Teknologi Berkembang Pesat, Pemasaran Perlu Tangkap Peluang AI

Teknologi berkembang dengan pesat di segala sektor, termasuk penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sektor pemasaran dinilai perlu memanfaatkan peluang tersebut

oleh Arief Rahman H diperbarui 15 Nov 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2024, 18:45 WIB
Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), Sutanto Hartono ditunjuk jadi Ketua Dewan MMA Global Indonesia. Penunjukan dilakukan dalam gelaran MMA Impact Indonesia 2024, di Ritz-Carlton Jakarta, Jumat (15/11/2024). (Arief/Liputan6.com)
Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), Sutanto Hartono ditunjuk jadi Ketua Dewan MMA Global Indonesia. Penunjukan dilakukan dalam gelaran MMA Impact Indonesia 2024, di Ritz-Carlton Jakarta, Jumat (15/11/2024). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Teknologi berkembang dengan pesat di segala sektor, termasuk penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Sektor pemasaran dinilai perlu memanfaatkan peluang tersebut.

Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), Sutanto Hartono mengungkapkan peluang tersebut dihadapan para pakar pemasaran global. Menurutnya, perkembangan teknologi juga perlu ditangkap untuk membawa manfaat kedepan.

"Yang pertama pasti adalah perubahan ini sesuatu yang memang kita harus adopt dan perubahannya ini luar biasa di satu sisi bicara soal teknologi karena teknologi juga keep evolving, kita sekarang berhadapan dengan AI dan AI pun juga sedang evolve dengan berbagai tipe AI," ungkap Sutanto dalam MMA Impact Indonesia 2024, di Ritz-Carlton, Jakarta, Jumat (15/11/2024).

Dia mengatakan, munculnya AI di berbagai sektor harus bisa dimanfaatkan. Bahkan, dijadikan suatu kekuatan dalam konteks pemasaran kedepannya.

"Nah bagaimana kita bisa meng-embrace perubahan-perubahan ini menjadi tidak hanya kita bisa catch up tetapi juga menjadikan suatu kekuatan bahwa organisasi kita ini bisa meng-adopt kemampuan AI dengan lebih baik dibandingkan organisasi lain," tuturnya.

Sutanto menyadari teknologi terus akan berkembang dari waktu ke waktu. Meski begitu, perkembangan teknologi juga harus diimbangi oleh peningkatan kemampuan dari sumber daya manusia (SDM).

Ada beberapa tugas yang disadari tak bisa digantikan oleh teknologi, termasuk AI. Begitu pula penerapan teknologi tersebut di industri media.

"Bahan-bahan industri kita mengatakan bahwa teknologi itu tidak hanya stop disitu, tetapi teknologi tetap harus diimbangi dengan hal-hal yang non-teknis yang memang harus datang dari kekuatan manusia," ujarnya.

"Salah satunya adalah intuisi bagaimana menghadapi perubahan-perubahan yang ada dalam industri media maupun secara keseluruhan kalau kita tema hari ini adalah ke marketing secara overall," imbuh Sutanto.

 

Pemanfaatan Data-AI di Industri Media

Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), Sutanto Hartono ditunjuk jadi Ketua Dewan MMA Global Indonesia. Penunjukan dilakukan dalam gelaran MMA Impact Indonesia 2024, di Ritz-Carlton Jakarta, Jumat (15/11/2024). (Arief/Liputan6.com)
Managing Director PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), Sutanto Hartono ditunjuk jadi Ketua Dewan MMA Global Indonesia. Penunjukan dilakukan dalam gelaran MMA Impact Indonesia 2024, di Ritz-Carlton Jakarta, Jumat (15/11/2024). (Arief/Liputan6.com)

Sutanto menuturkan contoh penerapan AI dan data dalam industri media, ditengah peralihan media ke digital. Melalui AI dan pengumpulan data, media bisa menangkap tren penggunaan.

"Kita tau persis siapa yang meng-consume, kapan, konten apa, berapa lama, dan sebagainya. Nah disitu dengan kita mengetahui granular detail daripada consumption-nya memudahkan kita juga untuk melakukan predictive," katanya.

Sutanto mengatakan, data yang dikumpulkan tadi bisa jadi jadi rujukan bagi konten yang akan dikembangkan kedepannya. Artinya, pengambilan keputusan akan berdasarkan pada data yang akurat.

"Nah hal-hal kayak gini akan membuat keputusan decision making itu lebih sharp, lebih impactful dibanding sebelumnya mungkin lebih banyak intuition-nya," ungkapnya.

"Tapi tentu saja, meskipun data, katakan kita perlu suatu file of action file of action yang kayak apa kita perlukan, nah itu suatu judgment yang tidak bisa di-replace oleh data," pungkas Sutanto Hartono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya