Hasil Investigasi: Kebakaran Smelter Freeport Gresik Bukan Kelalaian Pekerja

Api kebakaran smelter Freeport Gresik pertama kali terdeteksi oleh teknisi listrik PT Chiyoda International Indonesia di WESP Stage 1C. Setelahnya, api membesar disertai ledakan, sehingga dilakukan pemadaman oleh Emergency Response Team (ERT).

oleh Arthur Gideon Diperbarui 19 Feb 2025, 15:10 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 15:10 WIB
Bos Freeport Rapat Bareng DPR
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (19/2/2020). DPR meminta Freeport menjelaskan perkembangan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas memastikan bahwa kebakaran smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, pada 14 Oktober 2024 bukan karena kelalaian atau kesalahan dari pekerja. Penyataan berdasarkan hasil investigasi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

“Bareskrim (Polri) menyatakan bahwa kejadian kebakaran tersebut adalah bukan karena kelalaian atau kealpaan atau kesalahan dari pekerja,” ujar Tony dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (19/2/2025).

Sayangnya, Tony tidak menjelaskan lebih lanjut ihwal penyebab dari kebakaran smelter tersebut. Kebakaran terjadi di area pabrik pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia, Gresik pada 14 Oktober 2024 pukul 17.45 WIB.

Api pertama kali terdeteksi oleh teknisi listrik PT Chiyoda International Indonesia di WESP Stage 1C. Setelahnya, api membesar disertai ledakan, sehingga dilakukan pemadaman oleh Emergency Response Team (ERT).

Pemadaman dilakukan dengan bantuan pihak eksternal hingga api padam total pada pukul 22.16 WIB.

“Api berhasil kami padamkan dalam waktu kira-kira 4 jam,” ujar Tony.

Akibatnya, seluruh komponen material WESP mengalami kerusakan berat dan tidak dapat dioperasikan.

Atas kejadian tersebut, sesuai kriteria yang ditetapkan pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik, kebakaran itu dikategorikan sebagai "Kejadian Berbahaya".

 

Upaya Perbaikan

Bakal Diresmikan Presiden Jokowi, Seperti Ini Penampakan Smelter Freeport Indonesia di Gresik
PT Smelting mampu memurnikan dan mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga menjadi 300.000 ton katoda tembaga setiap tahunnya. (Sumber foto: Corporate Communication PT Freeport Indonesia)... Selengkapnya

Berbagai upaya untuk memperbaiki smelter pun dilakukan oleh PTFI, meliputi demolition, pembelian peralatan untuk perbaikan, hingga persiapan konstruksi atau instalasi alat-alat.

“Sekarang tengah berlangsung di saat yang bersamaan, beberapa peralatan sudah ada yang selesai dipasang dan pertengahan Maret itu akan kita mulai testing, commissioning dari beberapa peralatan,” kata dia.

Lebih lanjut pada pekan lalu, Tony menyampaikan 3 Boeing 747 kargo yang memuat peralatan tiba di Surabaya.

“Peralatannya sekitar 30 ton lebih dan juga ada pesawat Antonov yang kami sewa juga untuk sudah tiba di Surabaya membawa peralatan,” kata Tony.

Tony menegaskan bahwa hal tersebut menunjukkan Freeport serius ingin memperbaiki smelter dengan segera.

“Agar cepat selesai. Kalau kita angkut naik kapal laut akan lama sekali, sehingga kita bawa peralatannya dengan menggunakan pesawat terbang,” kata dia.

 

Commissioning

Bakal Diresmikan Presiden Jokowi, Seperti Ini Penampakan Smelter Freeport Indonesia di Gresik
Foto udara memperlihatkan suasana smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE di Gresik, Jawa Timur. (Sumber foto: Corporate Communication PT Freeport Indonesia)... Selengkapnya

Tony menyampaikan Freeport berencana untuk menguji coba (testing) atau commissioning dan pre-commissioning dari fasilitas perbaikan tersebut.

Uji coba akan dimulai pada pertengahan Maret sampai dengan minggu ketiga bulan Juni.

“Jadi kami sangat yakin sekali kami bisa menyelesaikan semuanya di minggu ketiga bulan Juni dan mulai bisa ramp up produksi di minggu keempat bulan Juni sebesar dengan kapasitas masih 40 persen,” kata Tony.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya