Tanggul Pantai Cuma Bisa Lindungi Jakarta dari Banjir Rob sampai 2033

Tanggul pantai NCICD Kalibaru sendiri merupakan salah satu dari proyek penahan banjir yang berlokasi di pesisir utara Jakarta.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Nov 2024, 17:30 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2024, 17:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek pembangunan tanggul raksasa di Cilincing, Jakarta Utara. (Maulandy/Liputan6.com)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek pembangunan tanggul raksasa di Cilincing, Jakarta Utara. (Maulandy/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek hasil pembangunan proyek tanggul pantai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Kalibaru di Cilincing, Jakarta Utara.

AHY memperkirakan, tanggul pantai setinggi 4,8 meter tersebut mampu melindungi pesisir utara Jakarta dari banjir rob hingga 2034.

"Tanggul laut di pesisir utara Jakarta ini kita bangun 4,8 meter diatas permukaan air laut, ini bisa sampai dengan 2033," ujar AHY di Kalibaru, Jakarta Utara, Senin (4/11/2024).

Tanggul pantai NCICD Kalibaru sendiri merupakan salah satu dari proyek penahan banjir yang berlokasi di pesisir utara Jakarta. Total, ada 33 km proyek tanggul pantai di Jakarta Utara yang menjadi tugas dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Pemprov DKI Jakarta, dan PT Pelindo II.

 

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek pembangunan tanggul raksasa di Cilincing, Jakarta Utara. (Maulandy/Liputan6.com)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek pembangunan tanggul raksasa di Cilincing, Jakarta Utara. (Maulandy/Liputan6.com)

Tak hanya tanggul pantai, pemerintah juga berencana menyiapkan proyek lebih besar untuk menghadang banjir. Dengan membangun tanggul laut raksasa atau giant sea wall. Namun, tahap konstruksinya saat ini masih dipikirkan.

"Lebih dari tahun 2033, kita harus berpikir untuk mencegah terjadinya penurunan muka tanah. Apakah kita perlu tanggul yang lebih besar lagi, sering dikatakan sebagai giant sea wall, nah kita sedang pelajari lebih dalam lagi," ungkapnya.

Di samping pembangunan tanggul, AHY melanjutkan, pemerintah juga meminta warga pesisir Jakarta untuk tak lagi memakai air tanah. Sehingga permukaan tanah tidak terus mengalami degradasi.

 

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek pembangunan tanggul raksasa di Cilincing, Jakarta Utara. (Maulandy/Liputan6.com)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengecek pembangunan tanggul raksasa di Cilincing, Jakarta Utara. (Maulandy/Liputan6.com)

Sebagai pengganti, pemerintah bakal menyuplai air baku ke penduduk Jakarta dari dua titik, yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Karian dan Jatiluhur.

"Contohnya, ketika kita mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah karena begitu besarnya mengambil air dari dalam tanah. Ini terjadi eksploitasi tentu setelah puluhan tahun. Kita berupaya agar ada suplai air, termasuk air baku, yang juga bisa mensupport kebutuhan warga," ungkapnya.

"Itulah mengapa kami memastikan agar SPAM Jatiluhur bisa memberikan suplai kurang lebih 3.200 liter per detik. Dan kami juga berupaya agar Karian dari Banten bisa juga segera berproduksi atau operasional," kata AHY.

 

Proyek NCICD Fase A Tanggul Pantai Jakarta Terkendala Banyaknya Permukiman Liar

Tanggul Laut Kali Adem
Aktivitas warga lokal di dekat tanggul laut di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta, Selasa (12/2). Pembangunan tanggul laut tersebut merupakan bagian dari program Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara atau NCICD. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kebagian mengerjakan sisa 11 kilometer (km) proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) fase A tanggul pantai. Pengerjaan proyek NCICD ini dilakukan bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Namun diakui Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, keberlanjutan proyek NCICD fase A ini terkendala banyaknya permukiman liar warga yang memerlukan waktu untuk ditata.

"Benar yang 11 (kilometer) itu. Sisanya itu sedikit masih ada yang dari SDA (Dinas Sumber Daya Air), terutama yang masuk ke dalam muara-muara itu SDA, contoh yang di Kali adem," kata Ali kepada wartawan, Rabu (4/10/2023).

 

 

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah mengerjakan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). (Foto: Wijaya Karya)
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tengah mengerjakan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). (Foto: Wijaya Karya)

Kawasan itu, kata Ali masih memerlukan sejumlah penataan. Sebab, dia menyebut jumlah penduduk yang tinggal dan mendirikan bangunan liar di lokasi pengerjaan tanggul pantai rupanya tak sedikit.

"Memang harus ada sedikit penataan kawasan banyak penduduk liar di situ. Itu kita kendala di situ," ucap Ali.

Meski begitu, Ali menjelaskan penataan kawasan yang dimaksud bukan berarti melakukan pembebasan lahan. Namun, warga yang masih bertahan di sekitar lokasi proyek tanggul pantai bakal direlokasi.

"Pembebasannya sih sudah nggak. Bukan pembebasan, mungkin nanti relokasi warga yang di pinggiran," katanya.

"Kalau pembebasan kan itu asetnya aset orang, dibebaskan lalu dibayar. Ini memang aset Pemda," sembung dia.

Diketahui, panjang total tanggul pantai yang dibangun di Jakarta ada 46 km. Dari 46 km itu, 13 km tanggul pantai sudah rampung dikerjakan. Sehingga, tersisa 33 km, yang 11 km di antaranya bakal dikerjakan Kementerian PUPR.

Dikerjakan Pelindo dan Pemprov Jakarta

Tanggul Laut Muara Baru Jebol
Kondisi tanggul laut National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) dan permukaan tanah yang jebol di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Rabu (4/12/2019). Lokasi jebolnya tanggul sepanjang 100 meter itu berada dekat dengan proyek tanggul garapan Kementerian PUPR. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sementara itu, 22 km sisanya dibagi pengerjaannya antara Pelindo dan Pemprov DKI Jakarta. Ini disampaikan Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Yusmada Faizal ditemui usai Rapat Pimpinan (Rapim) membahas pengembangan tanggul NCICD di DKI Jakarta.

"Nah 22 km oleh DKI ini ada revisi yang kita mengeluarkan ada area Pelindo sama Tanjung Priok itu tersisa tinggal 11 km. Nah, 11 km ini lah yang kita akan bangun tiga tahun ke depan. Clear ya," kata Yusmada di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya