56 Juta Ton Batubara Ditambang Ilegal

Setiap tahun Indonesia mengalami kebocoran produksi penambangan batubara yang berlangsung secara ilegal hingga 56 juta ton.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Des 2013, 18:01 WIB
Diterbitkan 30 Des 2013, 18:01 WIB
bisnis-batu-bara-130911c.jpg
Setiap tahun Indonesia mengalami kebocoran produksi penambangan batubara yang berlangsung secara ilegal hingga 56 juta ton. Keberadaan penambangan batubara ilegal tersebut terjadi akibat renggangnya pengawasan pemerintah.

"Yang tidak terdeteksi oleh pemerintah itu sebanyak 56 juta ton oleh ilegal mining. Yang ilegal ini tidak pernah terdeteksi pemerintah," ujar Deputi Chairman Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Herman Kasih saat Diskusi Akhir Tahun Seputar Permasalahan Industri Tambang di Jakarta, Senin (30/12/2013).

Padahal, menurut dia, bila target produksi batubara pada tahun ini yang versi pemerintah sebesar 392 juta ton bisa lebih besar hingga 400 juta ton bila penambangan ilegal bisa teratasi.

Khusus target produksi tahun depan, Herman memperkirakan produksi batubara akan meningkat sebesar 20% dibanding tahun ini.

Demikian pula permintaan batubara Indonesia akan meningkat seiring kenaikan kebutuhan di beberapa negara. Sebagai contoh di Jepang yang akan menutup 45 pembangkit listrik tenaga nuklir dan akan dialihkan pada pembangkit listrik tenaga uap. Hal ini diprediksi akan mendorong kenaikan permintaan batubara dunia.

Hal yang sama juga terjadi di China dimana negara tersebut tengah gencar mengkampanyekan gerakan hijau (go green).

"China lagi mendegungkan go green, tetapi mereka banyak mengimpor batubara dari kita. Impor mereka akan meningkat yang dari kita karena mereka akan menutup pembangkit mereka yang tidak ramah lingkungan," tandasnya.

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Baca juga:

95% Perusahaan Tambang Terancam Gulung Tikar

Penerimaan Kementerian ESDM 2013 Meleset dari Target

RI Kembali Gagal Capai Target Produksi Minyak

Lelang Blok Migas Sepi Peminat, Ini Jawaban Dirjen Migas

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya