Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Battery Corporation (IBC) terus mendorong terciptakan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan mewujudkan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik dunia.
Terbaru IBC, bersama dengan Nuode New Materials Co., Ltd (Nuode), China Hualong International Construction Corporation (SINORON), dan PT Sentosa Laju Sejahtera (SLS), menandatangani Heads of Agreement (HoA) terkait dengan inisiasi pengembangan Pabrik Pengolahan Copper Foil Baterai di Indonesia.
Kemitraan strategis ini sejalan dengan visi "Asta Cita" Pemerintah Indonesia, yang menekankan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Inisiatif ini juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem baterai global dan mendukung pemenuhan permintaan global Copper Foil, yang sangat penting untuk produksi baterai dan berbagai komponen listrik, terutama dalam aplikasinya di kendaraan listrik (EV).
Advertisement
Melalui kolaborasi ini, Pabrik Pengolahan Copper Rod dan Foil akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui penciptaan lapangan pekerjaan dan transfer teknologi dari mitra internasional. Melalui pengolahan katoda tembaga menjadi Copper Rod dan Foil yang bernilai tambah tinggi di dalam negeri, proyek ini mampu mendorong hilirisasi tembaga Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam transisi energi global.
Direktur Pengembangan dan Operasi IBC, Jeffrie Korompis, mengungkapkan, kemitraan ini mempertegas komitmen IBC untuk memajukan industri hilir Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem baterai global.
"Sebagai perusahaan investment holding dalam new energy material, kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam mengembangkan industri baterai di dalam negeri dan meningkatkan daya saing Indonesia dalam transisi energi bersih." jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/1/2025).
Direktur Komersial SINORON Christopher Chan menyampaikan, perusahaan bangga dapat turut mendukung Indonesia dan IBC dalam mengembangkan EV dan ekosistem baterai EV.
"Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama kami terhadap inovasi dan keberlanjutan di sektor energi." kata dia.
Chen Lizhi, Direktur Nuode menambahkan, "Visi kami adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi Copper Foil masa depan, memenuhi permintaan global Nuode dan mendukung pertumbuhan industri EV global secara pesat."
HoA merupakan tindak lanjut atas Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani oleh IBC, Nuode, dan SINORON pada 27 September 2024. Penandatanganan HoA ini menandakan kolaborasi antar pihak yang lebih serius, serta menandai perkembangan signifikan dalam merealisasikan visi pengembangan fasilitas pengolahan Copper Foil terintegrasi di Indonesia.
IBC dan CATL Bentuk Perusahaan Patungan Manufaktur Sel Baterai Senilai USD 1,18 Miliar
Sebelumnya, PT Industri Baterai Indonesia atau Industry Battery Corporation (IBC) menyepakati interim agreement dan akta pendirian perusahaan patungan (joint venture/JV) manufaktur sel baterai dengan CBL International Development Pte Ltd., unit bisnis CATL, perusahaan baterai kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia.
IBC dan CBL ingin mengembangkan proyek ini secara bertahap dengan total investasi USD 1,18 miliar dan mencapai total kapasitas produksi 15 GWh per tahun. Kapasitas ini cukup untuk memenuhi permintaan domestik dan global.
Penandatanganan perjanjian itu dilakukan di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, pada Rabu (16/10/2024). Acara ini disaksikan langsung Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
“Hari ini kami melaporkan bahwa JV 5 kami, proyek manufaktur battery cell, saat ini telah memasuki tahap awal dan berlokasi di Karawang, Jawa Barat," ujar Direktur Utama IBC Toto Nugroho.
Kerja sama ini merupakan upaya strategis IBC dalam mendorong program hilirisasi nikel dan pengembangan industri baterai terintegrasi serta dalam rangka mengembangkan rantai pasok baterai kendaraan listrik mulai dari hulu hingga ke hilir.
Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci baterai di pasar global. Dalam kerja sama ini, IBC yang merupakan perusahaan patungan dari PT ANTAM Tbk, PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero), terlibat dalam rantai nilai di segmen hilir antara lain manufaktur material baterai, manufaktur sel baterai, dan daur ulang baterai.
General Manager of International Business Manufacturing Operations of CATL Gordon An menyebutkan proyek pabrik baterai merupakan komponen kunci dalam membangun rantai dan ekosistem industri kendaraan listrik dan baterai listrik di Indonesia.
“CATL bersedia untuk secara aktif memanfaatkan kelebihan dalam inovasi teknologi dan manufaktur dan berharap dapat bekerja sama dengan mitra kami di Indonesia untuk mendukung pengembangan upaya elektrifikasi di Indonesia,” ujar Gordon.
Advertisement
Jadi Pemain Utama
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut IBC dapat menjadi pemain utama yang mampu mengundang investor dan mitra untuk masuk pada market/ industri baterai, yang lebih terdepan daripada global player lain pada industri baterai.
“Kita juga harus cepat, agile dan adaptif dalam mengeksekusi proyek ini. Kita harus mengamati perubahan teknologi yang muncul di bidang kendaraan listrik, sehingga kita dapat menjadi lebih kompetitif. Harapannya, pada tahun 2027 kita sudah bisa melihat hasil JV yang pada hari ini ditandatangani yaitu battery cell,” papar Kartika.
Dengan mempertimbangkan potensi cadangan nikel Indonesia, Project Dragon diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global baterai kendaraan listrik.