Liputan6.com, Jakarta Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai kebijakakan penerapan asuransi wajib tanggung jawab hukum pihak ketiga (Third Party Liability / TPL) bagi pemilik kendaraan bermotor perlu didukung.
Hal itu guna meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi kendaraan, serta mendorong perubahan dalam pola transportasi di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Djoko menyatakan bahwa meskipun asuransi kendaraan menjadi pilihan yang cukup umum di kota-kota besar, karena tingginya risiko kecelakaan, masyarakat di daerah yang lebih terpencil cenderung tidak memprioritaskan asuransi.
Advertisement
"Saya sangat mendukung kebijakan ini. Asuransi kendaraan itu ada yang mau ada yang tidak, tapi kalau di kota mereka cenderung mengasuransikan. Karena resiko kecelakannya tinggi, tapi kalau jauh di kota itu gak terlalu," kata Djoko kepada Liputan6.com, Kamis (13/2/2025).
Industri Rental Loyo
Disisi lain, kata Djoko kendaraan bermotor rental biasanya cenderung diasuransikan karena faktor risiko yang lebih tinggi. Namun, dengan kondisi ekonomi yang sedang lesu, permintaan terhadap rental kendaraan pun diperkirakan akan menurun.
"Kemudian kendaraan bermotor rental biasanya mereka cenderung mengasuransikan. Karena kan risiko, tinggal sewa rentalnya dinaikkan. Tapi kondisi negara lagi gini daya beli lagi lesu, kan rental itu pasti menurun," ujarnya.
Â
Cabut Subsidi BBM untuk Tingkatkan Angkutan Umum
Lebih lanjut, Djoko menyoroti bagaimana kebijakan subsidi BBM yang tidak tepat sasaran menjadi masalah di Indonesia. Menurutnya, sekitar 93 persen dari subsidi BBM dinikmati oleh masyarakat yang mampu, sementara masyarakat berpendapatan rendah justru kurang merasakan manfaatnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar subsidi BBM ini dipertimbangkan untuk dihapus atau dikurangi, dan alokasi anggarannya dialihkan untuk memperbaiki sistem transportasi umum di Indonesia.
"Saat ini, warga Indonesia terlalu nyaman dengan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor. Berbeda dengan negara-negara seperti Vietnam, di mana penggunaan motor sudah berkurang, di Indonesia penggunaan motor terus meningkat. Selama angkutan umum tidak diperbaiki, kendaraan pribadi akan tetap tinggi," jelas Djoko.
Djoko juga menekankan pentingnya memperkuat asuransi kendaraan, khususnya sepeda motor, yang memiliki risiko kecelakaan tinggi. Kesadaran masyarakat terhadap keselamatan masih tergolong rendah, dan banyak yang tidak memperhitungkan potensi risiko kecelakaan saat menggunakan kendaraan bermotor.
Â
Advertisement
Tergantung Angkutan Umum
Dalam konteks ini, Djoko berharap bahwa kebijakan untuk mengalihkan subsidi BBM yang tidak tepat sasaran ke sektor transportasi umum dapat mendorong perubahan yang positif.
"Kalau asuransi diperkuat setelah angkutan umumnya bagus. Makannya uang subsidi BBM tadi dicabut dibuat untuk memperbagus angkutan umumnya," ujarnya.
Menurut Djoko, dengan angkutan umum yang lebih baik, masyarakat diharapkan akan beralih ke moda transportasi umum yang lebih aman dan efisien, yang pada gilirannya akan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
"Asuransi sepeda motor itu harusnya asuransinya tinggi, karena risiko kecelakannya besar. Masyarakat Indonesia masih kurang peduli dengan keselamatan. Kita tidak pernah memperhitungkan resiko," katanya.
Meski demikian, Djoko Setijowarno menekankan, penguatan asuransi kendaraan, serta perbaikan infrastruktur transportasi umum di Indonesia, sangat penting untuk meningkatkan keselamatan berkendara dan menciptakan sistem transportasi yang lebih berkelanjutan.