Menko Pangan Zulkifli: Indonesia Bakal Bangun 20 Ribu Hektare Tambak Ikan pada 2025

Menko Pangan Zulkifli Hasan menuturkan, tambak-tambak itu akan dipakai untuk perikanan guna mendukung kecukupan pangan terutama pada sisi protein.

oleh Agustina Melani Diperbarui 08 Apr 2025, 15:35 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 15:35 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. (Foto: Liputan6.com/Arief RH)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan membangun 20 ribu hektare tambak di Pulau Jawa hingga akhir 2025.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan seperti dikutip dari Antara, Selasa (8/4/2025).

Ia menuturkan, tambak-tambak itu akan dipakai untuk perikanan guna mendukung kecukupan pangan terutama pada sisi protein.

"Untuk ikan, (lokasinya) banyak di Pulau Jawa. Tahun ini, enggak bisa kita sekaligus. Tahun ini 20 ribu, 20 ribu itu suatu pekerjaan yang cukup besar," ujar Zulhas di Jakarta, Selasa.

Menko Pangan mengkatan, pembangunan tambak seluas 20 ribu hektare tersebut akan menggunakan tambak-tambak lama yang sudah terbengkalai di sepanjang wilayah Pantai Utara Jawa (Pantura).

Dia menuturkan, terdapat 70 ribu hektare tambak yang tidak terpakai selama puluhan tahun. Tambak tersebut dulunya digunakan untuk budidaya udang windu.

"Ada 70 ribu hektare yang enggak dipergunakan lagi. Dulu udang windu, itu direvitalisasi untuk ikan," ujar dia.

Untuk wilayah di luar Pulau Jawa, Pemerintah akan membangun tambak-tambak untuk budidaya udang dan lainnya, khususnya perikanan tangkap.

Zulkifli Hasan mengatakan, Pemerintah juga akan membangun pabrik pakan untuk menjaga produksi ayam dan ikan. Pabrik pakan tersebut juga nantinya dapat menyerap jagung dari petani.

"Pemerintah juga akan ikut mengembangkan pakan. Pakan juga kalau pemerintah ikut bisa mengendalikan seperti Bulog, (harga) tidak hanya ditentukan oleh satu dua pihak, tapi nanti pakan itu ada kompetisi bersaing harganya," kata Zulkifli.

Tambak Ikan Pantura Butuh Dana Rp 78 Triliun, untuk Apa?

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono usai diperiksa KPK. (Tim Merdeka).
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono usai diperiksa KPK. (Tim Merdeka).... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan bahwa program Revitalisasi Tambak Pantai Utara Jawa (Pantura) akan segera dimulai pada tahun 2025.

Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan tambak yang kurang produktif di wilayah Pantura dengan total anggaran sebesar Rp78 triliun.

"Revitalisasi ini mencakup 78 ribu hektare tambak yang ditargetkan selesai pada tahun 2028. Total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp78 triliun," jelas Trenggono saat kunjungan kerja di Kampus Perikanan Universitas Diponegoro (Undip), Jepara, Jawa Tengah dikutip dari Antara, Jumat (25/12/2024).

Fokus Wilayah Revitalisasi

Program revitalisasi ini akan dilakukan di empat provinsi, mulai dari Banten hingga Jawa Timur, dengan fokus utama di wilayah Jawa Barat. Sebanyak 20 ribu hektare tambak di Jawa Barat berada di bawah pengelolaan kehutanan, yang diperkirakan akan mempermudah proses revitalisasi.

"Dari total 78 ribu hektare, 20 ribu hektare berada di Jawa Barat, yang merupakan area kehutanan. Hal ini akan lebih mudah untuk dilakukan revitalisasi," tambahnya.

Pendekatan Berbasis Pemetaan Wilayah

Proses revitalisasi akan dimulai dengan pemetaan rinci untuk menentukan potensi setiap kawasan. Pemetaan ini bertujuan untuk menyesuaikan tambak dengan jenis komoditas tertentu, seperti garam atau ikan bandeng.

Salah satu contoh adalah wilayah garam di Indramayu, di mana 3 ribu hektare tambak akan direvitalisasi dengan anggaran sekitar Rp500 miliar. "Pendekatan tematik akan diterapkan sesuai potensi wilayah, misalnya untuk garam atau budidaya bandeng saat tidak musim garam," jelas Sakti Wahyu Trenggono.

 

Komoditas Prioritas: Ikan Nila Salin

Revitalisasi tambak Pantura juga akan mengembangkan budidaya ikan nila salin, salah satu komoditas perikanan prioritas nasional.

Ikan ini memiliki nilai ekonomi tinggi dan mendukung kebutuhan pasar domestik serta ekspor, sejalan dengan program ketahanan pangan nasional.

"Kami memastikan program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tambak tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat pesisir," kata Trenggono.

Target Rampung 2028

Dengan pendekatan bertahap, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan revitalisasi ini selesai pada 2028.

Program ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi tambak yang selama ini tidak produktif, sekaligus memperkuat sektor perikanan dan kelautan di Indonesia.

Langkah strategis ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan, serta mendukung perekonomian masyarakat di kawasan Pantura.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya