Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto melantik Pramono Anung-Rano Karno menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta periode 2025-2029. Pelantikan kepala daerah dilakukan di halaman belakang Istana Merdeka pada Kamis, 20 Februari 2025.
Usai dilantik, dalam 100 hari kerja, Gubernur Pramono mengungkapkan ada 40 program utama yang telah disinkronisasi oleh tim transisi bersama Pemprov DKI Jakarta. Salah satunya yaitu perubahan syarat PPSU dari lulusan SLTA menjadi SD.
PPSU adalah singkatan dari Penanganan Prasarana dan Sarana Umum. Petugas PPSU bekerja di tingkat Kelurahan untuk mempercepat lokasi/prasarana dan sarana/aset publik maupun daerah yang rusak, kotor, dan/atau mengganggu masyarakat. Petugas PPSU identik dengan seragamnya yang berwarna oranye.
Advertisement
Selain itu, menyempurnakan layanan dasar pendidikan termasuk Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), perluasan akses transportasi umum, peningkatan kenyamanan berjalan kaki di Jakarta, peningkatan layanan air bersih, serta peningkatan taman untuk ruang ekspresi, inspirasi dan interaksi warga.
"Tanggung jawab pemerintah Jakarta tidak boleh setengah-setengah. Dalam kesempatan ini saya juga mengusulkan segera melakukan groundbreaking Transit Oriented Development (TOD) Blok M secara menyeluruh, termasuk di dalamnya TOD Bundaran HI yang akan dikembangkan menjadi kawasan perekonomian. Selain itu ada pengembangan kota tua dan perubahan syarat PPSU dari lulusan SLTA menjadi SD. Karena yang kami butuhkan orang yang mau bekerja keras, bukan hanya yang ijazahnya tinggi," paparnya.
Persoalan Banjir
Selanjutnya untuk persoalan banjir, ia akan meneruskan program sumur resapan atau kanalisasi, dan pengerukan pada sungai-sungai yang mengalami pendangkalan. Kemudian, ia juga mengusulkan peresmian Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan oleh Presiden RI sebagai fasilitas pengolahan sampah terbesar di dunia.
Ia juga akan memantau persiapan di bulan ramadan dan Idulfitri, serta program di bidang olahraga dan pengembangan budaya Betawi.
"Kami juga menginginkan Jakarta mempunyai ikon identitas kebudayaan kedaerahan, seperti pada pintu gerbang pembatas antarkecamatan, antarkota yang dihiasi dengan ornamen Betawi. Saya kira, jika nanti Jakarta bukan lagi sebagai ibu kota negara, maka akan jadi ibu kota ASEAN. Karena memang ibu kota ASEAN ada di sini. Selama ini tidak pernah kita branding jadi ibu kota ASEAN," terangnya.
Advertisement
Apakah Jakarta Masih Ibu Kota Negara? Pramono Anung Buka Suara
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo bersama Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno menghadiri Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat. Dalam pidato perdananya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memaparkan visi dan program kerja selama lima tahun ke depan untuk memimpin Kota Jakarta.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam dan mengharapkan kerja sama yang baik antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan DPRD DKI Jakarta. Kalau Jakarta mau maju, maka kerja sama itu harus dilakukan dengan baik dan tulus bersama-sama," ujar Gubernur Pramono.
Lebih lanjut, Gubernur Pramono menuturkan, Jakarta saat ini memasuki fase baru. Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara dan UU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta telah mengamanatkan bahwa status sebagai ibu kota akan beralih dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Namun, ada klausul yang menyebutkan pemindahan ibu kota akan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
"Sampai hari ini belum ditandatangani. Kemarin Bapak Menteri Dalam Negeri dan Bapak Presiden menyatakan Jakarta masih menjadi ibu kota negara. Maka kita masih menggunakan Daerah Khusus Ibukota karena terminologinya seperti itu," ujarnya.
Ia mengatakan, sudah saatnya Jakarta sebagai kota global yang diatur dalam undang-undang tersebut tidak lagi bersaing di dalam negeri, melainkan dengan kota-kota global dunia, seperti New York, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, dan Hanoi. Ia berharap, pada 2045 mendatang Jakarta bisa menjadi Top Global 20 melalui kolaborasi antara eksekutif dan legislatif.
"Membangun Jakarta adalah melanjutkan kesinambungan kepemimpinan yang ada. Tidak boleh terputus-putus. Kebetulan hadir para gubernur sebelum saya, hal-hal yang baik dari Bang Yos, Bang Foke, Pak Ahok, dan Mas Anies akan saya lanjutkan. Kami akan melihat untuk kebaikan warga Jakarta," terangnya.
Jakarta jadi Kota Global
Ia melanjutkan, sesuai dengan visi Jakarta yang sudah dirumuskan dalam undang-undang, Jakarta akan menjadi kota global dan pusat perekonomian utama di Indonesia yang berkelanjutan.
Ia juga menyebut beberapa misi yang akan dilakukan, yaitu mewujudkan masyarakat megapolitan yang berdaya dan sejahtera, mewujudkan pusat ekonomi inovatif dengan pembangunan dan akses sumber daya yang merata, mewujudkan kota modern yang responsif untuk pelayanan publik yang optimal, mewujudkan ruang kota layak huni berketahanan dan berkelanjutan, serta mewujudkan konektivitas dan sinergi kegiatan ekonomi sosial dan budaya.
"Visi misinya pasti baik. Bagaimana dengan operasional pelaksanaannya di lapangan itulah yang akan menjadi pekerjaan kita bersama. Semua dilakukan demi membangun Kota Jakarta. Mari kita selesaikan agenda terpenting, yaitu menyelesaikan tantangan perkotaan dan perbaikan fundamental Jakarta, seperti akses penataan permukiman, masalah air bersih, masalah banjir, masalah polusi udara, masalah kemacetan, dan berbagai masalah lainnya. Inilah yang nantinya akan menjadi tugas kita bersama," jelasnya.
Advertisement
