualan yang menurun, meningkatnya persaingan dan keterbatasan model langsung ke konsumen yang pernah menentukan keberhasilannya.

Pada Selasa, Tupperware menyebutkan, pengajuan kebangkrutan seiring konsumen yang beralih dari penjualan langsung yang merupakan sebagian besar penjualannya lebih dari seperambat abada setelah pesta Tupperware pertama telah memukul bisnis yang terkenal itu dengan keras.

Selain itu, Perseroan juga mengatakan kalau meningkatnya masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan tentang plastik, inefisiensi internal yang membuatnya sulit beroperasi secara global dan lingkungan ekonomi mikro yang menantang selama beberapa tahun terakhir yang menyebabkan kesulitan keuangannya.

Tupperware berencana terus beroperasi selama proses kebangkrutan dan akan meminta persetujuan pengadilan untuk penjualan untuk melindungi merek tersebut.

Analis keuangan kritik Tupperware dalam beberapa tahun terakhir karena tetap memakai model penjualan langsung dan gagal berkembang seiring waktu, terutama karena banyaknya perempuan yang bekerja di luar rumah.

“Kenyataannya adalah penurunan di Tupperware bukanlah hal baru. Sangat sulit untuk melihat bagaimana merek tersebut dapat kembali ke masa kejayaannya,” tutur Direktur GlobalData, Neil Saunders.

Penjualan perusahaan membaik selama hari-hari awal pandemi COVID-19, ketika orang Amerika Serikat lebih banyak memasak dan makan di rumah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Awal Berdiri

Tupperware
Inspirasi penyajian masakan lebaran dengan Tupperware Gourmet Servers. (Dok. Tupperware)

Namun, penjualan secara keseluruhan terus menurun selama bertahun-tahun karena meningkatnya persaingan dari Rubbermaid, OXO, dan bahkan wadah makanan siap saji yang didaur ulang oleh konsumen. Tupperware antik juga tetap diminati sebagai barang koleksi.

Tupperware berawal dari 1946. Perseroan yang didirikan ahli kimia Earl Tupper ini menemukan inspirasi saat membuat cetakan di pabrik plastik. Ia pun memulai misi untuk membuat segel tutup kedap udara, mirip dengan yang ada pada kaleng cat. Wadah plastik ini untuk membantu keluarga hemat uang dari limbah makanan.

Merek itu alami lonjakan pada pertengahan abad ke-20, terutama dengan munculnya penjualan langsung melalui Pesta Tupperware. Pertama kali diadakan pada 1948, pesta itu dipromosikan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.


Saham Tupperware Merosot Usai Dikabarkan Terancam Bangkrut

Produk Tupperware (Foto: Tupperware.com)
Produk Tupperware (Foto: Tupperware.com)

Sebelumnya, saham Tupperware Brands Corp masih melanjutkan koreksi usai perdagangan Selasa, 17 September 2024. Koreksi saham Tupperware ini terjadi setelah Perseroan ajukan bangkrut.

Mengutip data Google, setelah perdagangan, saham Tupperware merosot 7,5 persen ke posisi USD 0,51 pada Selasa, 17 September 2024.Sedangkan pada perdagangan Senin, 16 September 2024, harga saham Tupperware melemah 0,96 persen ke posisi USD 0,50.

Harga saham Tupperware merosot setelah Bloomberg melaporkan Perseroan Bersiap mengajukan bangkrut pada pekan ini di tengah utang sebesar USD 700 juta atau sekitar Rp 10,73 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.335).

Mengutip Yahoo Finance, Tupperware Brands Bersiap ajukan kebangkrutan pekan ini, menurut sumber yang mengetahui rencana itu setelah upaya selama bertahun-tahun untuk hidupkan kembali bisnis di tengah menurunnya permintaan.

Merek perlengkapan rumah tangga yang selama hampir satu abad didefinisikan sebagai penyimpan makanan berencana mengajukan perlindungan hukum setelah melanggar ketentuan utangnya dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan, menurut sumber. Saham Tupperware sempat anjlok lebih dari 50 persen di New York, seiring kabar itu pada perdagangan awal pekan ini.

 

 


Ganti CEO

Tupperware
Inspirasi penyajian masakan lebaran dengan Tupperware Gourmet Servers. (Dok. Tupperware)

Pengajuan kebangkrutan menyusul negosiasi yang berlarut-larut antara Tupperware dan pemberi pinjaman mengenai cara mengelola utang lebih dari USD 700 juta. Pemberi pinjaman setuju tahun ini untuk memberi sedikit ruang bernafas mengenai ketentuan yang pinjaman yang dilanggar, tetapi perusahaan terus memburuk.

Rencana itu belum final dan dapat berubah. Seorang perwakilan Tupperware menolak berkomentar. Tupperware selama bertahun-tahun telah memperingatkan akan adanya keraguan terhadap kemampuannya bertahan dalam bisnis.

Pada 1946, Tupperware memperkenalkan produk plastiknya kepada publik setelah pendirinya Earl Tupper menemukan segel kedap udara yang fleksibel. Merek tersebut melejit ke rumah-rumah Amerika sebagian besar melalui pesta penjualan yang diselenggarakan oleh wanita-wanita pinggiran kota.

Perusahaan tersebut terus beroperasi selama hampir 80 tahun dan sebagian besar mengandalkan penjualan langsung oleh sejumlah besar vendor amatir, dengan jumlah lebih dari 300.000 tenaga penjualan independen dalam pengajuan peraturan pada 2022.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya