Perusahaan transportasi darat milik pemerintah Perum Damri mengaku diminta mengoperasikan armada oleh pemerintah Timor Leste di negaranya.
Direktur Utama Perum Damri Agus S Subrata mengaku pihaknya sudah menindaklanjuti permintaan tersebut dengan menyambangi Timor Leste pada November 2013 untuk melakukan studi kelayakan.
"Dari Duta Besar sana katanya mereka yang mau ke sini, tapi sampai sekarang belum juga datang," kata Agus saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Studi kelayakan yang rencananya akan disampaikan Pemerintah Timor Leste yaitu mengenai potensi permintaan di negaranya mengenai sistem karyawan, penggajian dan perizinan.
"Idealnya kita full operation di sana, masalah kita harus pakai staf lokal ya tidak apa-apa, tapi pengamanan investasi kita harus lakukan hati-hati," tegas Agus.
Dia mengaku sebenarnya sudah mempersiapkan setidaknya 20 hingga 25 bus untuk melayani 10 trayek pada tahun 2013 menuju Ibu Kota Dili.
Namun mengingat hingga saat ini belum ada keputusan, Agus mengaku telah mempersiapkan Makasar sebagai kota alternatif untuk mengoperasikan bus yang sudah diinvestasikan pada 2013.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta Damri untuk segera merealisasikan rencana tersebut meskipun belum pernah ada perjanjian antara kedua negara mengenai pengadaan transportasi darat.
"Untuk itu saya minta Damri untuk segera merealisasikan itu secara bisnis to bisnis, jadi tidak usah memikirkan soal kerjasama antar negara itu," kata Dahlan. (Yas/Nrm)
Baca juga:
Daftar Tarif Bus Damri dari Bandara Halim Perdanakusuma
Kurang Layak, Damri Kota Bandung Kurang Diminati
Direktur Utama Perum Damri Agus S Subrata mengaku pihaknya sudah menindaklanjuti permintaan tersebut dengan menyambangi Timor Leste pada November 2013 untuk melakukan studi kelayakan.
"Dari Duta Besar sana katanya mereka yang mau ke sini, tapi sampai sekarang belum juga datang," kata Agus saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Studi kelayakan yang rencananya akan disampaikan Pemerintah Timor Leste yaitu mengenai potensi permintaan di negaranya mengenai sistem karyawan, penggajian dan perizinan.
"Idealnya kita full operation di sana, masalah kita harus pakai staf lokal ya tidak apa-apa, tapi pengamanan investasi kita harus lakukan hati-hati," tegas Agus.
Dia mengaku sebenarnya sudah mempersiapkan setidaknya 20 hingga 25 bus untuk melayani 10 trayek pada tahun 2013 menuju Ibu Kota Dili.
Namun mengingat hingga saat ini belum ada keputusan, Agus mengaku telah mempersiapkan Makasar sebagai kota alternatif untuk mengoperasikan bus yang sudah diinvestasikan pada 2013.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta Damri untuk segera merealisasikan rencana tersebut meskipun belum pernah ada perjanjian antara kedua negara mengenai pengadaan transportasi darat.
"Untuk itu saya minta Damri untuk segera merealisasikan itu secara bisnis to bisnis, jadi tidak usah memikirkan soal kerjasama antar negara itu," kata Dahlan. (Yas/Nrm)
Baca juga:
Daftar Tarif Bus Damri dari Bandara Halim Perdanakusuma
Kurang Layak, Damri Kota Bandung Kurang Diminati