Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Ali Murtopo Simbolon menghadiri groundbreaking pabrik hilirisasi timah (tin chemical) PT Batam Timah Sinergi dan peresmian pabrik hilirisasi timah (tin solder) PT Tri Charislink Indonesia di Batam, Jumat (24/1/2025). kehadiran Ali Murtopo untuk mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Ali menjelaskan, pemerintah melakukan transformasi ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan mendorong hilirisasi mineral kritis salah satunya yaitu timah. Dengan hilirisasi dan industrialisasi, Indonesia bisa maju.
Baca Juga
Hilirisasi dan industrialisasi juga yang membuat Presiden Prabowo Subianto yakin pertumbuhan 8% dapat tercapai dan Indonesia kaya serta sejahtera dapat terwujud. Sebagai salah satu produsen timah terbesar di dunia, hilirisasi timah di Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan nilai tambah komoditas tetapi juga memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global.
Advertisement
“Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia terus menunjukkan dominasinya sebagai salah satu pemain utama dalam ekspor timah dunia. Pada tahun 2024 nilai ekspor timah, yakni timah bukan paduan serta batang dan batang kecil untuk menyolder, mencapai USD1,44 miliar.
"Indonesia berhasil mengekspor ke berbagai negara tujuan utama seperti Cina sebesar USD284,28 juta, India sebesar USD245,36 juta, dan Korea Selatan sebesar USD158,26 juta,” ujar Ali Murtopo dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (25/1/2025).
Ali menyampaikan bahwa sebagai salah satu produsen timah terbesar di dunia, Indonesia memiliki cadangan sumber daya yang sangat melimpah. Tercatat sekitar 800 ribu ton atau 17% cadangan timah global berada di Indonesia.
Berdasarkan data badan survey geologi Amerika Serikat, Indonesia menghasilkan lebih dari 70 ribu ton timah setiap tahun, dimana 32% produksi timah dihasilkan oleh PT. Timah Tbk dan 68% sisanya diproduksi oleh kurang lebih 35 badan usaha swasta. Saat ini, hampir 95% produksi timah nasional diekspor dan belum dimanfaatkan secara optimal di dalam negeri.
Devisa Negara
Timah dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam investasi yang bernilai tinggi, khususnya saat ini untuk semikonduktor dan Pemerintah menjadikan hilirisasi timah ini menjadi modal memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem semikonduktor.
“Hilirisasi timah diharapkan dapat meningkatkan devisa negara. Data menunjukkan bahwa industri hilir memiliki potensi untuk menggandakan nilai ekspor dibandingkan dengan ekspor bahan mentah. Dengan investasi sebesar Rp1,2 triliun dalam pembangunan pabrik hilirisasi tersebut, Pemerintah optimis bahwa Indonesia dapat menjadi pusat produksi timah hilir terbesar di dunia,” tegas Ali.
Dari segi investasi, Indonesia merupakan negara dengan predikat layak investasi dengan daya saing yang cukup kuat. Peringkat Indonesia dalam IMD Global Competitiveness Index, meningkat ke peringkat 27 dari sebelumnya di peringkat 34. Berdasarkan penilaian dari lembaga rating, Sovereign Credit Rating (SCR) Indonesia satu tingkat di atas Investment Grade. Hal tersebut menunjukkan kepercayaan investor kondisi ekonomi Indonesia yang solid akan berlanjut.
Advertisement
Ciptakan Lapangan Kerja
Pemerintah mengapresiasi PT Cipta Persada Mulia beserta anak usahanya, PT Batam Timah Sinergi, dan PT Tri Charislink Indoasia, atas komitmen dan langkah konkret yang telah diambil dalam perealisasian hilirisasi timah. Pemerintah juga mengajak para pelaku industri lainnya untuk turut mendukung agenda hilirisasi nasional demi memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.
Selanjutnya Ali menyampaikan bahwa groundbreaking tersebut berpotensi menciptakan sekitar 1.500 lapangan kerja baru dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta memberikan kontribusi positif bagi pendapatan daerah.
“Saya berharap pabrik hilirisasi timah ini dapat menjadi katalis bagi transformasi industri timah nasional. Mari kita bersama-sama mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan mandiri melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi,” pungkas Deputi Ali.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain yakni Pimpinan Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad, dan Kepala BP Batam Muhamad Rudi, dan. (ltg/dep3/rtn/fsr)