Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menilai aksi penjarahan minyak di jalur pipa Tempino- Plaju Sumatera Selatan milik PT Pertamina EP telah mencoreng nama baik Indonesia di mata internasional.
"Negara rugi, pertamina rugi, moral bangsa rugi kemudian nama baik indonesia hancur seperti negara ini nggak bisa menjamin keamanan usaha,"jelas Dahlan saat ditemui usai menghadiri acara Mudik Gratis Bareng Jasa Raharja di Parkir Timur Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8/2013)
Menurut dia, aksi pencurian minyak ini baru bisa berhenti jika para pencuri diberikan pekerjaan lain yang lebih layak, sehingga tidak melakukan pencurian kembali.
"Jaringan ini harus punya pekerjaan lain,"ungkapnya.
Dahlan menjelaskan pencurian itu dilakukan karena para pelaku sudah memiliki jaringan yang kuat bahkan hingga ke jaringan konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap.
"Karena jaringan yang mencuri minyak ini sudah terlanjur punya jaringan, terlanjur punya alat transportasi, struktur sudah jadi samppai tingkat konsumen. Kalau misal besok dibuka, besok akan hidup lagi jaringan,"paparnya.
Karena alasan inilah yang menyebabkan pihak Pertamina EP akan menutup saluran minyak tersebut dalam jangka waktu lama yang belum bisa ditentukan.
Pencurian minyak mentah milik PT Pertamina EP di jalur pipa Tempino – Plaju Sumatera Selatan sudah lama terjadi. Minyak mentah ini sengaja dicuri dengan cara melubangi pipa dan menampung atau menyalurkannya pada tempat penampungan tertentu. Padahal jalur pengiriman minyak ini sudah dilakukan melalui pipa baru yang berdiameter 8 inci.
Sejak penghentian pengiriman pasok minyak mentah dari Pusat Penampungan Produksi (PPP) Tempino sejak tanggal 24 Juli 2013, telah menimbulkan kerugian negara selama tahun 2013 mencapai Rp 290 miliar dan mengancam terjadinya krisis BBM di wilayah SumSel akibat kilang kekurangan pasokan minyak mentah.
“Sepertinya pencurian ini sudah bersifat terstruktur, massif dan terorganisir. Ini namanya sabotase terhadap aset negara sehingga diperlukan langkah-langkah yang lebih progresif dan berani melawan mafia pencurian dan penadahnya yang melibatkan oknum masyarakat dan di-back up oleh oknum aparat” pungkap Manager Humas Pertamina EP Agus Amperianto. (Yas/Ndw)
"Negara rugi, pertamina rugi, moral bangsa rugi kemudian nama baik indonesia hancur seperti negara ini nggak bisa menjamin keamanan usaha,"jelas Dahlan saat ditemui usai menghadiri acara Mudik Gratis Bareng Jasa Raharja di Parkir Timur Stadion GBK, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8/2013)
Menurut dia, aksi pencurian minyak ini baru bisa berhenti jika para pencuri diberikan pekerjaan lain yang lebih layak, sehingga tidak melakukan pencurian kembali.
"Jaringan ini harus punya pekerjaan lain,"ungkapnya.
Dahlan menjelaskan pencurian itu dilakukan karena para pelaku sudah memiliki jaringan yang kuat bahkan hingga ke jaringan konsumen yang sudah menjadi pelanggan tetap.
"Karena jaringan yang mencuri minyak ini sudah terlanjur punya jaringan, terlanjur punya alat transportasi, struktur sudah jadi samppai tingkat konsumen. Kalau misal besok dibuka, besok akan hidup lagi jaringan,"paparnya.
Karena alasan inilah yang menyebabkan pihak Pertamina EP akan menutup saluran minyak tersebut dalam jangka waktu lama yang belum bisa ditentukan.
Pencurian minyak mentah milik PT Pertamina EP di jalur pipa Tempino – Plaju Sumatera Selatan sudah lama terjadi. Minyak mentah ini sengaja dicuri dengan cara melubangi pipa dan menampung atau menyalurkannya pada tempat penampungan tertentu. Padahal jalur pengiriman minyak ini sudah dilakukan melalui pipa baru yang berdiameter 8 inci.
Sejak penghentian pengiriman pasok minyak mentah dari Pusat Penampungan Produksi (PPP) Tempino sejak tanggal 24 Juli 2013, telah menimbulkan kerugian negara selama tahun 2013 mencapai Rp 290 miliar dan mengancam terjadinya krisis BBM di wilayah SumSel akibat kilang kekurangan pasokan minyak mentah.
“Sepertinya pencurian ini sudah bersifat terstruktur, massif dan terorganisir. Ini namanya sabotase terhadap aset negara sehingga diperlukan langkah-langkah yang lebih progresif dan berani melawan mafia pencurian dan penadahnya yang melibatkan oknum masyarakat dan di-back up oleh oknum aparat” pungkap Manager Humas Pertamina EP Agus Amperianto. (Yas/Ndw)