Ramai-ramai Bangun Gedung Tertinggi, Prestise atau Kebutuhan?

Sejumlah perusahaan dan grup usaha nasional ramai-ramai berencana membangun gedung dan menara tertinggi di Indonesia.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Des 2013, 15:06 WIB
Diterbitkan 11 Des 2013, 15:06 WIB
ramai-tower-131211b.jpg
Sejumlah perusahaan dan grup usaha nasional ramai-ramai berencana membangun gedung dan menara tertinggi di Indonesia yang selesai dalam beberapa tahun ke depan.

Sebutlah PT Pertamina (persero) yang siap membangun Pertamina Tower Energy dan Grup Astra yang ingin memiliki Menara Astra. Sebenarnya fenomena apa yang ada di balik pembangunan gedung dan tower tertinggi  di Indonesia tersebut?.

Kepala Departemen Riset Sektor Perkantoran Konsultan Properti Cushman & Wakefield Nurdin Setyawan menilai rencana pembangunan gedung tersebut memiliki dua tujuan.

Pertama dipastikan terkait keinginan perusahaan atau grup usaha memiliki gedung operasional mengingat kebutuhan ruang perkantoran yang terus meningkat setiap tahun.

"Berdasarkan pertumbuhan market yang selalu kita pantau, kebutuhan kantor di Jakarta naik walau sempat melambat ketika krisis di 2009, namun sekarang pertumbuhannya cukup pesat," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (11/12/2013).

Apalagi, lanjut dia, kebutuhan perkantoran ini berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi global maupun nasional. Indonesia sendiri diprediksi akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat dalam beberapa tahun ke depan.

Saat ini saja, kata dia, pertumbuhan perkantoran di Indonesia menjadi salah satu yang terpesat di Asia Pasifik, baik dari sisi harga maupun jumlah.

Hal ini, menurut dia, yang bisa diprediksi perusahaan besar. Mereka memutuskan membangun gedung perkantoran untuk memudahkan operasional bisnisnya terus berjalan lancar dalam satu lokasi dalam beberapa tahun mendatang.

Di sisi lain, kebutuhan ini membuka peluang bagi perusahaan menjadikan gedung yang dibangun tersebut sebagai ciri khas atau ikon tidak hanya bagi merek perusahaan tapi negaranya.

Gendung berbentuk tower atau menjulang ke atas pun menjadi pilihan dengan keterbatasan lahan di Jakarta. "Sisi ekonomi bisa sejalan dengan desain dan kualitas gedung sendiri. Jadi hal yang samngat lumrah ke depan akan banyak gedung tinggi," jelas dia.

Seperti diketahui, Pertamina Energi Tower hanyalah satu dari beberapa ide besar menara tertinggi Indonesia yang tengah dipersiapkan.

Dari penelusuran Liputan6.com, sedikitnya terdapat 5 mimpi besar menara pencakar langit yang pernah mengemuka ke publik antara lain BUMN Tower, Signature Tower, Telkom Tower.

Wacana gedung tertinggi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini lahir pertama kali pada awal 2011. Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 1 triliun.

Sementara Signature Tower, merupakan ide pengusaha nasional Tommy Winata. Lewat PT Danayasa Arthatama Tbk, pemilik kelompok bisnis Artha ini berencana membangun proyek pretisius setinggi 111 lantai.

Gedung bernama Signature Tower ini rencananya akan dibangun di areal seluas 45 hektare di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD).

Kemudian Telkom Tower rencananya akan dibangun PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) setinggi 40-50 lantai. Bernama Telkom Tower, perusahaan pelat merah ini harus merogoh anggaran hingga Rp 1 triliun.

Sedangkan Astra Tower, rencananya dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektare dengan kebutuhan investasi bakal mencapai Rp 7 triliun. Proyek besar ini diperkirakan selesai 4 tahun.

Paling anyar, Pertamina Tower. Gedung ini direncanakan dibangun setinggi 530 meter di kawasan Rasuna, Kuningan, Jakarta. Sebagai tahap awal, Pertamina bakal menggunakan anggaran Rp 200 miliar untuk membangun gedung penunjang. (Nrm)

Baca juga:

Baca Juga:

5 Mimpi Gedung Pencakar Langit di Indonesia

Pertamina Energi Tower Kalahkan Tinggi Menara Kembar Petronas

Pertamina Sewa Konsultan Langganan Gedung Gedung Tertinggi Dunia

Menara Astra di Sudirman Jakarta Mulai Dibangun 2014








Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya