Arab dan China Tertarik Danai Program 3 Juta Rumah Prabowo

Adik dari Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengaku telah bernegosiasi dengan Uni Emirat Arab, Qatar dan China untuk ikut mendanai program 3 juta rumah.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Okt 2024, 20:41 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2024, 20:41 WIB
BTN Bantu Biayai 4,05 Juta Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Suasana dan kondisi pembangunan salah satu perumahan bersubsidi di kawasan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (19/2/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto turut mengundang ketertarikan investasi asing. Beberapa negara Arab di Teluk Persia dan China dikabarkan berminat untuk ikut serta membiayai program tersebut.  

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus adik dari Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengaku telah bernegosiasi dengan Uni Emirat Arab, Qatar dan China untuk ikut mendanai program 3 juta rumah. 

"Kemarin saya ketemu Menteri Toleransi (UEA), keluarga penguasa. Dia tertarik untuk membiayai program perumahan. Saya sudah ketemu penguasa dari Qatar, dan dari China," kata Hashim di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Hashim meyakini, investasi dari ketiga negara tersebut bakal turut menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional. Adapun secara masterplan, program 3 juta rumah Prabowo target membangun 1 juta hunian vertikal di perkotaan, dan 2 juta rumah tapak di pedesaan. 

"Jadi ada tiga penyandang dana. Bisa membiayai dan saya kira lain bisa membiayai program perumahan. So ini dana, ini kan inflow of investment untuk perumahan. This will stimulate the economy," ungkap dia.

Menurut perhitungannya, program 3 juta rumah mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga 1,5 persen.

"Dari perumahan kami sudah hitung bisa tambah 1,1 persen 1,2 persen, 1,5 persen. Perumahan merupakan 14 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) kita," terang Hashim. 

Prospek kinerja sektor perumahan, lanjut dia, cukup besar dan potensial mengerek pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, Hashim optimistis pertumbuhan ekonomi bisa melebihi target 8 persen.

"Sebenarnya Prabowo bilang 8 persen. Itu minimum. It's minimal target. Kita mau 10 persen sebetulnya," tegas Hashim. 

 

Arab dan China Tertarik Danai Program 3 Juta Rumah Prabowo

BTN Salurkan Lebih dari 735 Ribu Rumah Bersubsidi
Suasana Perumahan Griya Samaji, Cieseng, Bogor, Rabu (19/2/2020). Bank Tabungan Negara (BTN) pada 2019 telah merealisasikan 735.000 rumah dalam Program pemerintah satu juta rumah dengan kredit kepemilikan rumah bersubsidi sekitar Rp 111 trilyun. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan bahwa dirinya telah menyampaikan konsep program pembangunan 3 juta rumah kepada Presiden Prabowo Subianto.

Maruarar mengusulkan konsep gotong royong, alias kolaborasi, dalam pembangunan 3 juta rumah. Dia juga akan memanfaatkan pengalamannya di dunia usaha selama 5 tahun.

"Sekarang negara memanggil, saya siap untuk berbakti. Saya juga sudah menelepon teman-teman saya, para pengusaha, yang juga bisa membantu," kata Maruarar di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (21/10/2024).

"Nanti mungkin tanahnya dari negara, dan teman-teman (pengusaha) juga bisa membantu untuk membangun sebagai bagian dari CSR mereka. Saya pikir kita mesti kreatif, tapi juga harus berdasarkan hukum," dia menambahkan.

Harus Transparan

Satu Dekade PT Sarana Multigriya Finansial Dukung Pemerintah Bangun Sektor Perumahan untuk Indonesia Maju
Pemerintahan Presiden Joko Widodo meluncurkan Program Satu Juta Rumah pada tahun 2015.

Dia berkeyakinan bahwa sistem pembangunan 3 juta rumah ini harus transparan, sehingga kepercayaan publik terhadap program tersebut tinggi.

Selain itu, ia juga akan berdiskusi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk meminta insentif bagi masyarakat berpendapatan rendah (MBR) dalam memiliki hunian.

"Sehingga nanti saya akan bertemu dengan Menteri Keuangan untuk membahas soal bagaimana jika pajak untuk masyarakat kelas bawah dan rakyat kecil juga harus dipertimbangkan untuk mendapatkan perhatian," ungkapnya.

Namun, Maruarar belum bisa memastikan apakah insentif tersebut berupa keringanan pajak atau bentuk lainnya. "Saya akan usahakan apa yang terbaik untuk rakyat Indonesia," pungkas Maruarar Sirait.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya