Bank Emas Bisa Bikin Likuiditas Bank Melimpah

Dengan adanya Bank Emas, emas yang ada di bank dapat dijadikan underlying asset yang kemudian bisa dikembangkan menjadi berbagai bentuk instrumen finansial.

oleh Tira Santia Diperbarui 06 Mar 2025, 14:45 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2025, 14:45 WIB
Banner Infografis Bank Emas Resmi Diluncurkan Presiden Prabowo
Banner Infografis Bank Emas Resmi Diluncurkan Presiden Prabowo. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Ekonomi Indonesia dari Strategic and Economic Action Institution (ISEAI), Ronny P. Sasmita, menilai dengan adanya Bank Emas keuntungan yang dirasakan oleh Indonesia adalah kemampuannya untuk mengubah emas menjadi aset finansial yang dapat disekuritisasi.

"Plusnya bagi ekonomi akan bisa disekuritisasi. Bisa dirubah menjadi financial asset dengan underlying emas itu yang dipegang oleh bank itu nanti. Bank meng-create financial asset dalam berbagai macam bentuknya," kata Ronny kepada Liputan6.com, Kamis (6/3/2025).

Emas yang ada di bank dapat dijadikan underlying asset yang kemudian bisa dikembangkan menjadi berbagai bentuk instrumen finansial.

Instrumen-instrumen ini, seperti kredit atau pinjaman, dapat digunakan untuk mendanai pelaku usaha yang memerlukan modal.

Tingkatkan Likuiditas Bank

Menurutnya, proses ini bisa meningkatkan likuiditas dalam sektor perbankan serta pasar ekuitas, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, bagi masyarakat, bank emas menawarkan alternatif yang mirip dengan sistem pegadaian. Masyarakat yang memiliki emas bisa menguangkan emasnya tanpa harus menjualnya secara permanen.

Mereka bisa menebus emas tersebut dalam jangka waktu tertentu, dengan harga emas yang stabil dan kemungkinan mendapatkan uang yang lebih besar dibandingkan jika emasnya dijual di toko emas atau digadaikan.

"Dia bisa menguangkan emasnya tanpa harus menjualnya dalam jangka waktu tertentu karena bisa ditebus kembali. Sehingga masyarakatnya emasnya bisa dijual dengan harga yang jauh lebih stabil. Dengan feedback uang yang mungkin jauh lebih besar ketimbang jika digadai atau dijual ke toko dan lain-lain," ujarnya.

 

Promosi 1

Tantangan Ekonomi Makro

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)... Selengkapnya

Namun, meskipun bank emas menawarkan beberapa keuntungan di tingkat mikro, Ronny mengingatkan bahwa pengaruhnya terhadap perekonomian makro, khususnya terhadap stabilitas nilai tukar rupiah, masih dipertanyakan.

"Kalau ke ekonomi secara makro, ya saya nggak terlalu yakin akan berpengaruh positif terhadap rupiah ya. Terlalu besar karena kita tidak pernah meng-underline-kan emas sebagai basis dari rupiah," jelasnya.

Sebab emas tidak lagi menjadi dasar dari nilai mata uang, setelah sistem Bretton Woods berakhir dan dolar AS dilepaskan dari cadangan emas pada tahun 1971 oleh Presiden Amerika Richard Nixon.

Sejak saat itu, mata uang dunia, termasuk rupiah, tidak lagi berhubungan langsung dengan cadangan emas. Sebagai akibatnya, meskipun Indonesia mungkin bisa memperbanyak cadangan emas, hal ini tidak akan secara signifikan mempengaruhi nilai rupiah.

"Semua mata uang sekarang sudah dilepaskan dari emas sejak 1971 ketika dolar dilepaskan dari emas oleh Richard Nixon di Amerika. Jadi dolar tidak lagi berbasiskan emas, otomatis semua mata uang juga tidak berbasiskan emas. Karena zaman dulu semua mata uang berbasiskan patokannya ke dolar, dolar ber-underline-nya emas," jelasnya.

Ronny menjelaskan, mata uang kita sekarang lebih terkait dengan dolar AS, euro, atau komoditas lainnya seperti minyak. Dalam konteks ini, ia menjelaskan bahwa pengaruh emas terhadap stabilitas rupiah sangat terbatas, meskipun emas tetap dianggap sebagai "safe haven" atau tempat perlindungan nilai yang stabil.

"Jadi, percuma juga kita mencadangkan emas tidak akan terlalu berpengaruh terhadap rupiah karena bukan menjadi underline dari rupiah. Jadi rupiah itu pair-nya sekarang ke mata uang utama dunia yaitu ke dolar, ke minyak dunia bisa, ke euro dan sebagainya," katanya.

 

Peran Emas dalam Sistem Keuangan

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Meskipun tidak dapat menggantikan peran dolar atau mata uang utama lainnya dalam perekonomian global, emas tetap memiliki nilai strategis. Emas adalah salah satu "hard currency" yang bisa bertahan dalam jangka panjang tanpa tergerus oleh inflasi atau ketidakpastian ekonomi.

"Mungkin kita mempunyai hard currency dan safe haven. Karena emas ini termasuk kategori safe haven artinya bahwa emas ini nggak akan terlalu bersikot tergerus nilainya. Karena kurs mata uang, kelemahan mata uang dan lain-lain karena dia bersifat hard currency," ujar Ronny.

Oleh karena itu, meskipun tidak akan mengubah sistem nilai tukar rupiah secara drastis, cadangan emas yang lebih banyak tetap bisa memberikan manfaat dalam mengamankan aset negara dari fluktuasi mata uang dan krisis keuangan global.

"Emas itu dianggap safe haven dan dengan nilai yang lebih stabil. Sehingga kekayaan negara kalau dibasiskan pada emas akan sulit tergerus karena nilainya relatif stabil dan makan cenderung meningkat," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya