Stimulus AS Dicabut, BI Rate Bisa Naik Lagi

BI rate dianggap harus naik agar investor kembali menginvestasikan dananya di Indonesia.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 16 Sep 2013, 20:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2013, 20:00 WIB
bank-indonesia-rate130712b.jpg
Meski sudah naik 150 basis poin, bukan jaminan tingkat suku bunga acuan BI rate akan tetap bertahan di level 7%. Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk, A Prasetyantoko memperkirakan Bank Indonesia (BI) mau tak mau harus menaikkan kembali BI Rate jika The Federal Reserves memutuskan mengurangi program stimulusnya.

Dari perhitungan Prasetyantoko, BI kemungkinan bakal menaikan BI rate ke level 7,5-8% sampai akhir tahun ini.

Prasetyantoko yang ditemui di gedung BEI, Jakarta, Senin (16/9/2013) mengatakan kenaikan BI Rate dilakukan untuk menarik kembali dana asing ke tanah air. Usai pengurangan stimulus The Fed, aliran dana asing bisa saja kembali ke Indonesia.

"Kalau BI Rate dinaikkan, maka Rupiah kembali menguat. Mungkin tidak sebanyak yang sudah terjadi. Tetapi mereka (investor) akan kembali disaat yield-nya itu tinggi," tegasnya.

Nilai tukar rupiah pada akhir tahun ini diprediksi bakal menembus level 11.000 per dolar As. Meski penguatan nilai tukar rupiah ini masih akan dibayangi defisit neraca berjalan yang masih tinggi.

"Investor diperkirakan akan kembali lagi, setelah tappering off itu selesai," ujarnya. (Dis/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya