Transformasi PLN IP Hadapi Tantangan Sektor Kelistrikan

PLN Indonesia Power melakukan berbagai transformasi untuk menghadapi segala tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Upaya korporasi ini juga dalam rangka mendukung transisi energi Tanah Air untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Nov 2024, 07:18 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2024, 17:20 WIB
PT PLN Indonesia Power (PLN IP)
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menjaga stabilitas pasokan listrik dalam menyukseskan gelaran KTT ASEAN 2023 atau ASEAN Summit 2023, dengan mengandalkan energi ramah lingkungan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulumbu. (Dok. PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PLN Indonesia Power melakukan berbagai transformasi untuk menghadapi segala tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasokan listrik. Upaya korporasi ini juga dalam rangka mendukung transisi energi Tanah Air untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN IP berkomitmen memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pencapaian target energi berkelanjutan di Indonesia, mendukung inisiatif global untuk menurunkan emisi karbon dan mengadopsi teknologi yang lebih ramah lingkungan.

"PLN IP merupakan salah satu subholding PLN yang memegang peran strategis. Peran utama PLN IP saat ini yaitu sebagai penyedia solusi energi yang meliputi pembangkitan tenaga listrik yang tersebar di Indonesia serta mengembangkan bisnis beyond KWh," kata Edwin, Minggu (10/11/2024).

Edwin mengungkapkan, sebelum dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik yang berhasil melakukan transformasi bisnis di tengah gejolak dunia bisnis, PLN Indonesia Power dihadapkan pada lima tantangan utama. Hal inilah yang pada akhirnya mendorong korporasi untuk dapat melakukan transformasi pasca pandemi Covid-19.

Atas keberhasilan transformasinya, PLN Indonesia Power juga meraih penghargaan pada ajang Indonesia Best Business Transformation 2024 dengan predikat very good, awarding ini juga diikuti oleh banyak perusahaan terkemuka di Indonesia.

“Pertama, pembentukan holding subholding berimplikasi pada peralihan aset pembangkitan ke PLN IP, sehingga kapasitas pembangkit meningkat dua kali lipat, dari sebelumnya 10 GW menjadi 21 GW. Kedua, ditetapkannya visi Transformasi 2.0 PLN untuk menjadi Global Top 500 Company dan PLN IP sebagai Subholding tentunya turut berkontribusi dalam pencapaian tersebut,” ujar Edwin.

Edwin melanjutkan, Ketiga, adanya aspirasi roadmap untuk mencapai NZE_ sesuai dengan agenda Indonesia menuju NZE 2060 dan PLN IP berperan penting untuk menyukseskan agenda tersebut.

"Keempat, perlunya ikut berperan dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDG’s) dan yang kelima yaitu adanya momentum untuk mempercepat pengembangan bisnis agar PLN IP memiliki keunggulan dalam pengembangan pembangkit hijau dan beyond KWh," tambah Edwin.

 

Kinerja Pembangkit

PLN IP
Sub Holding Pembangkitan PLN Indonesia Power (PLN IP) mendukung penuh langkah pemerintah dalam menekan polusi udara pada sektor kelistrikan, dengan menerapkan berbagai teknologi ramah lingkungan guna mengurangi emisi dari pembangkit berbasis batubara. (Dok. PLN IP)

Dalam rangka menjalankan transformasi yang berkelanjutan dan mencapai visi Perusahaan, PLN IP telah meluncurkan salah satu program unggulan untuk meningkatkan kinerja pembangkit melalui implementasi Digital Power Plant atau _Reliability and Efficiency Optimization Center (REOC).

Program ini bertujuan memantau dan mengelola kinerja pembangkit listrik secara real time melalui konektivitas digital yang diharapkan dapat mengoptimaikan dua indikator penting bisnisnya, yakni EAF (Equivalent Availability Factor) dan EFOR (Equivalent Forced Outage Rate).

Menurut Edwin, sejak dimulainya program Transformasi 2.0, PLN IP telah berhasil menghubungkan mesin pembangkit ke sistem REOC yang memungkinkan pemantauan dan pengelolaan secara lebih efisien.

“Komitmen perusahaan ialah untuk menghubungkan seluruh unit dan mesin pembangkit ke dalam sistem ini yang akan meningkatkan efisiensi operasional dan keandalan pembangkit listrik,” ungkap Edwin.

 

Energi Andal

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang yang dikelola PT PLN Indonesia Power (PLN IP). (Maulandy/Liputan6.com)
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang yang dikelola PT PLN Indonesia Power (PLN IP). (Maulandy/Liputan6.com)

Edwin menuturkan, pada tahun 2023 PLN IP menunjukkan kemajuan yang signifikan dengan realisasi EAF mencapai 89,54 persen dan EFOR berada di level 3,63 persen. Capaian ini menempatkan PLN IP pada jalur yang tepat untuk mencapai target menuju Top 10 persen standar North American Electric Reliability Corporation (NERC), yang merupakan standar internasional untu kinerja pembangkit listrik.

“Dengan pencapaian ini, PLN IP terus memperkuat posisinya sebagai penyedia energi andal,” jelas Edwin.

Dari aspek sustainability, transformasi yang dilakukan PLN IP juga berhasil meningkatkan Kinerja pada aspek Environmental, Social and Governance (ESG) dalam 10 tahun terakhir yang terlihat dari pencapaian PROPER Beyond Compliance.

"PLN IP berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja PROPER pada seluruh unit bisnis pembangkit perusahaan yang kini ada 36 unit," imbuhnya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya