CEO EGA Abdulnasser Ibrahim: Indonesia Punya Potensi di Sektor Alumunium

EGA telah menyepakati kerja sama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) untuk memperluas smelter di utara Sumatera hingga 400.000 ton per tahun.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Feb 2025, 15:45 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2025, 15:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima CEO Emirate Global Alumunium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban pada Rabu, 12 Februari 2025. (Foto: ekon.go.id)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima CEO Emirate Global Alumunium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban pada Rabu, 12 Februari 2025. (Foto: ekon.go.id)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - CEO Emirate Global Alumunium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban menuturkan, Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu pemain utama di industri aluminium. Akan tetapi, perlu pembahasan lebih lanjut untuk memetakan proyek-proyek yang dapat dikerjasamakan.

Hal itu disampaikan CEO Emirate Global Alumunium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban saat bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di sela-sela acara the World Government Summit 2025 di Dubai pada Rabu, 12 Februari 2025.

Pertemuan ini membahas kelanjutan rencana kerja sama EGA untuk mendukung pengembangan produksi alumunium, melalui pengembangan smelter yang mengolah Bauksit di Indonesia.

"Indonesia adalah negara potensial di sektor alumunium, oleh karena itu perlu segera dilakukan feasibility study guna mengukur efisiensi produk alumunium Indonesia,” kata Abdulnasser, seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (13/2/2025).

Pada kesempatan ini CEO Abdulnasser juga menyatakan EGA telah menyepakati kerja sama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (INALUM) untuk memperluas smelter di utara Sumatera hingga 400.000 ton per tahun. Namun, proyek kerja sama tersebut belum terealisasi karena faktor tingginya biaya listrik dan pasokan listrik rendah karbon, yang digunakan untuk memproduksi alumunium hijau.

CEO Abdulnasser  juga menuturkan, EGA menggunakan solar panel sebagai sumber tenaga pengolahan alumunium dan berencana membangun pembangkit listrik bertenaga nuklir dengan kapasitas hingga 5 GW. Dengan kemampuan tersebut kerja sama dengan Indonesia dapat direalisasikan.

“Dengan kemampuan dan teknologi maju yang kami gunakan, dan potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia akan menghasilkan alumina terbaik dalam jumlah yang besar,” Abdulnasser menambahkan.

 

 

Dampak Ekonomi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima CEO Emirate Global Alumunium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban pada Rabu, 12 Februari 2025. (Foto: ekon.go.id)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima CEO Emirate Global Alumunium (EGA) Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban pada Rabu, 12 Februari 2025. (Foto: ekon.go.id)... Selengkapnya

Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga mengungkapkan akan berkoordinasi dengan Inalum untuk menindaklanjuti kerja sama yang sebelumnya sudah disepakati. Selain itu Menko Airlangga juga menyampaikan stakeholder terkait juga perlu dilibatkan untuk percepatan implementasi komitmen kerja sama.

"Kerja sama perlu dilakukan dengan pihak lain seperti PLN untuk mengembangkan tenaga listrik rendah karbon guna memenuhi pasokan listrik yang mencukupi untuk produksi alumunium,” kata Menko Airlangga

Menko Airlangga menegaskan, kerja sama ini harus memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia dan melibatkan sektor swasta di Indonesia.

“Perlu dipastikan bahwa kerja sama sektor Alumunium ini memiliki dampak ekonomi yang besar terutama dalam penciptaan lapangan kerja,” lanjut Menko Airlangga.

Mendampingi Menko Airlangga pada pertemuan tersebut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Persatuan Emirat Arab Husin Bagis.

 

Menko Airlangga Ingin Percepat Kerja Sama dan Eksplorasi Sektor Strategis Bersama Persatuan Emirat Arab

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)... Selengkapnya

Sebelumnya, Pemerintah terus berupaya memaksimalkan potensi energi yang dimiliki Indonesia dan memastikan kebutuhan energi masyarakat Indonesia selalu terpenuhi.

Kerja sama dengan negara-negara mitra juga dijalin, tidak hanya untuk menguatkan sektor energi, tetapi juga demi kesejahteraan masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Emirat Arab Suhail Mohamed Al Mazrouei di Gedung Ali Wardhana, Jakarta, Jumat, 31 Januari 2025. Kedatangan Menteri Suhail bertujuan untuk mendiskusikan potensi kerja sama strategis sektor energi antara kedua negara.

Menteri Suhail menyampaikan, Indonesia merupakan negara mitra yang strategis bagi Persatuan Emirat Arab. Dengan kesepakatan kerja sama ekonomi dalam kerangka Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-UAE CEPA), Menteri Suhail menekankan terdapat banyak sektor yang dapat dikerjasamakan kedua negara, salah satunya terkait pengembangan sektor energi.

Menteri Suhail juga mengusulkan agar kedua negara memiliki program unggulan (champion) sektor energi seperti pengembangan pembangkit listrik dengan kapasitas besar hingga 100GW dan pembangunan data center.

“Kita memerlukan task force untuk memastikan kerja sama sektor energi kedua negara dapat terimplementasi”, ungkap Menteri Suhail seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (1/2/2025).

Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan persetujuannya agar implementasi Persetujuan I-UAE CEPA dipercepat.

"Kita harus mempercepat implementasi kerja sama kita dan mulai mengeksplorasi sektor-sektor strategis salah satunya yakni Andaman Sea Project dan pembangunan data center di Pulau Batam atau Bintan,” ujar Menko Airlangga.

Sektor Energi

Sektor energi memang merupakan sektor yang menjadi perhatian antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab. Sebelumnya, terdapat kerja sama antar kedua negara yaitu pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Cirata, Provinsi Jawa Barat.

Pengembangan PLTS tersebut merupakan kerja sama antara PLN dan Masdar yang merupakan perusahan Persatuan Emirat Arab yang bergerak di bidang energi bersih. Saat ini energi sebesar 145MWp telah dihasilkan oleh PLTS Cirata.

Menteri Suhail menjelaskan rencana internalnya untuk menyusun proposal kerja sama komprehensif pengembangan hilirisasi bauksit dan gas. Pengembangan komoditi tersebut penting bagi industri terutama alumunium dan pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas besar.  

Pada akhir pertemuan, kedua Menteri sepakat untuk menindaklanjuti dan  mengimplementasikan I-UAE CEPA, mengeksplorasi sektor strategis serta  memastikan iklim bisnis yang baik bagi para pelaku usaha di kedua negara.

Turut hadir mendampingi Menko Airlangga pertemuan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Pambudi dan Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian Elen Setiadi.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya