Siapa bilang cuma pelanggan rumah tangga yang sering mencuri listrik? Kalangan industri dan komersial juga gila-gilaan melakukan pencurian listrik.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji menuturkan pencurian listrik yang terjadi di Tanah Air paling banyak dilakukan pelanggan komersil PLN, salah satunya pemilik hotel.
"Industri dan komersil juga. Justru yang paling banyak di komersil, hotel misalnya," jelas Nur Pamudji saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Selasa (6/8/2013).
Dia menyebutkan, ada hotel yang sampai diboikot sama PLN gara-gara ketahuan mencuri listrik. Langkah boikot diambil karena setelah tindak kekerasan yang dilakukan manajemen hotel tersebut ke petugas PLN.
"Habis nyuri dia pakai kekerasan, petugas PLN dibacok, sampai hampir putus tangannya. Akhirnya di-blacklist, kami cabut listriknya, tidak dilayani PLN. Sampai-sampai orang PLN tidak boleh nginep di situ,"
Namun, lanjut dia, selang beberapa tahun manajemen hotel itu putus asa dan meminta sambungan listrik ke PLN. Pasalnya, setelah aliran listrik PLN dicabut, pengelola hotel harus memakai genset yang biaya operasionalnya jauh lebih mahal dari harga listrik yang dijual PLN.
"Ya kita ngomong, kalau minta sambungan, bikin iklan minta maaf. Akhirnya manajemen hotel diganti, manajemen kekerasannya hilang. Mereka bikin iklan minta maaf," terang dia.
Saat ditanya nama dan lokasi hotel berada, Nur Pamudji enggan menyebutkan identitas hotel itu. (Ndw)
Direktur Utama PLN Nur Pamudji menuturkan pencurian listrik yang terjadi di Tanah Air paling banyak dilakukan pelanggan komersil PLN, salah satunya pemilik hotel.
"Industri dan komersil juga. Justru yang paling banyak di komersil, hotel misalnya," jelas Nur Pamudji saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Selasa (6/8/2013).
Dia menyebutkan, ada hotel yang sampai diboikot sama PLN gara-gara ketahuan mencuri listrik. Langkah boikot diambil karena setelah tindak kekerasan yang dilakukan manajemen hotel tersebut ke petugas PLN.
"Habis nyuri dia pakai kekerasan, petugas PLN dibacok, sampai hampir putus tangannya. Akhirnya di-blacklist, kami cabut listriknya, tidak dilayani PLN. Sampai-sampai orang PLN tidak boleh nginep di situ,"
Namun, lanjut dia, selang beberapa tahun manajemen hotel itu putus asa dan meminta sambungan listrik ke PLN. Pasalnya, setelah aliran listrik PLN dicabut, pengelola hotel harus memakai genset yang biaya operasionalnya jauh lebih mahal dari harga listrik yang dijual PLN.
"Ya kita ngomong, kalau minta sambungan, bikin iklan minta maaf. Akhirnya manajemen hotel diganti, manajemen kekerasannya hilang. Mereka bikin iklan minta maaf," terang dia.
Saat ditanya nama dan lokasi hotel berada, Nur Pamudji enggan menyebutkan identitas hotel itu. (Ndw)