Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Indonesia (Persero) mendapat dukungan penuh dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mempercepat distribusi pupuk bersubsidi kepada petani terdaftar sejak awal tahun 2025.
Langkah ini sejalan dengan program Astacita Pemerintahan Prabowo-Gibran yang menargetkan terwujudnya swasembada pangan.
Advertisement
Baca Juga
Distribusi Cepat Berkat Kebijakan yang Disederhanakan
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengungkapkan bahwa hingga 19 Januari 2025, sebanyak 599.582 petani telah menebus pupuk bersubsidi dengan total 688.386 transaksi.
Advertisement
Selama periode tersebut, sebanyak 405.000 ton pupuk bersubsidi telah disalurkan secara nasional.
“Pupuk Indonesia berterima kasih atas dukungan pemerintah, terutama terkait terbitnya Surat Keputusan (SK) Alokasi Pupuk Provinsi dan Kabupaten sebelum akhir tahun 2024. Hal ini memberikan kepastian bagi petani untuk menebus pupuk bersubsidi lebih awal,” ujar Rahmad dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Medan, ditulis Kamis (23/1/2025).
Kemudahan Penebusan dengan iPubers
Rahmad menambahkan, Pupuk Indonesia kini mengandalkan aplikasi iPubers untuk mendukung proses penyaluran pupuk bersubsidi.
Petani cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk menebus pupuk, sehingga prosesnya menjadi lebih mudah dan transparan.
Di Sumatera Utara, sebanyak 8.000 petani telah menebus pupuk bersubsidi dengan total 541 ton hingga 19 Januari 2025.
Untuk mendukung kelancaran distribusi, Pupuk Indonesia menyediakan 89.000 ton stok pupuk di wilayah tersebut, terdiri dari 58.417 ton Urea, 28.833 ton NPK, dan 1.959 ton pupuk organik.
Stok Pupuk Nasional
Secara nasional, stok pupuk bersubsidi per 19 Januari 2025 mencapai 1,01 juta ton, meliputi 574.238 ton Urea, 424.441 ton NPK, dan 14.728 ton pupuk organik.
Selain itu, Pupuk Indonesia telah menyiapkan fasilitas pendukung, seperti 35 petugas lapangan, 29 gudang dengan kapasitas 145.229 ton, 82 distributor, dan 2.373 kios resmi di Sumatera Utara.
“Kami mengimbau petani, khususnya di Sumatera Utara, untuk memanfaatkan pupuk bersubsidi ini demi mendukung swasembada pangan nasional,” tambah Rahmad.
Advertisement
Perubahan Mekanisme Penyaluran
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, menjelaskan bahwa mekanisme distribusi pupuk bersubsidi kini lebih sederhana. Pupuk disalurkan langsung oleh Pupuk Indonesia kepada gabungan kelompok tani (gapoktan) atau pengecer resmi.
“Jika sebelumnya daftar penerima pupuk baru tersedia pada April, kini berkat sinergi antar pemangku kepentingan, daftar tersebut sudah terbit pada Desember 2024. Dengan begitu, pupuk sudah tersedia di kios sejak awal Januari 2025,” jelas Sudaryono.
Ia juga mencatat bahwa rata-rata penebusan pupuk harian di tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini, menurutnya, dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan.
“Ketika petani bisa menebus pupuk lebih awal, semangat menanam mereka juga meningkat. Ini menjadi faktor penting dalam mendukung percepatan swasembada pangan nasional,” tutup Sudaryono.