Cadev di Bawah US$ 100 Miliar, Wamenkeu Yakin RI Masih Aman

Kemenkeu menyatakan penurunan cadangan devisa yang dialami Indonesia terbilang aman dibandingkan negara-negara lain di dunia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Jul 2013, 19:45 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2013, 19:45 WIB
mahenda-siregar130527b.jpg
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mahendra Siregar tak mengkhawatirkan cadangan devisa (Cadev) Indonesia yang terus tergerus dari posisi US$ 105 miliar pada Mei 2013 menjadi US$ 98,1 di Juni 2013. Cadangan uang yang dimiliki Indonesia dianggap masih terbilang aman diantara negara-negara lain di dunia.

"Kalau itu saya melihatnya lebih ke ukuran psikologis. Tapi kalau melihat indikator objektif dari kebutuhan impor, pembayaran utang jangka pendek, publik maupun swasta relatif aman dibandingkan waktu lalu dan banyak negara," jelas dia di Jakarta, Selasa (9/7/2013).

Pemerintah, menurut Mahendra menanggapi positif langkah intervensi Bank Indonesia yang dianggap mampu menerapkan kebijakan yang mendahului perkiraan sehingga tak terkesan lamban.

"Terpenting adalah menjaga laju ekonomi makro, termasuk pengelolaan nilai tukar rupiah dan menentukan fundamental kesehatan ekonomi serta kesiapan pemerintah untuk merespon hal tersebut," imbuh dia.

Terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang masih melemah, Mahendra bilang, pelemahan yang terjadi lebih baik dibandingkan mata uang lain di negara Asia. Dia menilai, setelah mata uang Yuan, China, rupiah adalah mata uang lain yang perubahan kursnya relatif tidak terlalu tinggi. Sedangkan penurunan mata uang lainnya terhadap dolar AS lebih drastis.

"Tergantung BI apakah akan ada intervensi lagi, tapi yang jelas kami mendukung BI untuk mengambil langkah supaya tidak terjadi gejolak maupun ketidakpastian nilai tukar rupiah," tandas dia.

Dalam rangka meningkatkan cadev, salah satunya mendorong kinerja industri dan ekspor, peningkatan daya saing serta perbaikan iklim investasi.(Fik/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya