PLN Klaim Konsumsi BBM di Pembangkit Turun 400 Ribu Kl

Konsumsi BBM di pembangkit PLN mengalami penurunan sepanjang semester I 2013 sebesar 400 ribu kiloliter (kl) menjadi 3,6 juta kl.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Jul 2013, 10:08 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2013, 10:08 WIB
pln-130619b.jpg
PT PLN (Persero) mencatat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di pembangkit listrik perseroan turun 400 ribu kiloliter (kl) menjadi 3,6 juta kl pada semester I 2013. Turunnya pemakaian BBM didorong naiknya pemakaian gas di pembangkit PLN.

"Konsumsi BBM pada semester I 2012 sebesar 4 juta kl dan gas 180 triliun british thermal unit (tbtu). Sedangkan semester I 2013, konsumsi BBM sebanyak 3,6 juta kl dan gas 200,6 tbtu," kata Kepala Divisi Gas dan BBM PLN, Suryadi Mardjoeki, Senin (15/7/2013).

Pada tahun ini, PLN menargetkan konsumsi BBM di pembangkit sekitar 6,5 juta kl. Penurunan konsumsi BBM ini guna menekan biaya produksi listrik perseroan.

Turunnya pemakaian BBM disebabkan mulai beroperasinya sejumlah pembangkit non BBM milik PLN yang berada di Sulawesi Selatan, Lombok, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Riau dan Jakarta.

Sementara, konsumsi gas di pembangkit PLN ditargetkan meningkat menjadi 393,4 tbtu pada tahun ini. Kenaikan konsumsi gas di pembangkit PLN tersebut disebabkan masuknya pasokan gas dari terminal penerima dan regasifikasi terapung (FSRU) gas alam cair (LNG) di Teluk Jakarta ke pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Priok Blok 1 dan 2.

Selain itu, PLTGU Gresik Blok 2 juga memperoleh pasokan dari PT Kangean Energi Indonesia, pasokan gas ke PLTG Muara Tawar Blok 4 dari Pertamina, dan pasokan gas ke PLN Tarakan dari Pertamina EP.

Untuk konsumsi batu bara selama 2013 diperkirakan sebesar 46,4 juta ton. Peningkatan penggunakan gas dan batu bara tersebut diharapkan dapat menurunkan biaya pokok produksi perseroan. (Pew/Ndw)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya