Margin Besar, Pengembang Lebih Suka Bangun Rumah Mewah

Pengembang lebih memilih memasarkan rumah mewah karena didorong marjin keuntungan lebih besar.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 28 Nov 2013, 19:34 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2013, 19:34 WIB
kredit-properti-131126b.jpg
Pengembang (developer) lebih memilih membangun proyek perumahan yang harganya mencapai miliaran rupiah. Hal itu karena marjin keuntungan yang didapat lebih besar.

Wakil Presiden Direktur PT Kawasan Industri Jababeka Tbk, Tanto Kurniawan mengatakan, perseroan lebih fokus untuk rumah mewah yang pemasarannya untuk masyarakat menengah atas. Biasanya rumah itu digunakan sebagai investasi.

"Pembeli rumah mewah ini banyak untuk investasi tapi bukan untuk ditinggalkan. Namun rumah mewah ini hanya bisa didapat oleh seseorang yang punya gaji puluhan juta untuk bisa mencicil," ujar Tanto, ketika ditemui dalam acara seminar prospek Pembiayaan Properti Setelah Bank Dilarang Membiayai KPR Inden di Royal Kuningan Hotel Jakarta, Kamis (28/11/2013).

Menurut Tanto, pembangunan rumah untuk segmen bawah biayanya lebih tinggi. Selain itu, penjualannya sesuai ketentuan pasar. Oleh karena itu, margin lebih kecil.

Sementara, penjualan perumahan mewah lebih banyak menghasilkan marjin besar sehingga pengembang lebih memilih pembangunan rumah mewah.

Tanto menjelaskan, ada yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah yaitu membangun rumah murah harus dengan volume yang besar, sehingga keuntungan yang didapatkan juga lebih besar dan tidak bisa dipungkiri penghasilan yang didapatkan.

"Kalau rumah murah dengan jumlah banyak, maka secara total yang didapatkan bisa besar, jadi kita tidak  mengalami kerugian," tegasnya. (Dis/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya