Efisiensi dan Strategi Bisnis jadi Kunci E-Commerce Bertahan di Era Digital

Efisiensi dan strategi bisnis yang tepat menjadi faktor utama agar platform digital dapat bertahan sekaligus menjaga persaingan usaha yang sehat sebagaimana diatur dalam UU Antimonopoli.

oleh Septian Deny Diperbarui 19 Feb 2025, 22:01 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 22:00 WIB
Ilustrasi Belanja Online, e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online
Ilustrasi Belanja Online, e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Penutupan layanan penjualan produk fisik di salah satu platform e-commerce pada Januari 2025, merupakan respons terhadap persaingan ketat di sektor e-commerce Indonesia, terutama dengan semakin mendominasinya sejumlah platform e-commerce.

Keputusan penutupan layanan penjualan produk fisik ini mencerminkan dinamika dan tantangan dalam industri e-commerce Indonesia yang terus berkembang sekaligus menjadi sinyal peringatan bagi industri e-commerce di Indonesia bahwa persaingan di era digital semakin ketat.

Ketidakmampuan sebuah platform untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional dapat berujung pada tersingkirnya mereka dari persaingan. Dalam kondisi ini, efisiensi dan strategi bisnis yang tepat menjadi faktor utama agar platform digital dapat bertahan sekaligus menjaga persaingan usaha yang sehat sebagaimana diatur dalam UU Antimonopoli.

"Pemerintah, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), dan pelaku usaha e-commerce perlu duduk bersama untuk merumuskan kebijakan yang dapat mendukung inovasi dan integrasi layanan tanpa melanggar prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat," ujar Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda Rabu (19/2/2025).

Huda menegaskan bahwa di era digital, efisiensi operasional adalah kunci utama untuk mempertahankan daya saing.

"Perusahaan yang tidak mampu berinovasi dan meningkatkan efisiensi akan sulit bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Di sisi lain, otoritas perlu memastikan bahwa kebijakan dan penegakan hukum yang diterapkan tetap diarahkan untuk mendukung peningkatan efisiensi dan mencegah terjadinya monopoli atau persaingan usaha yang tidak sehat," tambahnya.

 

Ekosistem Digital dan Tantangan Regulasi

Ilustrasi belanja online di e-commerce. Foto; Freepik
Ilustrasi belanja online di e-commerce. Foto; Freepik... Selengkapnya

Huda juga menyoroti bagaimana ekosistem digital saat ini berkembang semakin kompleks. "Platform digital tidak hanya menawarkan layanan utama, tetapi juga mengembangkan ekosistem pendukung, seperti pembayaran digital, pembiayaan, dan layanan logistik internal. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing, efisiensi dan memberikan competitive advantage atau unique value kepada konsumen," paparnya.

Namun, ia mengingatkan bahwa strategi penguatan ekosistem digital ini harus tetap mengikuti regulasi yang berlaku. "Upaya efisiensi dapat dilakukan sepanjang tidak mengarah pada praktik diskriminasi atau praktik monopoli. Hal ini berpotensi melanggar UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat," tegasnya.

Huda pun mencontohkan platform dapat menerapkan strategi integrasi untuk meningkatkan efisiensi dengan tetap menjaga persaingan yang sehat. "Jika tidak diatur dengan baik, kondisi ini dapat mengarah pada praktik diskriminasi yang pada akhirnya merugikan konsumen dan pelaku usaha lain," imbuhnya.

 

Ekosistem Digital

e-Commerce
Ilustrasi e-Commerce / Freepik by rawpixel.com... Selengkapnya

Meskipun terdapat tantangan, Huda mengakui bahwa ekosistem digital yang terintegrasi juga membawa manfaat bagi masyarakat. "Teknologi digital telah meningkatkan inklusi keuangan, mempermudah akses ke layanan perbankan digital, serta mendorong literasi keuangan. Masyarakat kini lebih mudah menggunakan dompet digital, pinjaman online, hingga layanan investasi berbasis aplikasi," ujarnya.

Sebagai solusi, Huda mendorong adanya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem digital yang berkeadilan.

"Transparansi dan proporsionalitas dalam regulasi atau penegakan hukum dan pertimbangan yang kuat serta pemahaman yang mendalam tentang karakteristik industri oleh otoritas/regulator dapat menjadi langkah krusial yang perlu segera dilakukan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya