Pindad Siapkan Maung Versi Listrik, Ini Namanya

Pemerintah tidak hanya memprioritaskan investasi asing, tetapi juga berupaya mengembangkan kendaraan listrik nasional dengan bekerja sama bersama industri alutsista dalam negeri, seperti PT Pindad.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Feb 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 07:00 WIB
Mobil Maung buatan PT Pindad.
Mobil Maung diproduksi oleh PT Pindad.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang melakukan kajian mengenai pengembangan kendaraan listrik yang diproduksi di dalam negeri, dengan mempertimbangkan Maung yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pindad (persero_ sebagai mobil listrik nasional. Saat ini, PT Pindad sedang mempersiapkan Morino EV, sebuah kendaraan taktis ringan berbasis listrik yang dirancang untuk mendukung operasi dengan mobilitas tinggi. 

Usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan informasi bahwa Maung Pindad berpotensi menjadi mobil listrik nasional. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung industri otomotif lokal dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan.

 

"Kita kan sudah ada Maung Pindad, ini mungkin ada pengembangan berikutnya. Nanti kita akan bahas lebih lanjut," ungkapnya dikutip dari Antara, Jumat (9/1/2025).

Rapat tersebut membahas strategi untuk memperkuat investasi di sektor kendaraan listrik nasional dan dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Direktur Utama Pindad Sigit Puji Santoso, serta Guru Besar ITB Prof. Brian Yuliarto.

Diskusi ini bertujuan untuk mencari langkah-langkah konkret dalam mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Dorongan Menuju Kendaraan Listrik Nasional

Rosan menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya berfokus pada investasi dari luar negeri, tetapi juga berupaya untuk mengembangkan kendaraan listrik nasional melalui kerjasama dengan industri pertahanan dalam negeri, seperti PT Pindad. Dengan melakukan transformasi Maung menjadi kendaraan listrik, diharapkan transisi ke energi terbarukan dapat dipercepat, serta mendorong industri otomotif nasional untuk beralih ke teknologi yang lebih ramah lingkungan.

"Kita sudah berkomitmen menuju net zero emission 2060. Presiden Prabowo bahkan berharap bisa tercapai lebih cepat," tambahnya. Hal ini menunjukkan tekad pemerintah dalam mencapai target emisi yang lebih rendah dan berkelanjutan.

MORINO EV, Versi Listrik Maung

Saat ini, PT Pindad sedang mempersiapkan Morino EV, sebuah kendaraan taktis ringan berbasis listrik yang dirancang untuk mendukung operasi dengan mobilitas tinggi. Morino EV memiliki motor listrik dengan daya 160 HP/125 kW, mampu melaju hingga kecepatan 100 km/jam, serta dilengkapi dengan baterai berkapasitas 292 V (150.000 mAh) yang dapat menempuh jarak hingga 170 km dalam sekali pengisian.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin telah melakukan peninjauan terhadap pengembangan kendaraan listrik Maung versi 3 di PT Pindad. Model terbaru ini diperkirakan akan diluncurkan oleh Presiden dalam waktu dekat, menandai langkah penting dalam pengembangan kendaraan listrik nasional.

Dengan inisiatif ini, Maung berpotensi menjadi mobil listrik nasional yang tidak hanya memperkuat industri otomotif domestik, tetapi juga mendukung visi besar Indonesia dalam percepatan penggunaan energi hijau. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Maung Pindad Menjadi Kendaraan Resmi Menteri Prabowo, Produk Lokal Belum Pasti Terjual di Pasar.

Pindad
Maung, kendaraan taktis yang diproduksi oleh Pindad. (Foto: Pindad)... Selengkapnya

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menginstruksikan para menteri dalam Kabinet Merah Putih untuk menjadikan Maung Pindad sebagai kendaraan dinas. Namun, kebijakan ini dinilai tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap penggunaan produk dalam negeri di kalangan masyarakat luas.

Menurut Tauhid Ahmad, seorang ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), jumlah pengguna mobil Maung Garuda kemungkinan akan tetap rendah, terbatas hanya pada kalangan menteri dan pejabat. Di sisi lain, penjualan mobil nasional tercatat sekitar 1 juta unit setiap tahunnya.

"Kecuali Maung kemudian muncul jadi mobil nasional. Itu dikonsumsi di atas 5-10 persen oleh masyarakat, baru itu dampak ekonominya gede banget. Tapi kalau baru hanya menteri dan presiden, itu masih kecil value ekonominya," ungkap Tauhid dalam wawancaranya dengan Liputan6.com pada Rabu (30/10/2024). Ia menambahkan bahwa penggunaan Maung oleh Prabowo dan para menteri lainnya belum akan berdampak signifikan terhadap penggunaan produk dalam negeri.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa dampak yang lebih besar dapat terjadi jika Presiden Republik Indonesia mengeluarkan instruksi resmi agar produk-produk buatan dalam negeri dapat menjadi barang nasional. "Tetapi tadi, syaratnya barang kita yang lain juga harus berkualitas. Tapi kan kita belum tahu yang lain mana. Apakah produk elektronik, besi, baja, dan sebagainya," tambahnya.

Pertanyaan tentang harga.

Ia juga mencatat bahwa harga Maung Garuda masih dianggap tinggi bagi masyarakat umum. Dengan harga yang mencapai Rp 1,2 miliar, ia berpendapat bahwa konsumen akan mencari alternatif mobil yang lebih sesuai dengan anggaran mereka.

“Market akan melihat lebih realistis. Dia akan membandingkan dengan harga Rp 1,2 miliar, dengan produk yang berbeda akan bisa bersaing enggak. Kan masyarakat melihat ke situ,” ungkapnya. Ia juga menambahkan, “Kalau saya sebagai anak buah pak Prabowo ya pasti saya ikuti. Tapi kalau masyarakat kan dia tidak terganggu oleh itu. Dia preferensi konsumen yang berkuasa,” ujar Tauhid.

Walaupun demikian, Tauhid percaya bahwa instruksi Prabowo kepada para menterinya akan meningkatkan permintaan untuk Maung Garuda. Oleh sebab itu, ia mendorong PT Pindad (Persero) agar dapat memproduksi mobil yang sesuai dengan permintaan pasar.

“Jadi itu akan bertahap lah. Kita dorong, semangatnya saya kira positif. Tetapi kita dorong agar ada kendaraan-kendaraan komersil yang dibutuhkan masyarakat. Misalnya LCGC, city car, macam-macam. Memang masuk ke kebutuhan masyarakat. Itu baru dampaknya gede,” tuturnya. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan penjualan kendaraan tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya