Hadiri G20, Presiden Perjuangkan Nasib RI Akibat Kebijakan AS

Presiden SBY dijadwalkan akan menghadiri pertemuan penting G20 pada 5-6 September 2013 di Saint Petersburg, Rusia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Sep 2013, 09:55 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2013, 09:55 WIB
ek-sbysssko-130816b.jpg
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan menghadiri pertemuan penting G20 pada 5-6 September 2013 di Saint Petersburg, Rusia.

Rencananya, konferensi tingkat tinggi ini bakal dihadiri para kepala pemerintahan negara-negara yang tergabung di G20.

"Dalam pertemuan tersebut, Indonesia akan membahas masalah dampak dari penarikan likuiditas (Quantitative Easing/QE) bagi seluruh emerging market, termasuk negara ini," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri di Jakarta, Senin (2/9/2013).

Dia mengatakan, pemerintah akan menekankan pentingnya koordinasi dan mencari solusi atas persoalan tersebut.

"Bagaimana transisinya, apa yang bisa dilakukan antara negara maju dan berkembang karena dampak QE bukan saja terjadi di tanah air tapi juga India, dan lainnya," papar dia.
 
Imbas QE, menurut Chatib mengakibatkan pelemahan pertumbuhan ekonomi negara berkembang serta lainnya. Sehingga perlu ada peran serta dari negara-negara maju untuk membantu mengatasi permasalahan itu.

"Seluruh negara kena efek QE, jadi negara maju harus melihat imbas ini," pungkasnya.

KTT G20 ini merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya antara Menteri Keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20.

Dari beberapa bulir yang dihasilkan dalam event penting tersebut, salah satunya adalah menyepakati pembahasan IMF quota review ke-15 dalam upaya meningkatkan kapasitas lembaga tersebut menjalankan fungsi surveillance global.

Termasuk juga peningkatan kerja sama dengan lembaga regional seperti ASEAN + 3 Macroeconomic Research Office (AMRO) dan European Stability Mechanism (ESM). (Fik/Nur)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya