Menakar Dampak Kebakaran LA ke Ekonomi AS

Para ekonom memperkirakan kerusakan properti dan gangguan pasar kerja akibat kebakaran LA dapat memberikan tekanan ke inflasi

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Jan 2025, 13:15 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 13:15 WIB
Kebakaran Hutan Meluas, Puluhan Ribu Orang di Los Angeles AS Mengungsi
Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles Kristin Crowley menyebut hampir 26.000 orang dari lebih 10.000 rumah tangga dan 13.000 bangunan terancam kebakaran. (Apu Gomes/Getty Images North America/Getty Images via AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ekonom dari perbankan ternama memperkirakan kebakaran hutan di beberapa wilayah Los Angeles hanya memberi tekanan kecil pada ekonomi AS (Amerika Serikat).

Para ekonom memperkirakan kerusakan properti dan gangguan pasar kerja akibat kebakaran dapat memberikan tekanan ke inflasi karena memperlambat pertumbuhan dan sedikit menghambat perekrutan, meskipun tidak pada tingkat yang cukup besar untuk mengubah prospek secara mendasar.

Kebakaran LA tampaknya akan menjadi bencana iklim paling mahal dalam sejarah AS, yang berasal dari ukurannya dan nilai tinggi real estat perumahan yang rusak,” kata ekonom J.P. Morgan Abiel Reinhart, dikutip dari The Straits Times, Kamis (16/1/2025).

Kerugian AS

Reinhart melihat, kerugian ekonomi akibat kebakaran itu berkisar seperempat triliun dolar dan melampaui biaya Badai Katrina.

“(Namun) kami pikir dampak jangka pendek pada pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) nasional, lapangan kerja, dan inflasi akan kecil,” bebernya.

Total PDB AS hanya kurang dari USD 30 triliun pada tahun 2023, sebagai perbandingan.

 

Ekonomi AS Goyang?

Kebakaran Hutan Meluas, Puluhan Ribu Orang di Los Angeles AS Mengungsi
Badan Meteorologi setempat memperkirakan risiko kebakaran akan semakin meningkat mengingat angin kencang yang bisa mencapai lebih dari 160 km/jam berhembus di pegunungan dan kaki pegunungan yang saat ini sedang mengalami kekeringan. (Apu Gomes/Getty Images North America/Getty Images via AFP)... Selengkapnya

Senada, ekonom Goldman Sachs juga memperkirakan hambatan 0,2 poin persentase pada pertumbuhan ekonomi AS di kuartal pertama 2025, dengan asumsi bahwa hal itu tidak diimbangi oleh aktivitas terkait pembangunan kembali.

Pertumbuhan lapangan kerja pada bulan Januari kemungkinan hyfa akan berkurang antara 15.000 dan 25.000 posisi sebagai akibat dari kebakaran. Namun ini dinilai sebagai hambatan yang relatif kecil dalam perekonomian AS yang menambah 256.000 lapangan kerja pada bulan Desember 2025.

Ekonom Goldman Sachs juga tidak memperkirakan kebakaran akan segera meningkatkan klaim asuransi pengangguran.

Adapun analis dari Morgan Stanley yang memproyeksikan hambatan antara 20.000 dan 40.000 pada tingkat penciptaan lapangan kerja.

Mereka mencatat tekanan inflasi yang diukur dengan indeks harga konsumen yang tidak termasuk biaya pangan dan energi kemungkinan akan menjadi empat hingga sembilan basis poin lebih tinggi akibat dampak kebakaran.

“Kejutan tampaknya terjadi pada harga barang inti, khususnya pada mobil bekas dan baru,” ungkap analis Morgan Stanley.

“Kami menemukan bukti inflasi mobil bekas dan baru yang lebih kuat setelah kebakaran hutan. Berdasarkan bencana serupa, sementara barang inti tidak termasuk mobil tampaknya tidak terpengaruh secara signifikan,” jelasnya.

 

Tekanan ke Ekonomi Lokal

Luluh Lantak, Seperti ini Pemandangan Udara Kawasan Pacific Palisades Los Angeles AS
Dalam foto yang diambil dari helikopter ini, memperlihatkan kondisi rumah-rumah terbakar di Pacific Coast Highway saat kebakaran Palisades di Malibu, California, pada tanggal 9 Januari 2025. (JOSH EDELSON/AFP)... Selengkapnya

Reinhart dari J.P. Morgan mengatakan “kami memperkirakan tekanan ke atas yang bersifat lokal pada sewa, persediaan konstruksi, dan tenaga kerja konstruksi perumahan, tetapi dampak nasionalnya terbatas”.

Dampak ekonomi nasional yang relatif terkendali dari kebakaran California terjadi saat ekonomi AS memasuki tahun 2025 dengan pijakan yang kuat dan tingkat inflasi yang tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya